4 Cara Mencegah Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia

Jangan sampai tertular COVID-19 lagi, ya

Peperangan melawan COVID-19 belum usai. Masih belum selesai dengan varian B.1.1.529 (Omicron), muncullah subvariannya yang tak kalah berbahaya. Terdeteksi sejak Januari 2022 silam di Afrika Selatan, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dikelompokkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai variant of concern (VOC) pada Mei 2022.

Berbagai studi awal menyatakan mutasi BA.4 dan BA.5 membuatnya menular lebih cepat dan menghindari kekebalan tubuh meski sudah pernah terkena COVID-19 dari varian sebelumnya. Namun, selain temuan tersebut masih butuh kajian lebih dalam, tingkat keparahan akibat BA.4 dan BA.5 masih harus diteliti.

Meski begitu, alangkah lebih baik jika kita mencegah infeksi COVID-19 Omicron subvarian BA.4 dan BA.5. Apa saja yang bisa kita dan pemerintah lakukan untuk menghadang BA.4 dan BA.5 sebelum merebak?

1. Lebih menular dan menghindari kekebalan, BA.4 dan BA.5 harus diwaspadai

4 Cara Mencegah Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesiailustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Berbincang dengan IDN Times, epidemiolog Universitas Indonesia (UI), dr. Pandu Riono, MPH, PhD, mengatakan bahwa BA.4 dan BA.5 tidak perlu dikhawatirkan. Hanya saja, memang kedua subvarian Omicron ini memiliki mutasi baru, sehingga membuatnya lebih menular.

GAVI sebelumnya memperingatkan bahwa BA.4 dan BA.5 lebih mirip BA.2. Memuat mutasi L4524 dan F486V, GAVI memperingatkan kedua mutasi ini membuat BA.4 dan BA.5 lebih cepat penularannya dan lebih berisiko menghindari sistem imun (bahkan, dari riwayat infeksi COVID-19).

2. Peran pemerintah dalam membendung BA.4 dan BA.5

4 Cara Mencegah Omicron BA.4 dan BA.5 di IndonesiaIlustrasi tes PCR. (ANTARA FOTO/JOJON)

Sebelumnya, pada Jumat (10/6/2022) minggu lalu, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mendeteksi 8 kasus COVID-19 varian BA.4 dan BA.5 di Bali. Tidak bisa dihindarkan, apa yang bisa dilakukan Indonesia untuk membendung laju BA.4 dan BA.5?

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, menekankan bahwa pemerintah Indonesia tengah meningkatkan upaya whole genome sequencing (WGS) untuk mendeteksi BA.4 dan BA.5, terus melakukan studi epidemiologi sebaran subvarian tersebut, dan memastikan testing tetap efektif di pintu masuk ke Tanah Air.

"Hal ini diharapkan dapat mendeteksi dan menangani kasus dengan varian baru dengan baik," kata Prof. Wiku dalam agenda keterangan pers secara virtual, Selasa (14/6/2022) yang disiarkan kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden.

Kemudian, pemerintah Indonesia juga terus melakukan surveillance epidemiologi BA.4 dan BA.5. Dengan memantau kedua subvarian ini sekaligus mendapatkan hasil analisis baru dari negara-negara yang terdampak BA.4 dan BA.5 lain, Prof. Wiku berharap langkah dan kebijakan yang tepat bisa ditempuh.

Baca Juga: Waspada Omicron BA.4 dan BA.5, Ini Gejala Paling Banyak Dirasakan

3. Peran masyarakat dalam menghindari BA.4 dan BA.5

Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia? Mengantisipasi BA.4 dan BA.5,  Prof. Wiku mengatakan bahwa penyebarannya bisa ditekan dengan menerapkan protokol kesehatan serta pola hidup bersih dan sehat. Untuk mengingatkan masyarakat, prokes terhadap COVID-19 meliputi:

  • Menggunakan masker berlapis ganda.
  • Menjaga jarak di kerumunan 1,8 sampai 2 meter.
  • Mencuci tangan dengan air dan sabun maksimal 20 detik.
  • Tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan penting atau tidak fit.
  • Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut.

Profesor Wiku berharap masyarakat Indonesia belajar dari menghadapi varian COVID-19 dari gelombang sebelumnya dan terus memperketat prokes di tengah maraknya BA.4 dan BA.5. Mulai terlihat kendur, prokes harus diterapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Sesuai pembelajaran dalam menghadapi varian baru di masa lalu, maka wajib bagi seseorang meningkatkan kesadaran pribadi menjalankan protokol kesehatan," imbuh Prof. Wiku.

4. Vaksinasi COVID-19 jadi nomor satu

Selain prokes, tak lupa Prof. Wiku mengingatkan masyarakat Indonesia untuk segera menerima vaksinasi COVID-19 jika belum. Vaksinasi saat ini digadang-gadang masih andal untuk melindungi dari gejala parah dan kematian akibat COVID-19.

"... segera vaksinasi bagi yang belum. Karena para ahli bersepakat bahwa vaksin masih cukup efektif meningkatkan perlindungan dari beberapa varian baru," ujar Prof. Wiku.

Dokter Pandu memperingatkan imunitas kelompok berisiko tinggi (lansia dan/atau orang dengan komorbiditas) harus ditingkatkan. Ia mengatakan bahwa kekhawatiran terhadap BA.4 dan BA.5 bisa dikonversi menjadi semangat untuk memperluas cakupan vaksinasi COVID-19 dan booster.

Menurut data Komisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), cakupan vaksinasi COVID-19 dosis kedua dan dosis ketiga di Indonesia untuk kelompok berisiko masih perlu ditingkatkan. Per 8 Juni 2022, cakupan dosis ketiga di Indonesia baru mencapai 22,71 persen.

“Kecemasan ini harusnya dialihkan untuk mendorong cakupan booster... Harus di-booster semua 100 persen,” kata dr. Pandu.

4 Cara Mencegah Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesiailustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)

Mengutip Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), peluang penularan BA.4 dan BA.5 berkurang jika seseorang telah divaksinasi. Malah, vaksinasi lebih disarankan, dibanding mereka yang mengandalkan riwayat infeksi SARS-CoV-2 dari varian sebelumnya.

Salah satu studi pracetak mengenai keampuhan vaksinasi COVID-19 terhadap BA.4 dan BA.5 dilakukan di Afrika Selatan dan dimuat dalam jurnal medRxiv pada awal Mei 2022. Melibatkan 39 partisipan penyintas Omicron, peneliti Afrika Selatan menguji 15 partisipan yang telah divaksinasi dengan 24 partisipan yang tak divaksinasi.

Hasilnya, mereka yang telah divaksinasi memiliki antibodi lebih andal dalam menetralisasi varian BA.4 dan BA.5, dibanding mereka yang mengandalkan imunitas dari infeksi Omicron BA.1. Meski begitu, penelitian tersebut memperingatkan bahwa BA.4 dan BA.5 tetap berisiko menghindari antibodi.

"Kemampuan penghindaran antibodi BA.4 dan BA.5 cukup berpotensi menimbulkan masalah dan gelombang infeksi lain, tetapi tidak separah gelombang yang lama, terutama pada mereka yang telah divaksinasi," cuit peneliti utama dari Africa Health Research Institute, Alex Sigal.

Baca Juga: Omicron Varian BA.4 dan BA.5, Perlukah Kita Khawatir?

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya