8 Penyakit Ini Rawan Terjadi saat Memasuki Musim Hujan, Waspadalah!

Apalagi jika sampai terjadi banjir

Musim hujan membuat tubuh sering menjadi tidak fit dan menjadikan kita mudah sakit. Masalah bisa bertambah kalau tempat tinggal kamu rawan banjir, karena bertambah lagi ancaman penyakit.

Menurut penelitian, saat musim hujan, beberapa penyakit bisa berkembang lebih banyak dan menyebar lewat perantara air (Materials Today: Proceedings, 2021).

Sebagai contoh adalah penyakit yang bisa menular dari patogen dalam tinja. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui apa saja penyakit yang mengancam kala musim hujan.

1. Disentri

Sekilas disentri mirip diare karena gejalanya yang serupa, yaitu tinja yang encer akibat infeksi saluran pencernaan. Akan tetapi, dalam kondisi parah, demam tinggi besar terjadi hingga tinja berdarah.

Ada dua macam disentri, yaitu disentri akibat bakteri atau disentri basiler dan disentri akibat ameba. Gejala bisa muncul 1–3 hari setelah seseorang terinfeksi. Pada beberapa orang, gejala mungkin butuh lebih lama untuk muncul, sementara beberapa orang lainnya tidak mengalami gejala.

Mengutip WebMD, setiap jenis disentri memiliki gejala yang sedikit berbeda. Gejala disentri basiler di antaranya:

  • Diare disertai kram perut.
  • Demam.
  • Mual dan muntah.
  • Darah atau lendir di tinja.

Disentri ameba biasanya tidak menyebabkan gejala. Namun, bila ada gejala, penderita akan mengalaminya 2-4 minggu setelah terinfeksi, seperti:

  • Mual.
  • Diare.
  • Kram perut.
  • Penurunan berat badan.
  • Demam.

Walaupun jarang, tetapi disentri ameba juga bisa mengakibatkan masalah yang lebih serius, seperti abses hati, yaitu penumpukan nanah di organ hati. Gejalanya termasuk:

  • Mual dan muntah.
  • Demam.
  • Nyeri di perut atas bagian kanan.
  • Penurunan berat badan.
  • Pembengkakan pada hati.

Segera periksa ke dokter bila kamu mengalami diare, kram perut, dan gejala parah lainnya, atau bila gejala tidak membaik dalam seminggu. 

2. Arsenicosis

8 Penyakit Ini Rawan Terjadi saat Memasuki Musim Hujan, Waspadalah!ilustrasi racun arsenik (organics.org)

Bagi orang-orang yang tinggal di area industri dan pabrik, ada risiko keracunan limbah pabrik saat musim hujan yang menyebabkan banjir. Salah satu limbah yang mengancam adalah arsenik.

Keracunan arsenik atau arsenicosis bisa terjadi jika tubuh sudah terlalu banyak terpapar arsenik. Ini merupakan penyakit kronis akibat minum air dengan kadar arsenik tinggi dalam jangka waktu lama (misalnya 5 hingga 20 tahun). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas 0,01 mg/l arsenik dalam air minum.

Gejalanya antara lain:

  • Kulit merah atau bengkak.
  • Perubahan pada kulit, seperti muncul kutil atau lesi.
  • Sakit perut.
  • Mual dan muntah.
  • Diare.
  • Irama jantung abnormal.
  • Kram otot.
  • Kesemutan pada jari tangan dan kaki.

Paparan arsenik jangka panjang bisa menyebabkan gejala yang lebih parah. Segera cari pertolongan medis bila mengalami gejala berikut ini bila curiga terpapar arsenik:

  • Kulit menggelap.
  • Sakit tenggorokan konstan.
  • Masalah pencernaan yang persisten.

Gejala jangka panjang cenderung muncul pada kulit terlebih dulu, dan bisa muncul dalam 5 tahun paparan. Keracunan arsenik ekstrem dapat menyebabkan kematian.

3. Polio

Di daerah endemis, kasus polio terjadi baik secara sporadis maupun epidemik. Di daerah beriklim sedang, peningkatan kasus terjadi selama akhir musim panas dan musim gugur; di negara-negara tropis, peningkatan yang tidak terlalu mencolok dapat terjadi sebagai puncak musiman di musim hujan.

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), polio atau poliomielitis adalah penyakit mengancam jiwa yang disebabkan oleh virus polio. Virus menyebar dari orang ke orang dan dapat menginfeksi sumsum tulang belakang, menyebabkan kelumpuhan.

Polio menyebar ketika tinja orang yang terinfeksi masuk ke mulut orang lain lewat air atau makanan yang terkontaminasi (penularan fekal-oral). Penularan oral-oral melalui air liur orang yang terinfeksi juga bisa terjadi pada sejumlah kasus.

Sekitar 90 persen orang yang terinfeksi dengan virus polio tidak menunjukkan gejala penyakit atau hanya gejala ringan. Bila gejala muncul, biasanya terjadi sekitar 7 hingga 10 hari setelah terpapar virus. Namun, gejala bisa muncul hingga 35 hari.

Gejala awal polio mirip flu dan bisa berlangsung selama 2 hingga 10 hari, yaitu:

  • Kelelahan.
  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Leher kaku.
  • Nyeri di tangan dan kaki.
  • Muntah.

Sementara kebanyakan orang bisa pulih total dari polio, tetapi penyakit ini bisa menyebabkan masalah serius. Masalah ini bisa berkembang dengan cepat (beberapa jam setelah infeksi) dan dapat meliputi:

  • Mati rasa, perasaan seperti ditusuk jarum atau kesemutan di tangan dan kaki.
  • Kelumpuhan di kaki, lengan, dan torso.
  • Masalah dalam bernapas karena kelumpuhan otot di paru-paru.
  • Kematian ketika otot yang digunakan untuk bernapas lumpuh.

4. Trakom

8 Penyakit Ini Rawan Terjadi saat Memasuki Musim Hujan, Waspadalah!ilustrasi pengidap trakoma (who.int)

Trachoma atau trakom adalah penyebab infeksi utama kebutaan di seluruh dunia. Penyakit mata ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, dan mudah menyebar melalui kontak pribadi langsung, berbagi handuk dan pakaian, dan lewat lalat yang pernah berkontak dengan mata atau hidung orang yang terinfeksi.

Tanda dan gejalanya biasanya dimulai dalam 5 hingga 12 hari setelah infeksi dan mungkin meliputi:

  • Iritasi mata, kemerahan dan keluarnya cairan (konjungtivitis).
  • Pembengkakan kelopak mata.
  • Peradangan di dalam kelopak mata atas dan folikel limfoid (benjolan yang disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh).
  • Jaringan parut dan distorsi kelopak mata atas berkembang dari waktu ke waktu dari episode reinfeksi berulang.
  • Perkembangan bulu mata tumbuh ke dalam. Bulu mata yang tumbuh ke dalam dapat menyebabkan gesekan pada mata, terutama pada kornea, sehingga kornea mengalami iritasi dan luka.
  • Pertumbuhan abnormal pembuluh darah kornea.
  • Jaringan parut kornea (selaput transparan yang menutupi permukaan mata).

Baca Juga: 9 Penyakit Menular yang Bisa Fatal di Masa Kini, Hati-hati!

5. Tifus

Salah satu penyakit yang angka kejadiannya meningkat saat musim hujan adalah demam tifoid atau tifus. Infeksinya disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.

Mengutip Healthline, bakteri S. typhi hanya hidup pada manusia dan menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Akibatnya, tifus lebih sering terjadi di daerah yang tidak memiliki sistem sanitasi yang memadai.

Orang dengan tifus dapat menularkan bakteri S. typhi dalam tinja dan urine mereka. Selain itu, beberapa orang dapat membawa bakteri di kantong empedu mereka dan membuangnya di tinja mereka setidaknya selama satu tahun. Orang-orang ini disebut carrier kronis dan beberapa tidak memiliki riwayat klinis penyakit.

Kamu bisa terkena tifus lewat konsumsi makanan atau air minum yang terkontaminasi tinja. Hal ini sering terjadi karena seseorang tidak mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi. Kamu juga bisa tertular melalui kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi.

Gejala demam tifoid meliputi:

  • Demam tinggi.
  • Sakit perut.
  • Kelemahan.
  • Sakit kepala.

Beberapa orang mungkin mengembangkan ruam dan diare atau konstipasi.

6. Kolera

8 Penyakit Ini Rawan Terjadi saat Memasuki Musim Hujan, Waspadalah!ilustrasi kolera (aa.com.tr)

Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi usus akibat bakteri toksigenik Vibrio cholerae serogrup O1 atau O139. Diperkirakan 2,9 juta kasus dan 95.000 kematian terjadi setiap tahun di seluruh dunia.

Infeksi sering kali ringan atau tanpa gejala, tetapi bisa parah. Sekitar 1 dari 10 orang yang terkena kolera akan mengalami gejala yang parah seperti diare berair, muntah, dan kram kaki. Pada orang-orang ini, kehilangan cairan tubuh yang cepat menyebabkan dehidrasi dan syok. Tanpa pengobatan, kematian dapat terjadi dalam beberapa jam.

Kolera bisa berakibat fatal dan biasanya menginfeksi orang yang cenderung membeli makanan dari luar atau makanan yang tidak higienis selama musim hujan. Kolera disebabkan oleh jenis bakteri tertentu yang biasanya tumbuh subur di air kotor atau terkontaminasi, serta makanan yang disiapkan di dalamnya.

Seorang anak dapat dengan cepat diidentifikasi menderita kolera jika dia mulai mengalami serangan diare berulang dan dehidrasi tubuh yang cepat. Vaksinasi adalah garis pertahanan pertama.

7. Diare

Dilansir National Health Portal, diare musiman biasanya terjadi menjelang akhir musim panas dan awal musim hujan. Pada musim panas, diare lebih sering disebabkan oleh bakteri, sedangkan pada musim hujan lebih sering disebabkan oleh rotavirus. 

Penyebaran rotavirus selama musim hujan bisa lewat sanitasi yang buruk. Umumnya saat musim hujan kondisi air terdampak di beberapa wilayah. Saat sanitasi terkontaminasi rotavirus, seseorang yang terpapar tentu bisa terserang diare. Penularannya umumnya lewat jalur fekal-oral, yaitu lewat konsumsi air minum atau makanan yang telah terkontaminasi tinja yang mengandung patogen tersebut.

8. Demam berdarah dengue

8 Penyakit Ini Rawan Terjadi saat Memasuki Musim Hujan, Waspadalah!41330 dari Pixabay" target="_blank">ilustrasi gigitan nyamuk (pixabay.com)

Kita harus lebih waspada terhadap penyebab demam berdarah dengue (DBD) saat musim hujan. Ini karena saat musim hujan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk pembawa virus dengue, yaitu Aedes aegypti, sehingga penularannya juga meningkat.

Gejalanya biasanya dimulai 4 hingga 6 hari setelah infeksi dan berlangsung hingga 10 hari, yang bisa meliputi:

  • Demam tinggi secara tiba-tiba.
  • Sakit kepala parah.
  • Sakit di belakang mata.
  • Nyeri sendi dan otot yang parah.
  • Kelelahan.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Ruam kulit  yang muncul 2 hingga 5 hari setelah demam timbul.
  • Perdarahan ringan (mimisan, gusi berdarah, atau mudah memar).

Terkadang, gejalanya ringan dan bisa dikira flu atau infeksi virus lainnya. Anak-anak yang lebih kecil dan orang-orang yang belum pernah terinfeksi sebelumnya cenderung memiliki kasus yang lebih ringan daripada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.

Namun, masalah serius dapat berkembang. Ini termasuk demam hemoragik dengue atau dengue hemorrhagic fever, komplikasi langka yang ditandai dengan demam tinggi, kerusakan pada getah bening dan pembuluh darah, pendarahan dari hidung dan gusi, pembesaran hati, dan kegagalan sistem peredaran darah. Gejalanya dapat berkembang menjadi perdarahan masif, syok, dan kematian. Ini disebut sindrom syok dengue atau dengue shock syndrome (DSS).

Orang dengan sistem kekebalan yang lemah serta orang-orang dengan infeksi dengue kedua atau berikutnya diyakini berisiko lebih besar terkena DBD.

Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan mencegah gigitan nyamuk. Vaksinnya pun sudah tersedia. Jika ingin mendapatkannya, konsultasikan dengan dokter.

Untuk melindungi diri, kamu bisa melakukan ini:

  • Gunakan semprotan nyamuk, bahkan saat di dalam ruangan.
  • Saat di luar ruangan, gunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang.
  • Saat di dalam ruangan, gunakan pendingin ruangan bila memungkinkan.
  • Pastikan jendala dan pintu aman dari lubang. Bila perlu, gunakan kasa nyamuk atau kelambu.
  • Bila merasa mengalami gejala DBD, segera hubungi dokter.
  • Untuk mengurangi populasi nyamuk, basmi atau bersihkan tempat-tempat nyamuk mungkin bersarang, seperti ban mobil, kaleng, atau pot tanaman yang menampung air hujan. Ganti tempat penampungan air yang ada di luar rumah secara berkala, seperti tempat minum hewan, dan sebagainya. 

Jagalah kesehatan dan kebersihan lingkungan dengan baik saat musim hujan agar terhindar dari ancaman penyakit-penyakit di atas. Pastikan untuk mendapatkan asupan nutrisi yang baik setiap hari serta terapkan gaya hidup bersih dan sehat agar tidak mudah jatuh sakit.

Baca Juga: Waspada, 8 Penyakit Berbahaya Ini Kerap Datang saat Banjir

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya