Studi: Omicron Bisa Lama Menempel di Permukaan Benda

Jagalah kebersihan sebelum menyentuh permukaan benda

Dunia masih berjibaku dengan varian B.1.1.529 (Omicron). Dengan mutasi terbanyak saat ini, varian Omicron lebih menular dan berisiko menghindari imunitas (dari vaksin atau riwayat COVID-19), sehingga meningkatkan kemungkinan reinfeksi.

Sementara COVID-19 memaksa manusia menerapkan new normal yang lebih awas pada kebersihan, mungkin banyak yang bertanya-tanya apakah Omicron juga lebih tahan lama di lingkungan. Sebuah riset terbaru memberi peringatan mengenai bagaimana awalnya Omicron berada di permukaan benda-benda tertentu.

1. Studi di Jepang membandingkan Omicron dengan strain orisinal dan variant of concern

Studi: Omicron Bisa Lama Menempel di Permukaan Bendailustrasi virus corona SARS-CoV-2 (imi.europa.eu/Image courtesy of the NIH CC 0)

Para peneliti Jepang dari Kyoto Prefectural University mencatat bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi penularan SARS-CoV-2, yaitu:

  • Peningkatan beban virus pada individu yang terinfeksi.
  • Periode penularan (viral shedding) yang panjang.
  • Penurunan jumlah beban virus yang diperlukan untuk menginfeksi.
  • Perubahan pada sasaran infeksi.
  • Peningkatan stabilitas lingkungan virus.

Sementara stabilitas varian of concern (VOC) B.1.1.7 (Alpha) dan B.1.351 (Beta) sudah diketahui, perbandingan stabilitas lingkungan varian B.1.617.2 (Delta) dan Omicron masih dicari tahu. 

Studi: Omicron Bisa Lama Menempel di Permukaan Bendailustrasi virus corona (pixabay.com/Cassiopeia_Arts)

Dimuat dalam jurnal bioRxiv pada 22 Januari 2022, para peneliti Jepang membandingkan stabilitas lingkungan SARS-CoV-2 strain Wuhan dengan VOC SARS-CoV-2 lainnya. Diberikan oleh National Institute of Infectious Diseases di Tokyo, Jepang, SARS-CoV-2 strain Wuhan dibandingkan stabilitasnya dengan:

  • Alpha
  • Beta
  • P.1 (Gamma)
  • Delta
  • Omicron

Untuk menguji ketahanan virus tersebut, para peneliti Jepang memaparkan virus-virus tersebut di plastik polystyrene dan kulit manusia yang direkonstruksi.

2. Hasil: baik di plastik maupun di kulit, varian Omicron bertahan paling lama!

Studi: Omicron Bisa Lama Menempel di Permukaan Bendailustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Kabar buruknya, SARS-CoV-2 strain Wuhan dan VOC lainnya mencatatkan waktu yang cukup lama di permukaan benda. Para peneliti Jepang mencatat bahwa di plastik, masing-masing virus mencatatkan waktu:

  • Orisinal: 56 jam
  • Alpha: 191,3 jam
  • Beta: 156,6 jam
  • Gamma: 59,3 jam
  • Delta: 114 jam
  • Omicron: 193,5 jam

Lalu, di permukaan kulit manusia, para peneliti Jepang menemukan bahwa masing-masing virus mencatatkan waktu:

  • Orisinal: 8,6 jam
  • Alpha: 19,6 jam
  • Beta: 19,1 jam
  • Gamma: 11,3 jam
  • Delta: 16,8 jam
  • Omicron: 21,1 jam

Dengan kata lain, varian Omicron saat ini adalah varian SARS-CoV-2 paling tangguh yang menempel di permukaan benda.

Baca Juga: Cahaya UV Basmi SARS-CoV-2? Ini Fakta Ilmiahnya

3. Disinfektan masih ampuh melawan SARS-CoV-2 dan varian-variannya

Studi: Omicron Bisa Lama Menempel di Permukaan Bendailustrasi hand sanitizer (us.grvn.org)

Selain periode hidup virus di berbagai permukaan benda, para peneliti Jepang juga mencari tahu bagaimana efektivitas disinfektan dalam membersihkan virus dari permukaan plastik dan kulit. Disinfektan yang diujikan berbahan alkohol, etanol, dan isopropanol.

Para peneliti menemukan bahwa pada plastik, varian orisinal dan Gamma benar-benar mati setelah 15 detik dengan konsentrasi etanol 32,5 persen. Varian Alpha, Beta, dan Delta mati dalam waktu yang sama dalam konsentrasi 35 persen etanol. Akan tetapi, varian Omicron baru mati setelah 15 detik dengan konsentrasi etanol 40 persen.

Bagaimana dengan kulit manusia? Pada kulit manusia, para peneliti melihat bahwa semua jenis virus, termasuk yang VOC, benar-benar mati dalam waktu 15 detik dengan konsentrasi etanol 35 persen.

Dengan kata lain, mayoritas VOC memang mencatatkan ketahanan yang cukup signifikan dibanding strain Wuhan. Akan tetapi, disinfektan dan sanitizer masih menjadi salah satu kiat pembersihan utama, terutama untuk membersihkan tubuh.

4. Kelemahan studi ini

Studi: Omicron Bisa Lama Menempel di Permukaan Bendailustrasi SARS-CoV-2 (technologynetworks.com)

Akan tetapi, studi ini memiliki beberapa kelemahan. Pertama, studi ini tidak menjelaskan mengapa VOC memiliki stabilitas lingkungan yang lebih tinggi daripada strain orisinal. Oleh karena itu, para peneliti berharap penggunaan virus rekombinan bisa menjelaskan faktor di balik stabilitas lingkungan tersebut.

Kedua, waktu ketahanan dan setengah hidup virus dalam studi ini tergantung pada lingkungan luar dan komposisi cairan. Selain belum menjelaskan hubungan antar beban virus di permukaan dan risiko penularan, studi ini belum menjalani ulasan sejawat (peer review) sehingga belum absolut dan tidak bisa dijadikan patokan medis.

5. Penularan lewat permukaan benda kemungkinannya kecil

Studi: Omicron Bisa Lama Menempel di Permukaan Bendailustrasi SARS-CoV-2 dan droplet (pixabay.com/mohamed_hassan)

Temuan studi di Jepang ini mengingatkan bahwa varian Omicron bisa menempel di benda dan kulit lebih lama dari yang dikira. Akan tetapi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Amerika Serikat (CDC), penularan via tetesan kecil (droplet) masih menjadi permasalahan utama.

"Masih ada kemungkinan untuk tertular melalui kontak dengan permukaan atau objek (fomite) yang terkontaminasi. Akan tetapi, risikonya masih rendah," papar CDC.

Pada 2021 silam, CDC menjelaskan jika permukaan benda berpori, maka berbagai studi mengatakan bahwa virus harusnya sudah hilang dalam waktu menit hingga jam. Akan tetapi, jika virus menempel di permukaan yang tak berpori, maka virus masih dapat terdeteksi dalam hitungan hari hingga minggu.

Pada skenario dalam ruangan, CDC mengutip bahwa pengurangan SARS-CoV-2 hingga 99 persen baru terjadi dalam waktu 72 jam atau 3 hari. Akan tetapi, faktor-faktor seperti sirkulasi, suhu, dan kelembapan udara amat menentukan. Oleh karena itu, SARS-CoV-2 dan variannya seharusnya bisa cepat pergi dengan memperbaiki ventilasi.

Baca Juga: Risiko Penularan COVID-19 dari Permukaan Benda Terbukti Rendah

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya