Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Makanan Gluten-Free Pasti Lebih Sehat?

ilustrasi diet gluten free (unsplash.com/Brad)
ilustrasi diet gluten free (unsplash.com/Brad)
Intinya sih...
  • Orang dengan penyakit celiac, sensitivitas gluten non-celiac, ataksia gluten, dan alergi gandum perlu diet bebas gluten.
  • Diet bebas gluten tidak selalu lebih sehat karena beberapa produknya bisa saja tinggi gula, lemak, dan kurang diperkaya vitamin serta mineral.
  • Secara nutrisi, kecuali pada orang yang memiliki penyakit celiac atau memiliki sensitivitas gluten, tidak ada alasan untuk membatasi gluten dalam pola makan sehari-hari.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di supermarket, media sosial, atau toko online kamu mungkin menyadari makin banyaknya makanan berlabel "gluten-free" atau bebas gluten. Produknya mulai dari roti, biskuit, pasta, kue, hingga pempek.

Di satu sisi, keputusan untuk beralih ke diet bebas gluten memang sangat krusial bagi orang-orang yang hidup dengan penyakit celiac atau sensitif terhadap gluten. Bagi mereka, konsumsi gluten dapat memicu gangguan pencernaan yang serius. Namun di sisi lain, beberapa orang menganggap makanan yang gluten-free lebih lebih sehat. Padahal, banyak juga produk bebas gluten yang tinggi gula, lemak, dan bahan pengental untuk meniru tekstur asli, sehingga tidak selamanya pilihan ini lebih baik untuk semua orang.

Siapa saja yang perlu diet bebas gluten?

Gluten, protein yang ditemukan dalam biji-bijian seperti gandum, barley, dan rye, dapat memicu gejala pada orang dengan beberapa kondisi, seperti:

  • Penyakit celiac: Gangguan autoimun ketika gluten memicu respons sistem kekebalan, menyebabkan nyeri perut, kembung, diare, kelelahan, dan penurunan berat badan. Jika tidak ditangani, kerusakan pada lapisan usus halus dapat menghambat penyerapan nutrisi.

  • Sensitivitas gluten non-celiac: Menyebabkan gejala mirip penyakit celiac, tetapi tanpa merusak lapisan usus halus.

  • Ataksia gluten: Gangguan autoimun yang menyerang jaringan saraf dan menimbulkan masalah dalam mengontrol otot.

  • Alergi gandum: Melibatkan respons imun terhadap gluten yang menimbulkan gejala seperti hidung tersumbat, kesulitan bernapas, atau keluhan lain.

Menghilangkan gluten dari pola makan sangat penting dan sangat dianjurkan bagi orang dengan kondisi-kondisi di atas. Jika kamu curiga sensitif terhadap gluten, sebaiknya konsultasikan dengan gastroenterologis untuk memastikan kebutuhan diet bebas gluten dan tingkat kehati-hatian yang diperlukan.

Diagnosis pencernaan gluten-free berarti menghindari berbagai makanan yang terbuat dari gandum, barley, atau rye. Beberapa produk, seperti roti dan sereal, mudah dikenali. Namun, gluten juga bisa tersembunyi di produk tak terduga, seperti bir, sosis, saus salad, bahkan beberapa obat.

Apakah diet gluten-free pasti lebih sehat?

Bagi sebagian orang, diet bebas gluten memang sebuah keharusan. Namun, belakangan ini makin banyak orang yang memilih gaya hidup bebas gluten meski tidak memiliki kondisi medis yang disebutkan di atas.

Padahal, tujuan diet bebas gluten sebenarnya bukanlah untuk menurunkan berat badan, apalagi otomatis membuat pola makan jadi lebih sehat. Contohnya, kue dari tepung bebas gluten tidak serta-merta lebih sehat daripada kue biasa. Malah, beberapa produsen kadang menambahkan lebih banyak gula atau lemak jenuh untuk memperbaiki rasa.

Selain itu, banyak produk makanan yang mengandung gluten biasanya sudah diperkaya dengan vitamin dan mineral, sementara versi bebas glutennya sering kali tidak mengandung fortifikasi yang sama. Karena itu, orang yang menjalani diet bebas gluten, baik karena alasan medis maupun pilihan pribadi, perlu lebih cermat memastikan kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi.

Hal penting lain yang sering dilupakan: siapa pun, baik yang makan gluten maupun tidak, tetap harus cukup makan buah dan sayur setiap hari. Sayangnya, banyak orang yang pola makannya kurang konsumsi buah dan sayur, padahal makanan ini sudah bebas gluten secara alami.

Kalau kamu memang harus menghindari gluten, entah karena celiac atau intoleransi gluten, fokuslah pada bahan pangan alami yang bebas gluten, seperti beras atau quinoa. Dan, jika kamu merasa punya gejala penyakit celiac atau intoleransi gluten, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk langsung mengubah pola makan menjadi bebas gluten.

Apa yang membuat diet gluten-free populer?

ilustrasi gluten free (freepik.com/freepik)
ilustrasi gluten free (freepik.com/freepik)

Para ahli menduga beberapa faktor berkontribusi terhadai tren diet gluten-free:

  • Intuisi: terasa seperti ide yang bagus.

  • Hubungan dengan peradangan: karena gluten memicu peradangan pada orang dengan penyakit celiac, mungkin menghindarinya akan mengurangi peradangan berbahaya (meski tidak ada bukti bagi orang tanpa penyakit celiac).

  • Logika: pemikiran jika gluten buruk bagi orang dengan penyakit celiac, mungkin juga buruk bagi orang tanpa penyakit tersebut.

  • Mengikuti selebritas/influencer yang menjalani atau mendukung diet gluten-free.

  • Anekdot: testimoni bisa sangat kuat. Mendengar tentang seseorang dengan gejala mengganggu yang akhirnya hilang setelah menghilangkan gluten sulit diabaikan.

  • Pemasaran: Penjual produk bebas gluten atau penulis buku diet bebas gluten bisa sangat meyakinkan, meski bukti ilmiahnya minim.

Potensi kerugian dari diet gluten-free

Sebelum kamu terjun ke gaya hidup bebas gluten, perlu diwaspadai bahwa diet ini tidak selalu bermanfaat, bisa menimbulkan masalah, dan biasanya produknya lebih mahal.

Banyak orang percaya diet bebas gluten lebih bergizi karena diperkaya vitamin dan mineral. Faktanya, makanan bebas gluten sering kali kurang diperkaya dengan asam folat, zat besi, dan nutrisi lain dibanding makanan biasa yang mengandung gluten.

Selain itu, makanan bebas gluten cenderung rendah serat dan lebih tinggi gula serta lemak. Beberapa studi menunjukkan kecenderungan kenaikan berat badan dan obesitas pada mereka yang menjalani diet bebas gluten (termasuk orang dengan penyakit celiac).

Di sisi lain, harga makanan bebas gluten biasanya lebih mahal daripada makanan konvensional. Ini mirip dengan pilihan makanan organik: orang bersedia membayar lebih untuk apa yang dianggap lebih sehat, meski bukti bahwa makanan tersebut benar-benar lebih baik sangat sedikit atau bahkan tidak ada.

Diet gluten-free biasanya dijalani oleh orang-orang yang tidak toleran gluten, meski ada juga yang memilihnya, menganggap pola makan makannya otomatis lebih sehat.

Dalam hal kesehatan, sebenarnya tidak ada keuntungan nyata bagi kebanyakan orang untuk membatasi atau menghindari gluten, karena makanan yang mengandung gluten bukanlah makanan yang tidak sehat atau buruk. Secara nutrisi, kecuali pada orang yang memiliki penyakit celiac atau memiliki sensitivitas gluten, tidak ada alasan untuk membatasi gluten dalam pola makan sehari-hari.

Referensi

"Do you need to say goodbye to gluten?" Mayo Clinic Health System. Diakses Juli 2025.

"Ditch the gluten, improve your health?" Harvard Health Publishing. Diakses Juli 2025.

"Should You Go Gluten Free?" Henry Ford Health. Diakses Juli 2025.

"The Surprising Truth About Gluten-Free Food and Weight Loss." Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.

"Is a Gluten-Free Diet Healthier?" University Hospitals. Diakses Juli 2025.

Share
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us