Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menurunkan Berat Badan Bisa 'Menyembuhkan' Diabetes Tipe 2, Benarkah?

Seorang perempuan sedang mengukur lingkar perutnya dengan meteran.
ilustrasi kelebihan berat badan (IDN Times/Novaya Siantita)
Intinya sih...
  • Kelebihan berat badan adalah faktor risiko utama diabetes tipe 2.
  • Penurunan berat badan melalui pola hidup sehat, obat, atau operasi bariatrik dapat membantu sebagian orang dengan diabetes mencapai remisi.
  • Remisi bukan berarti sembuh total. Gaya hidup sehat dan berat badan ideal tetap harus dijaga agar gula darah stabil dan mencegah diabetes relaps.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kelebihan berat badan atau obesitas adalah faktor risiko utama diabetes tipe 2. Risiko punya berat badan berlebih untuk terkena diabetes tipe 2 sekitar 2,4 kali lebih tinggi dibanding orang yang berat badannya dalam rentang sehat. Pada orang dengan obesitas, risikonya bahkan bisa mencapai 6 kali lipat!

Tak heran jika kelebihan berat badan dan obesitas sering berjalan beriringan dengan diabetes tipe 2, sebuah kondisi kronis ketika pankreas tidak lagi mampu memproduksi cukup hormon insulin, atau ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.

Terus baca untuk mengetahui strategi penurunan berat badan dan potensi dampaknya dalam membalikkan diabetes tipe 2.

Hubungan antara diabetes tipe 2 dan berat badan

Lemak yang menumpuk di sekitar hati dan organ dalam (lemak viseral) memiliki peran besar dalam mengganggu kerja insulin. Padahal, insulin berfungsi seperti “kunci” yang membuka pintu sel agar glukosa bisa masuk dan diubah menjadi energi. Saat lemak viseral menumpuk, kunci itu seakan macet. Glukosa pun tertahan di aliran darah, menyebabkan kadar gula meningkat.

Makin tinggi persentase lemak tubuh kamu, makin sulit sel-selnya merespons insulin dengan baik. Kondisi ini disebut resistansi insulin, salah satu jalur utama yang bisa mengarah pada diabetes tipe 2.

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa kelebihan lemak di bagian perut jauh lebih berbahaya dibanding di bagian tubuh lain. Lemak perut bukan hanya “cadangan energi”, tetapi juga jaringan aktif yang dapat melepaskan zat peradangan dan hormon yang memperburuk resistansi insulin. Itulah sebabnya orang dengan lingkar pinggang besar sering kali memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, bahkan jika indeks massa tubuhnya tidak terlalu tinggi. Dengan kata lain, bentuk tubuh “perut buncit” bisa lebih berisiko daripada berat badan berlebih yang tersebar merata.

Ketika resistansi insulin terjadi, sel-sel tubuh menolak membiarkan gula masuk. Akibatnya, glukosa tetap beredar di aliran darah atau ditimbun di hati. Padahal, kapasitas hati untuk menyimpan gula ada batasnya. Saat sudah penuh, gula tidak lagi punya tempat untuk pergi. Pankreas pun bekerja lebih keras memproduksi insulin untuk menurunkan kadar gula darah. Lama-kelamaan, pankreas kelelahan dan mulai menghasilkan insulin dalam jumlah lebih sedikit. Pada tahap inilah kadar gula terus meningkat hingga akhirnya berujung pada diagnosis diabetes tipe 2.

Kabar baiknya, kondisi ini bisa diperbaiki. Penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan dan perubahan gaya hidup sehat dapat membantu mengembalikan sensitivitas insulin, mencegah komplikasi, bahkan membalikkan arah perjalanan diabetes tipe 2.

Mencapai berat badan sehat

Penurunan berat badan adalah salah satu kunci utama dalam mengendalikan diabetes tipe 2. Dengan mengurangi berat badan berlebih, tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin, kadar gula darah lebih stabil, dan risiko komplikasi jangka panjang menurun.

Pola makan dan rutin berolahraga

Tidak ada satu cara yang cocok untuk semua orang, tetapi ada strategi yang terbukti efektif:

  • Tetapkan tujuan realistis. Misalnya, menurunkan sekitar 0,5–1 kg per minggu. Cobalah menurunkan minimal 5 persen dari berat badan kamu sekarang.
  • Kendalikan porsi makan. Kurangi makanan tinggi kalori, lemak jenuh, dan gula olahan.
  • Pilih makanan bergizi. Fokus pada buah, sayur, protein tanpa lemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh.
  • Perbanyak minum air putih. Hindari soda, minuman manis, dan alkohol.
  • Rutin berolahraga. Targetkan 150 menit aktivitas intensitas sedang per minggu (jalan cepat, berenang, bersepeda) ditambah latihan kekuatan 2–3 kali seminggu.

Dalam sebuah studi, pasien obesitas dengan diabetes tipe 2 yang mengikuti program diet enam bulan kehilangan rata-rata 13 kg, dan hampir setengahnya mencapai remisi diabetes.

Obat-obatan yang bisa membantu

Selain gaya hidup, ada obat yang dapat membantu menurunkan berat badan sekaligus mengontrol gula darah:

  • Liraglutide dan semaglutide: Suntikan yang menekan nafsu makan dan memperlambat pengosongan lambung.
  • Tirzepatide: Kombinasi agonis GLP-1 dan GIP yang menurunkan berat badan serta memperbaiki kontrol gula darah.
  • Obat lain yang disetujui: Orlistat, phentermine/topiramate ER, naltrexone/bupropion ER.

Operasi bariatrik

Operasi bariatrik adalah istilah umum untuk berbagai prosedur bedah yang membantu menurunkan berat badan. Tidak semua prosedur hanya soal “mengecilkan lambung”, beberapa di antaranya juga mengubah metabolisme tubuh dan “mengatur ulang” otak agar menerima kadar lemak tubuh yang lebih rendah.

Selain membatasi asupan makanan, operasi ini juga mengubah anatomi lambung dan/atau usus, memicu sinyal hormonal yang menekan nafsu makan, meningkatkan metabolisme, dan memperbaiki sensitivitas insulin.

Jenis prosedur yang efektif untuk diabetes tipe 2 antara lain gastric bypass dan sleeve gastrectomy.

Setelah operasi, sebagian besar pasien mengalami penurunan berat badan signifikan dan remisi diabetes. Tinjauan penelitian menunjukkan operasi bariatrik dapat membalikkan diabetes tipe 2 hingga pada 80 persen pasien, dan efeknya bisa muncul sangat cepat. Pada sebagian orang, kadar gula darah kembali normal hanya dalam hitungan hari hingga minggu setelah prosedur dilakukan. Keseimbangan gula darah membaik berkat kombinasi:

  • Pembatasan kalori.
  • Peningkatan sensitivitas insulin.
  • Peningkatan produksi insulin.

Namun, pasien tetap perlu disiplin menjaga pola makan dan mengonsumsi suplemen untuk mencegah kekurangan nutrisi.

Selain peluang remisi diabetes, operasi bariatrik juga menurunkan risiko penyakit jantung, gangguan pencernaan, sleep apnea, infertilitas, nyeri sendi, inkontinensia urine, hingga beberapa jenis kanker.

Mengenal remisi diabetes

Ilustrasi seorang dokter memegang glukometer.
ilustrasi diabetes (IDN Times/Novaya Siantita)

Diabetes reversal atau remisi diabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah dapat dipertahankan dalam batas normal selama tiga bulan atau lebih tanpa menggunakan obat diabetes. Penurunan berat badan melalui kebiasaan hidup sehat dan/atau operasi bariatrik terbukti dapat membantu mencapai kondisi ini.

Dalam sebuah uji klinis, pasien diabetes tipe 2 mengikuti program intervensi gaya hidup yang mencakup diet rendah kalori dan olahraga teratur. Setelah satu tahun, para peserta kehilangan rata-rata 12 kg, dan sekitar 61 persen berhasil mencapai remisi diabetes.

Remisi paling sering terjadi pada tahap awal diabetes tipe 2. Penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan 10–15 persen dalam dua tahun setelah diagnosis sudah cukup untuk mencapai remisi.

Namun, pada tahap lanjut, tubuh bisa kehilangan kemampuan memproduksi insulin, sehingga peluang remisi menurun. Meski begitu, sebagian pasien diabetes tipe 2 yang sudah lebih lama sakit tetap dapat mencapai remisi bila berhasil menurunkan 20–25 persen berat badan.

Tidak ada kerangka waktu pasti untuk membalikkan diabetes. Setiap orang berbeda, dan keberhasilan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, lama sakit diabetes, serta kondisi berat badan berlebih atau obesitas.

Mencapai remisi diabetes melalui penurunan berat badan adalah langkah besar, tetapi perjalanan tidak berhenti di sana. Remisi bukanlah “kesembuhan permanen”, lebih tepatnya kondisi kadar gula darah tetap normal tanpa obat, selama gaya hidup sehat dipertahankan.

Kenaikan berat badan terbukti berhubungan erat dengan relaps (kambuh) diabetes tipe 2.

Pola makan bergizi (sayur, buah, protein tanpa lemak, biji-bijian utuh) dan aktivitas fisik teratur adalah fondasi untuk menjaga berat badan tetap stabil.

Kesehatan emosional juga berperan. Stres kronis dapat memengaruhi pola makan dan kadar gula darah.

Setelah mencapai remisi, dokter akan tetap memantau kadar gula darah secara berkala untuk memastikan tetap dalam batas normal. Dokter juga akan mendeteksi tanda-tanda awal kekambuhan sehingga intervensi bisa dilakukan lebih cepat. Selain itu, dokter dapat memberikan rekomendasi jika diperlukan, termasuk penggunaan kembali obat diabetes di samping perubahan gaya hidup.

Kelebihan berat badan adalah faktor risiko utama diabetes tipe 2. Penurunan berat badan melalui pola hidup sehat, obat, atau operasi bariatrik dapat membantu sebagian orang mencapai remisi. Namun, remisi bukan berarti sembuh total. Gaya hidup sehat dan berat badan ideal tetap harus dijaga agar gula darah stabil dan mencegah diabetes relaps.

Referensi

"Can Weight Loss Surgery Reverse Diabetes?" University Hospitals. Diakses November 2025.

"Centers for Disease Control and Prevention." Type 2 Diabetes. Diakses November 2025.

"Obesity is a critical risk factor for type 2 diabetes, regardless of genetics." Science Daily. Diakses November 2025.

Olivia R. Ferry et al., “Diagnostic Approach to Chronic Dyspnoea in Adults,” Journal of Thoracic Disease 11, no. S17 (October 1, 2019): S2117–28, https://doi.org/10.21037/jtd.2019.10.53.

American Diabetes Association Professional Practice Committee et al., “8. Obesity and Weight Management for the Prevention and Treatment of Type 2 Diabetes: Standards of Care in Diabetes–2025,” Diabetes Care 48, no. Supplement_1 (December 9, 2024): S167–80, https://doi.org/10.2337/dc25-s008.

Sarah J Hallberg et al., “Reversing Type 2 Diabetes: A Narrative Review of the Evidence,” Nutrients 11, no. 4 (April 1, 2019): 766, https://doi.org/10.3390/nu11040766.

"Surgery for Diabetes" American Society for Metabolic and Bariatric Surgery. Diakses November 2025.

"International experts outline diabetes remission diagnosis criteria." American Diabetes Association. Diakses November 2025.

"Achieving type 2 diabetes remission through weight loss." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disorders. Diakses November 2025.

Bernardo M. Pessoa et al., “Factors Mediating Type 2 Diabetes Remission and Relapse After Gastric Bypass Surgery,” Journal of the American College of Surgeons 230, no. 1 (October 28, 2019): 7–16, https://doi.org/10.1016/j.jamcollsurg.2019.09.012.

"Can Weight Loss Reverse Type 2 Diabetes? Verywell Health. Diakses November 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

[QUIZ] Cek Seberapa Jago Pengetahuan Kamu Menebak Pose Yoga

05 Nov 2025, 22:45 WIBHealth