Evusheld dari AstraZeneca Cegah Kematian akibat COVID-19

Kabar bagus datang dari AstraZeneca!

Untuk menghadapi COVID-19, AstraZeneca tidak hanya memproduksi vaksin. Perusahaan farmasi dan bioteknologi Inggris-Swedia ini juga memproduksi obat antibodi monoklonal untuk menyaingi COVID-19, yaitu Tixagevimab/cilgavimab dan diedarkan dengan nama Evusheld atau AZD7442.

Dalam studi terbaru, AstraZeneca kembali membuktikan keampuhan Evusheld dalam mengobati COVID-19. Apa hasil temuan terbarunya? 

1. Libatkan ratusan partisipan

Evusheld dari AstraZeneca Cegah Kematian akibat COVID-19Seorang pasien COVID-19 meletakkan kedua tangan di kepalanya. (ANTARA FOTO/REUTERS/Baz Ratner)

Dimuat dalam jurnal The Lancet Respiratory Medicine, sebuah penelitian gabungan yang dipimpin AstraZeneca dan melibatkan peneliti Inggris, Amerika Serikat (AS), serta Meksiko ingin mengetahui efikasi Evusheld dalam mencegah perburukan COVID-19 hingga menjadi fatal.

Studi ini dilakukan sebagai bagian dari TACKLE, uji klinis fase 3 Evusheld yang dilakukan di 95 situs di AS, Amerika Latin, Eropa, dan Jepang. Dari Januari 2021 sampai Juli 2021, penelitian ini berhasil mengumpulkan 910 pasien positif COVID-19 berusia rata-rata 46 tahun. Para pasien dibagi menjadi dua kelompok:

  • Sebanyak 456 pasien dirawat dengan Evusheld dosis 600 mg.
  • Sebanyak 454 pasien dirawat dengan plasebo.

Baca Juga: Evusheld, Harapan Manusia Lawan COVID-19 selain Vaksin

2. Hasil: Evusheld mencegah perburukan dan kematian akibat COVID-19

Diuji selama 29 hari, para peneliti mencatat terjadinya perburukan pada 18 dari 407 pasien dalam kelompok Evusheld. Angka ini terbilang minim jika dibandingkan dengan 37 dari 415 pasien kelompok plasebo yang mengalami perburukan akibat COVID-19. Terdapat 3 kematian di kelompok Evusheld, dibanding 6 partisipan di kelompok plasebo.

AstraZeneca mencatat bahwa pemberian Evusheld bisa memotong risiko perburukan hingga kematian akibat COVID-19 hingga 50 persen. Jika diberikan 3 hari sejak timbul gejala, Evusheld ampuh mencegah perburukan hingga 88 persen, dan jika diberikan dalam 5 hari, AstraZeneca tetap menjamin efikasi sebesar 67 persen.

Dalam mencegah risiko gagal napas, AstraZeneca menemukan Evusheld mencatat efikasi hingga 72 persen. Hal ini terbukti dari hanya 3 partisipan penerima Evusheld menerima bantuan pernapasan, dibanding 11 partisipan dari kelompok plasebo.

"Hasil TACKLE memperlihatkan bahwa satu dosis intramuskular AZD7442 dapat mencegah orang-orang ini menderita gejala COVID-19 yang parah, hasil pengobatan akan menjadi lebih baik jika pengobatan dilakukan lebih dini," tulis peneliti utama TACKLE dari Intensive Care Medicine di University College London, Prof. Hugh Montgomery.

3. Evusheld memiliki efek samping minim

Evusheld dari AstraZeneca Cegah Kematian akibat COVID-19Evusheld, terapi antibodi COVID-19 produksi AstraZeneca. (businesswire.com)

Bagaimana dengan efek sampingnya? AstraZeneca mencatat Evusheld dapat ditoleransi baik oleh partisipan dalam studi TACKLE. AstraZeneca mencatat 132 kejadian efek samping dari 452 partisipan kelompok Evusheld. Sementara itu, 163 kejadian efek samping tercatat di 451 partisipan kelompok plasebo.

Efek samping yang tercatat sering terjadi adalah pneumonia. Para peneliti mencatat bahwa efek ini terjadi hanya pada 26 partisipan kelompok Evusheld, dibanding 49 partisipan di kelompok plasebo. Efek samping serius terlihat pada 33 partisipan Evusheld, dibanding 54 partisipan kelompok plasebo.

"Hasil yang dipublikasikan dalam The Lancet Respiratory Medicine menambah bukti yang mendukung penggunaan AZD7442 untuk membantu pasien yang paling membutuhkan perlindungan tambahan terhadap COVID-19," tulis Executive VP BioPharmaceuticals R&D AstraZeneca, Mene Pangalos, dalam pernyataan resmi.

Baca Juga: Obat COVID-19 AstraZeneca Bisa Lawan Omicron, Kabar Baik!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya