Kebiasaan Minum Kopi Bisa Kurangi Risiko Penyakit Alzheimer

Makin banyak alasan untuk meneguk kopi!

Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada September 2021, lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia menderita demensia. Salah satu jenis demensia yang paling dominan adalah penyakit Alzheimer, dengan kontribusi hingga 70 persen kasus demensia.

Kelompok lansia dikhawatirkan paling rentan mengembangkan penyakit Alzheimer. Menyebabkan penurunan kinerja kognitif dan memori, penyakit ini sebetulnya tidak serta-merta disebabkan oleh usia. Gaya hidup sehat dan aktif dipercaya dapat mengecilkan risiko penyakit Alzheimer di usia senja.

Sebagai salah satu gaya hidup sehat, temuan penelitian gabungan terbaru menemukan manfaat minum kopi untuk mengurangi risiko penyakit Alzheimer. Mari simak ulasan selengkapnya di bawah ini!

1. Penelitian melibatkan lebih dari 200 lansia 60 tahun ke atas

Kebiasaan Minum Kopi Bisa Kurangi Risiko Penyakit Alzheimerilustrasi lansia minum kopi (ahchealthenews.com)

Dimuat dalam jurnal Frontiers in Aging Neuroscience pada 19 November 2021, para peneliti Australia dan Amerika Serikat (AS) ingin mencari hubungan antara konsumsi kopi dengan risiko penurunan kognitif.

Berjalan selama lebih dari satu dekade, para peneliti menggunakan data Australian Imaging, Biomarkers, and Lifestyle (AIBL). Penelitian ini melibatkan 227 partisipan berusia 60 tahun ke atas. Jumlah dan frekuensi minum kopi para partisipan ditakar melalui kuesioner.

2. Penilaian otak dan kemampuan kognitif

Kebiasaan Minum Kopi Bisa Kurangi Risiko Penyakit Alzheimerilustrasi MRI otak (freepik.com/rawpixel.com)

Para peneliti lalu menilai performa kognitif para partisipan dengan jeda 18 bulan. Dalam penelitian bertajuk "Higher Coffee Consumption Is Associated With Slower Cognitive Decline and Less Cerebral Aβ-Amyloid Accumulation Over 126 Months" ini, para peneliti melakukan penilaian yang mencakup enam ranah kognitif, yaitu:

  • Mengingat memori episodik (episodic recall memory)
  • Rekognisi memori (recognition memory)
  • Fungsi eksekusi (executive function)
  • Bahasa
  • Perhatian dan kecepatan pemrosesan informasi
  • Preclinical Alzheimer Cognitive Composite (PACC)

PACC adalah ujian terhadap memori, fungsi eksekusi, dan kognitif. Menurut penelitian di AS yang dimuat dalam JAMA Neurology pada 2015, PACC dianggap dapat mengukur tanda-tanda pertama penurunan kognitif secara akurat.

Selain itu, sekitar 60 partisipan menjalani pemindaian otak PET untuk mengukur akumulasi beta-amyloid (Aβ) yang umum ditemukan pada pasien Alzheimer. Dari angka tersebut, 51 partisipan menjalani tes MRI untuk mengukur penyusutan (atrofi) pada volume otak.

Baca Juga: Minum Kopi Instan Sehat atau Bahaya? Ini Pertimbangannya

3. Hasil: kebiasaan minum kopi memperlambat penurunan kognitif

Kebiasaan Minum Kopi Bisa Kurangi Risiko Penyakit Alzheimerilustrasi kopi dan otak (stir-tea-coffee.com)

Para peneliti menemukan bahwa kebiasaan minum kopi dapat memelihara fungsi eksekusi dan perhatian. Dengan skor PACC yang positif, kebiasaan minum kopi juga dapat menghambat penurunan kognitif pada ranah yang diujikan selama penelitian ini.

Kemudian, para peneliti juga menemukan bahwa meningkatkan asupan kopi dari satu ke dua cangkir per hari berpotensi menurunkan risiko penurunan kognitif hingga 8 persen setelah 18 bulan. Selain itu, terlihat penurunan sebanyak 5 persen pada akumulasi Aβ di otak selama periode yang sama.

Akhirnya, konsumsi kopi yang lebih tinggi juga ditandai dengan akumulasi protein Aβ yang lebih lambat selama 126 bulan. Di sisi lain, para peneliti tidak menemukan hubungan antara konsumsi kopi dan atrofi volume otak.

4. Lebih ampuh dari obat aducanumab?

Kebiasaan Minum Kopi Bisa Kurangi Risiko Penyakit AlzheimerAducanumab, obat Alzheimer kontroversial dari AS. (medpagetoday.com)

Kepala peneliti dari Edith Cowan University, Australia, Dr. Samantha L. Gardner, menyimpulkan bahwa konsumsi kopi yang lebih tinggi dapat menurunkan akumulasi Aβ, sebuah penanda umum pada pasien dengan penyakit Alzheimer.

Selain itu, Samantha memuji penelitian ini karena berhasil mengungkapkan mekanisme konsumsi kopi pada penurunan risiko penyakit Alzheimer. Hal ini kemudian dibandingkan dengan kinerja aducanumab (Aduhelm), obat yang juga menyasar akumulasi Aβ di otak dan menghambat Alzheimer produksi Biogen.

"Aducanumab juga menyasar protein ini [Aβ] agar tidak menumpuk. Namun, obat ini cukup kontroversial dan tak menunjukkan khasiat menurunkan penurunan kognitif layaknya kopi," kata Samantha dilansir Medical News Today.

Sementara aducanumab disahkan oleh BPOM AS (FDA) pada Juni 2021, keputusan ini dinilai kontroversial dengan keluarnya tiga petinggi FDA dan hasil uji klinis yang masih ambigu. Selain AS, Uni Emirat Arab juga ikut mengesahkan aducanumab pada Oktober 2021.

5. Kekurangan penelitian ini

Kebiasaan Minum Kopi Bisa Kurangi Risiko Penyakit Alzheimerilustrasi kopi (pexels.com/samer daboul)

Perlu dicatat, studi ini memiliki beberapa kekurangan. Pertama, kesaksian partisipan mengenai data konsumsi sehari-hari bisa menjadi bias. Akan tetapi, para peneliti menekankan bahwa konsumsi kopi biasanya tidak rawan salah karena ini adalah kebiasaan jangka panjang.

Kedua, sampel partisipan yang cukup kecil, yaitu 227 lansia berkulit putih. Dengan demikian, hasil penelitian ini belum tentu dapat diterapkan pada populasi umum. Selain itu, jenis kopi (kafein atau tanpa kafein) dan penyajiannya juga tidak termasuk dalam penelitian.

Sementara temuan penelitian ini menjanjikan, masih ada beberapa faktor risiko lainnya yang berperan di balik Alzheimer. Karena konsumsi kopi hanya dilakukan di awal studi, apakah manfaat ini berjangka panjang juga masih perlu diketahui.

"Studi kami tidak menyertakan konsumsi kopi paruh baya. Akibatnya, potensi dampak positif atau negatif konsumsi kopi di kelompok paruh baya masih belum bisa dipahami pada studi ini," ujar Samantha.

Kebiasaan Minum Kopi Bisa Kurangi Risiko Penyakit Alzheimerilustrasi lansia (pexels.com/Tristan Le)

Di masa depan, Samantha menyarankan perlunya penelitian dalam jangka panjang (lebih dari 1 dekade) dan dengan partisipan berlatar belakang lebih beragam di masa depan untuk mengonfirmasi temuan awal ini. Selain itu, jenis penelitian intervensi dengan jumlah dan tipe kopi tertentu juga amat diperlukan.

Cara terbaik untuk menjaga otak dari penurunan kognitif adalah dengan memelihara gaya hidup sehat dan aktif secara fisik dan mental. Selain kopi, konsumsilah makanan dan minuman sehat, hindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, serta tetap jaga berat badan dan tekanan darah seimbang.

Baca Juga: 8 Tips Simpel agar Kopi yang Kamu Minum Lebih Sehat

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya