Kaki Gajah (Filariasis): Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Bisa menyebabkan kecacatan permanen

Penyakit kaki gajah atau filariasis limfatik (umum disebut filariasis), juga dikenal sebagai lymphatic filariasis atau elephantiasis, adalah penyakit tropis terabaikan yang disebabkan oleh cacing parasit yang disebarkan oleh nyamuk.

Walaupun kebanyakan orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi infeksi ini bisa menyebabkan pembengkakan yang menyakitkan, terutama pada anggota tubuh, yang bisa menyebabkan kecacatan permanen.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 120 juta orang di dunia terdampak penyakit kaki gajah, kebanyakan di area termiskin di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.

Mengutip laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), prevalensi penyakit kaki gajah di Indonesia sejak tahun 1970 berhasil diturunkan. Pada tahun 1980, prevalensi mikrofilaria (larva cacing filaria) yaitu 18,5 persen dan tahun 2014 telah turun menjadi 4,7 persen. 

1. Apa itu penyakit kaki gajah?

Kaki Gajah (Filariasis): Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi nyamuk (pexels.com/Jimmy Chan)

Dilansir laman Kemenkes, penyakit kaki gajah termasuk dalam neglected desease atau penyakit yang terabaikan, yang merupakan penyakit infeksi bersifat menahun disebabkan cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk.

Penyakit ini dapat menimbulkan cacat permanen berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara, dan kelamin perempuan. Ini tentunya akan menghambat produktivitas.

Menurut keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), filariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing mikroskopis seperti benang. Cacing dewasa hanya hidup di sistem getah bening manusia. Sistem getah bening sendiri menjaga keseimbangan tubuh dan melawan infeksi.

2. Tanda dan gejala

Kaki Gajah (Filariasis): Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi demam (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Menurut WHO, infeksi filariasis melibatkan kondisi asimtomatik, akut, dan kronis. Mayoritas infeksi tidak bergejala, tidak menunjukkan tanda-tanda eksternal infeksi yang berkontribusi pada penularan parasit. Infeksi tanpa gejala ini masih menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik dan ginjal serta mengubah sistem kekebalan tubuh.

Ketika filariasis berkembang menjadi kondisi kronis, ini dapat menyebabkan limfadema (pembengkakan jaringan) atau kaki gajah (penebalan kulit atau jaringan) pada tungkai dan hidrokel (pembengkakan skrotum). Dampak pada payudara dan organ genital adalah hal biasa.

Cacat tubuh seperti itu sering kali menimbulkan stigma sosial dan kesehatan mental yang kurang optimal, hilangnya peluang memperoleh penghasilan, dan peningkatan biaya pengobatan bagi pasien dan pengasuhnya. Beban sosial ekonomi dari isolasi dan kemiskinan sangat besar.

Episode akut peradangan lokal yang melibatkan kulit, kelenjar getah bening, dan pembuluh limfatik sering menyertai limfadema kronis atau kaki gajah. Beberapa dari episode ini disebabkan oleh respons imun tubuh terhadap parasit. Sebagian besar disebabkan oleh infeksi kulit bakteri sekunder, di mana pertahanan normal sebagian telah hilang karena kerusakan limfatik yang mendasari. Serangan akut ini melemahkan, dapat berlangsung selama berminggu-minggu dan merupakan penyebab utama hilangnya pendapatan di pada pengidap penyakit ini.

Baca Juga: Penyakit Mata Ikan: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

3. Penyebab dan penularan

Kaki Gajah (Filariasis): Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi parasit Brugia malayi penyebab filariasis limfatik (flickr.com/Michael Wunderli)

Menurut laporan dalam The Korean Journal of Parasitology tahun 2008, filariasis limfatik disebabkan oleh tiga jenis cacing gelang parasit, yaitu:

  •  Wuchereria bancrofti.
  •  Brugia malayi.
  •  Brugia timori.

Menurut WHO, jenis Wuchereria bancrofti menyebabkan 90 persen dari semua kasus penyakit kaki gajah, lalu diikuti dengan jenis Brugia malayi.

Menurut Kemenkes, semua spesies tersebut ada di Indonesia, tetapi lebih dari 70 kasus filariasis di Tanah Air disebabkan oleh Brugia malayi.

Cacing dewasa bersarang di pembuluh limfatik dan mengganggu fungsi normal sistem limfatik. Cacing ini dapat hidup selama kurang lebih 6-8 tahun dan selama hidupnya menghasilkan jutaan mikrofilaria (larva yang belum matang) yang bersirkulasi di dalam darah.

Nyamuk terinfeksi mikrofilaria dengan menelan darah saat menggigit inang yang terinfeksi. Mikrofilaria matang menjadi larva infektif di dalam tubuh nyamuk. Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit orang, larva parasit dewasa disimpan di kulit tempat mereka dapat masuk ke tubuh. Larva kemudian bermigrasi ke pembuluh limfatik di mana mereka berkembang menjadi cacing dewasa, sehingga melanjutkan siklus penularan.

Filariasis limfatik ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk seperti nyamuk Culex, tersebar luas di daerah perkotaan dan semi perkotaan, Anopheles, banyak ditemukan di daerah pedesaan, dan Aedes, terutama di pulau-pulau endemik di Pasifik.

4. Faktor risiko

Kaki Gajah (Filariasis): Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi berlibur di area tropis atau subtropis (pexels.com/Tom Balabaud)

Penyakit kaki gajah bisa dialami siapa saja, usia berapa pun, baik laki-laki maupun perempuan. Penyakit ini lebih umum dilaporkan di negara-negara tropis dan subtropis seperti Afrika, Asia Tenggara, India, dan Amerika Selatan.

Faktor risiko umum untuk penyakit kaki gajah di antaranya:

  • Tinggal dalam waktu lama di area subtropis atau tropis.
  • Tinggal di tempat dengan paparan nyamuk yang tinggi.
  • Tinggal di area dengan kondisi sanitasi yang buruk.

5. Pengobatan dan risiko komplikasi bila tidak diobati

Kaki Gajah (Filariasis): Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi obat-obatan (pexels.com/Pixabay)

Dilansir Medical News Today, orang dengan infeksi aktif dapat meminum obat untuk membunuh cacing dalam darah. Obat-obatan ini menghentikan penyebaran penyakit ke orang lain, tetapi tidak sepenuhnya membunuh semua parasit.

Obat antiparasit yang mungkin diresepkan meliputi:

  • Diethylcarbamazine (DEC).
  • Ivermectin (Mectizan).
  • Albendazol (Albenza).
  • Doksisiklin.

Gejala lain dapat ditangani dengan:

  • Antihistamin.
  • Analgesik.
  • Antibiotik.

Tidak semua penderita filariasis membutuhkan pengobatan. Ini karena mereka mungkin tidak lagi membawa cacing dalam sistem mereka meskipun ada gejala. Pembengkakan dan infeksi kulit dalam kasus ini bisa dikelola dengan:

  • Mencuci lembut kulit yang bengkak dan rusak setiap hari dengan sabun dan air.
  • Melembapkan kulit.
  • Mengangkat anggota tubuh yang bengkak untuk meningkatkan aliran cairan dan getah bening.
  • Disinfeksi luka untuk mencegah infeksi sekunder.
  • Olahraga secara teratur untuk mendukung sistem limfatik, sesuai arahan dokter.
  • Membungkus anggota badan untuk mencegah pembengkakan lebih lanjut, seperti yang diinstruksikan oleh dokter.

Pembedahan mungkin disarankan, walaupun jarang, untuk mengangkat jaringan limfatik yang rusak atau mengurangi tekanan di area tertentu, seperti skrotum.

Beberapa penderita kaki gajah mungkin ingin mencari dukungan emosional dan psikologis.

Kaki Gajah (Filariasis): Penyebab, Gejala, dan PengobatanPasien penyakit kaki gajah atau filariasis limfatik di Bangladesh (flickr.com/CDC Global)

Tanpa perawatan medis, parasit bisa hidup bertahun-tahun di dalam sistem limfatik, menyebabkan kerusakan dan kehancuran.

Sistem getah bening bertanggung jawab untuk mengangkut kelebihan cairan dan protein dan melawan infeksi. Cairan menumpuk ketika sistem tersebut tidak berfungsi dengan benar. Akumulasi cairan menyebabkan pembengkakan jaringan dan penurunan fungsi kekebalan tubuh.

Penyakit kaki gajah dikaitkan dengan beberapa komplikasi fisik dan emosional, termasuk:

  • Disabilitas: Penyakit ini adalah penyebab utama dari kecacatan permanen di berbagai belahan dunia. Mungkin akan sulit menggerakkan bagian tubuh yang terdampak, membuat bekerja atau melakukan tugas-tugas rumah tangga menjadi lebih sulit.
  • Infeksi sekunder: Infeksi jamur dan infeksi bakteri lazim di antara mereka yang menderita kaki gajah karena kerusakan pada sistem getah bening.
  • Tekanan emosional: Penyakit ini bisa membuat penderitanya khawatir akan penampilan, yang kemudian bisa memicu terjadinya kecemasan dan depresi.

Itulah fakta medis seputar penyakit kaki gajah atau filariasis. Bila mengalami gejala-gejalanya, atau bila memiliki kondisi ini lalu mengembangkan pembengkakan, penebalan kulit atau tanda infeksi, segera periksa ke dokter agar mendapat penanganan sesegera mungkin.

Baca Juga: Hati-hati, 7 Bakteri Ini Bisa Menular lewat Toilet!

Derinda Astri Irdiyana  Photo Verified Writer Derinda Astri Irdiyana

Jual hamster Bergas Ungaran Kabupaten Semarang Instagram @dekyrahamster030721

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya