Kenapa saat Puasa Air Liur Berlebih?

- Air liur berfungsi menjaga kelembapan mulut, membantu mengunyah dan menelan makanan, serta melawan kuman.
- Produksi air liur selama puasa berubah, dengan peningkatan nitrit dan protein yang menurun namun tidak signifikan.
- Hipersalivasi bisa bersifat sementara atau kronis, disebabkan oleh infeksi, refluks gastroesofageal, kehamilan, obat-obatan tertentu, atau kondisi kesehatan tertentu.
Air liur atau saliva merupakan cairan bening yang diproduksi oleh kelenjar di mulut. Fungsinya untuk menjaga agar mulut tetap lembap, membantu mengunyah dan menelan makanan, mencegah kerusakan gigi, serta melawan kuman.
Namun, bagaimana jika saat puasa produksi air liur berlebih atau air liur keluar terus-menerus? Pertanda apa ini? Mari simak bersama!
1. Mengenal komposisi air liur
Menurut studi, air liur terdiri dari berbagai elektrolit, termasuk natrium, kalium, magnesium, fosfat, kalsium, dan bikarbonat. Selain itu, ada pula kandungan protein, enzim, imunoglobulin, musin, serta produk nitrogen seperti urea dan amonia (Journal of Prosthetic Dentistry, 2001).
Rata-rata air liur yang diproduksi setiap hari sekitar 1–1,5 liter. Kadar pH normalnya adalah antara 6 hingga 7, yang artinya sedikit asam. Pasokan air liur yang memadai sangat penting untuk pemeliharaan jaringan mulut.
2. Komposisi air liur berubah ketika berpuasa

Berdasarkan penelitian lampau dalam Journal of Nihon University School of Dentistry, terjadi perubahan komposisi dan konsentrasi air liur selama berpuasa.
Contohnya, konsentrasi nitrit dalam kondisi puasa 50 persen lebih tinggi, sedangkan konsentrasi protein menurun namun tidak signifikan.
Selain itu, laju aliran saliva puasa lebih lambat, yaitu 0,098 ml per menit. Jika tidak berpuasa, laju alirannya lebih cepat, yakni 0,208 ml per menit.
3. Jika produksi air liur lebih banyak dari biasanya, mungkin kamu mengalami hipersalivasi
Sebagian orang melaporkan bahwa produksi air liurnya meningkat selama berpuasa. Pertanda apakah itu? Mengutip dari Healthline, kondisi ini disebut sebagai hipersalivasi, kondisi ketika kelenjar ludah menghasilkan air liur lebih banyak dari biasanya.
Hipersalivasi bisa bersifat sementara maupun kronis (berlangsung dalam waktu yang lama).
Contoh hipersalivasi sementara adalah ketika sedang menghadapi infeksi, mulut menghasilkan lebih banyak air liur untuk mengeluarkan bakteri. Produksi air liur akan kembali normal setelah infeksi berhasil diobati.
Selain infeksi, penyebab lainnya adalah gigi berlubang, refluks gastroesofageal, kehamilan, obat-obatan tertentu, serta paparan racun seperti merkuri.
Pada perempuan hamil, hipersalivasi akan menghilang atau berkurang setelah melahirkan.
Sementara itu, sialorrhea termasuk hipersalivasi kronis yang bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Biasanya ini disebabkan oleh kondisi kesehatan yang memengaruhi kontrol otot, misalnya penyakit Parkinson.
Ini bisa juga disebabkan oleh cerebral palsy, pembesaran lidah, kecacatan intelektual, kelumpuhan saraf wajah, hingga amyotrophic lateral sclerosis (ALS).
4. Pengobatan hipersalivasi

Pengobatan untuk hipersalivasi tidak bisa dipukul rata karena sifatnya sangat spesifik, tergantung penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah infeksi pada mulut, kamu perlu pergi ke dokter gigi. Jangan lupa untuk menyikat gigi secara teratur demi mengurangi peradangan gusi dan iritasi mulut. Keduanya bisa memicu produksi air liur.
Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan. Misalnya, glycopyrrolate yang bisa memblokir impuls saraf ke kelenjar ludah agar produksi air liur berkurang. Bisa juga dengan scopolamine yang cara kerjanya hampir sama.
Selain itu, pengobatan bisa juga dengan suntik Botox. Obat ini disuntikkan ke kelenjar ludah utama. Kelenjar akan mengurangi produksi air liur karena toksin melumpuhkan saraf dan otot di daerah tersebut. Akan tetapi, injeksi perlu diulang beberapa bulan sekali.
Dalam kasus ekstrem, perlu dilakukan pembedahan pada kelenjar ludah utama. Kelenjar tersebut bisa diangkat sepenuhnya atau dipindahkan ke bagian belakang mulut. Opsi terakhir adalah terapi radiasi, yang bisa menyebabkan mulut kering.
5. Air liur bisa terbit setelah melihat atau mencium aroma makanan
Jangan langsung mengaitkan dengan penyakit, mungkin saja air liur yang keluar terus-menerus selama berpuasa diakibatkan oleh melihat atau mencium aroma makanan. Dalam kondisi berpuasa, makanan berkali-kali lipat tampak lebih menggiurkan!
Beberapa studi berusaha mencari korelasi antara melihat atau membayangkan makanan.
Dalam sebuah studi, partisipan diminta untuk menyimulasikan dirinya memakan objek yang mereka lihat. Hasilnya, produksi air liur meningkat ketika membayangkan makanan (terutama yang terlihat menarik atau yang asam) dibandingkan dengan objek yang bukan makanan. Dengan memproduksi air liur, tubuh mempersiapkan diri untuk mengonsumsi makanan tersebut (PLOS One, 2016).
Nah, itulah penjelasan singkat kenapa saat puasa air liur berlebih atau keluar terus. Semoga bisa menjawab kegundahanmu, ya!