Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mudah Sesak Napas Padahal Cuma Jalan Sebentar, Ini Penyebabnya

Seorang perempuan mengalami sesak napas.
ilustrasi sesak napas (vecteezy.com/konggastudio)
Intinya sih...
  • Sesak napas saat berjalan bisa disebabkan oleh penurunan kondisi fisik, obesitas, asma, PPOK, pneumonia, gagal jantung, serangan jantung, dan gangguan kecemasan.
  • Penyebab kronis sesak napas meliputi penyakit katup jantung, hipertensi paru, penyakit paru interstisial, anemia, kanker paru, asites, dan paralisis diafragma.
  • Jika kamu mengalami sesak napas saat istirahat, nyeri dada, palpitasi, kebingungan, penurunan kesadaran, atau kesulitan menghirup dan mengembuskan udara harus segera ke rumah sakit.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Rasa sesak napas saat berjalan jarak pendek sering kali dianggap sepele, padahal tubuh sebenarnya sedang memberi sinyal penting. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan istilah dispnea.

Dispnea bukan sekadar rasa lelah biasa. Gejala ini bisa muncul karena banyak hal, mulai dari faktor ringan hingga tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.

Jadi, kalau kamu merasa ngos-ngosan atau sesak napas padahal cuma jalan sebentar atau sedikit beraktivitas, sebaiknya jangan diabaikan. Bisa jadi, tubuhmu sedang meminta perhatian ekstra. Inilah beberapa kemungkinan penyebabnya.

1. Penurunan kondisi fisik

Sesak napas tidak selalu berarti ada penyakit serius, kadang tubuh hanya sedang kehilangan kebugarannya. Inilah yang disebut physical deconditioning, yaitu kondisi ketika kamu kurang bugar karena jarang beraktivitas fisik.

Dalam keadaan ini, aktivitas sederhana seperti berjalan mengelilingi blok rumah atau menaiki tangga bisa terasa jauh lebih berat dari seharusnya. Otot dan paru-paru yang jarang dilatih menjadi cepat lelah, sehingga napas pun terasa terengah-engah.

2. Obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai kondisi ketika indeks massa tubuh (IMT) orang dewasa mencapai 30 atau lebih. Dalam kondisi ini, lemak berlebih dapat menumpuk di area dada dan perut.

Penumpukan lemak tersebut membuat ruang gerak paru-paru dan diafragma menjadi terbatas, sehingga pernapasan terasa lebih berat. Akibatnya, aktivitas ringan seperti berjalan sebentar pun bisa memicu sesak napas.

3. Asma

Seorang perempuan mengalami sesak napas karena asma.
ilustrasi asma (pexels.com/Sam Lion)

Asma terjadi ketika saluran napas (bronkus) mengalami pembengkakan dan penyempitan akibat otot di sekitarnya menegang. Kondisi ini membuat udara sulit keluar masuk dengan lancar.

Akibatnya, orang dengan asma bisa mengalami episode sesak napas, batuk yang tak kunjung reda, mengi, hingga rasa berat atau tertekan di dada. Gejala ini sering datang tiba-tiba, terutama saat terpapar pemicu seperti debu, udara dingin, atau aktivitas fisik tertentu.

4. Penyakit paru obstruktif kronis

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah kondisi ketika saluran napas (bronkus) menyempit dan kantung udara di paru-paru (alveoli) mengalami kerusakan. Padahal, alveoli berperan penting sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Akibat kerusakan ini, udara sulit keluar masuk dengan lancar. Gejala yang paling sering dirasakan adalah sesak napas saat beraktivitas dan batuk yang menetap. Bagi pasien PPOK, aktivitas ringan seperti berjalan atau menaiki tangga bisa terasa sangat melelahkan karena paru-paru tidak lagi bekerja seefektif biasanya.

5. Pneumonia

Pneumonia terjadi ketika kuman, baik virus maupun bakteri, menginfeksi salah satu atau kedua paru-paru. Infeksi ini membuat kantung udara di paru-paru meradang dan terisi cairan, sehingga pertukaran oksigen menjadi terganggu.

Gejalanya bisa cukup berat, meliputi sesak napas, demam, menggigil, hingga batuk yang menetap. Pada sebagian orang, pneumonia membuat aktivitas mudah seperti berjalan sebentar saja terasa sangat melelahkan karena paru-paru tidak mampu bekerja optimal.

6. Gagal jantung

Seorang perempuan mengalami sesak napas, memegangi dadanya.
ilustrasi gagal jantung (freepik.com/freepik)

Gagal jantung terjadi ketika otot jantung tidak mampu memompa darah kaya akan oksigen dengan cukup baik ke seluruh tubuh. Akibatnya, organ dan jaringan tidak mendapatkan suplai oksigen yang memadai.

Gejala khasnya adalah sesak napas, yang bisa muncul saat melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan jarak pendek, bahkan ketika berbaring telentang. Kondisi ini membuat orang dengan gagal jantung sering merasa cepat lelah dan sulit bernapas, seolah paru-paru tidak mendapat udara yang cukup.

7. Serangan jantung

Serangan jantung terjadi ketika gumpalan darah menyumbat salah satu arteri koroner, sehingga aliran darah ke bagian tertentu dari otot jantung terhenti atau sangat berkurang. Tanpa pasokan darah yang cukup, jaringan jantung mulai rusak.

Gejala khasnya biasanya berupa nyeri atau rasa tertekan di dada yang bisa menjalar ke lengan, leher, atau punggung. Rasa tidak nyaman ini sering kali makin parah saat bergerak atau beraktivitas. Pada sebagian orang, serangan jantung juga disertai sesak napas, keringat dingin, atau rasa cemas yang intens.

8. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan muncul ketika rasa takut atau khawatir berlebihan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari. Dampaknya bukan cuma dirasakan oleh pikiran, tetapi tubuh pun dapat bereaksi.

Salah satu bentuknya adalah gangguan panik, yaitu kondisi ketika serangan panik datang tiba-tiba. Saat itu terjadi, tubuh bisa menunjukkan gejala fisik yang nyata, seperti napas terasa pendek, dada sesak, jantung berdebar kencang, hingga perasaan seperti kehilangan kendali.

Bagi sebagian orang, sesak napas akibat kecemasan terasa sama nyata dan mengganggunya dengan gejala medis lain, sehingga sering kali sulit dibedakan tanpa pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab akut

Seorang laki-laki jalan kaki sambil membawa anjing peliharaannya.
ilustrasi jalan kaki (pexels.com/ MART PRODUCTION)

Sesak napas akut bisa muncul tiba-tiba, bahkan saat kamu berjalan kaki sebentar. Biasanya, gejala ini tidak berdiri sendiri, melainkan datang bersama tanda-tanda lain, tergantung penyebab yang mendasarinya.

Beberapa penyebab umum sesak napas akut antara lain:

  • Bronkitis: Bronkitis adalah peradangan pada bronkus, yaitu saluran yang menghubungkan tenggorokan dengan paru-paru. Gejalanya biasanya berupa batuk berdahak yang sering disertai dahak. Bronkitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi.
  • Emboli paru: Ini terjadi ketika gumpalan darah menyumbat salah satu arteri di paru-paru. Selain sesak napas, gejalanya adalah nyeri dada saat menarik napas dalam dan detak jantung yang cepat.
  • Pneumotoraks: Kondisi ini muncul ketika udara terperangkap di ruang sekitar paru-paru. Gejalanya berupa sesak napas mendadak disertai nyeri dada tajam di satu sisi.
  • Anafilaksis: Reaksi alergi berat yang mengancam nyawa, biasanya dipicu makanan, obat, atau sengatan serangga. Gejalanya meliputi sulit bernapas, gatal, biduran, serta pembengkakan pada wajah, lidah, dan tenggorokan.
  • Sumbatan saluran pernapasan atas: Bisa disebabkan infeksi, pembengkakan, atau benda asing yang menyumbat jalan napas. Gejalanya antara lain napas berbunyi, batuk menggonggong, gelisah, hingga kulit tampak kebiruan (sianosis).
  • Kehamilan: Pada ibu hamil, sesak napas bisa terjadi akibat perubahan hormon dan tekanan dari rahim yang membesar terhadap diafragma, yaitu otot utama yang membantu proses pernapasan.

Penyebab kronis

Sesak napas yang berlangsung lama atau muncul berulang kali sering menandakan adanya masalah kesehatan kronis. Beberapa penyebab yang cukup umum:

  • Penyakit katup jantung: Jantung punya empat katup yang berfungsi menjaga aliran darah tetap satu arah. Jika salah satunya bermasalah, misalnya pada stenosis aorta atau regurgitasi katup mitral, aliran darah menjadi tidak lancar. Akibatnya, tubuh kekurangan pasokan oksigen dan sesak napas bisa muncul bahkan saat berjalan jarak pendek.
  • Hipertensi paru: Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah di pembuluh darah paru-paru meningkat. Gejalanya berupa sesak napas saat beraktivitas, dan pada kasus yang lebih berat, bisa muncul bahkan saat berbaring atau tidur.
  • Penyakit paru interstisial: Istilah ini mencakup lebih dari 200 jenis penyakit yang ditandai dengan peradangan atau jaringan parut pada paru-paru. Sesak napas biasanya berkembang perlahan, tetapi makin lama makin berat seiring kerusakan jaringan paru yang bertambah.

Penyebab lainnya yang lebih jarang

Ada juga kondisi lain yang bisa menimbulkan sesak napas saat berjalan jarak pendek, meski lebih jarang terjadi:

  • Anemia: Jumlah sel darah merah yang rendah membuat darah tidak mampu membawa oksigen dalam jumlah cukup ke seluruh tubuh.
  • Kanker paru: Pertumbuhan sel abnormal di paru-paru dapat mengganggu fungsi pernapasan dan menimbulkan sesak napas.
  • Asites: Penumpukan cairan di rongga perut (sekitar lambung, usus, dan hati) dapat menekan diafragma, sehingga pernapasan terasa lebih berat.
  • Paralisis diafragma: Diafragma adalah otot utama yang membantu kita bernapas. Jika otot ini melemah atau lumpuh, kemampuan bernapas pun terganggu.

Kapan harus menemui dokter?

Seorang pasien berkonsultasi dengan dokter.
ilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/freepik)

Sesak napas memang bisa disebabkan banyak hal, mulai dari kondisi ringan hingga masalah kesehatan serius. Jadi, penting untuk tahu kapan gejala ini perlu segera dievaluasi oleh dokter.

Jika kamu mengalami sesak napas, gejala berikut perlu diwaspadai:

  • Sesak napas bahkan saat beristirahat.
  • Gelisah, bingung, atau kesadaran menurun.
  • Nyeri dada atau sensasi jantung berdebar, berlari kencang, atau terasa “meloncat” (palpitasi).
  • Penurunan berat badan tanpa sebab jelas.
  • Berkeringat pada malam hari.

Kapan harus segera ke rumah sakit?

Jika kamu mengalami sesak napas saat istirahat, nyeri dada, palpitasi, kebingungan, penurunan kesadaran, atau kesulitan menghirup dan mengembuskan udara harus segera ke rumah sakit. Kondisi ini bisa membutuhkan pemeriksaan darurat, pengobatan segera, bahkan rawat inap.

Kapan harus berkonsultasi dengan dokter?

Bagi yang tidak mengalami tanda bahaya di atas, tetap penting untuk menghubungi dokter. Dokter akan menilai seberapa cepat pasien perlu diperiksa, dengan mempertimbangkan gejala, usia, serta kondisi medis yang sudah ada sebelumnya. Umumnya, evaluasi sebaiknya dilakukan dalam beberapa hari.

Referensi

"Patient education: Shortness of breath (dyspnea) (Beyond the Basics)." UpToDate. Diakses November 2025.

Anne E. Dixon and Ubong Peters, “The Effect of Obesity on Lung Function,” Expert Review of Respiratory Medicine 12, no. 9 (July 28, 2018): 755–67, https://doi.org/10.1080/17476348.2018.1506331.

"Chronic obstructive pulmonary disease: Diagnosis and staging." UpToDate. Diakses November 2025.

Olivia R. Ferry et al., “Diagnostic Approach to Chronic Dyspnoea in Adults,” Journal of Thoracic Disease 11, no. S17 (October 1, 2019): S2117–28, https://doi.org/10.21037/jtd.2019.10.53.

"What is a heart attack?" American Heart Association. Diakses November 2025.

"Pneumonia." National Heart, Lung and Blood Institute. Diakses November 2025.

"Panic disorder: when fear overwhelms." National Institute of Mental Health. Diakses November 2025.

"Shortness of Breath." MSD Manual Consumer Version. Diakses November 2025.

"Common Causes of Shortness of Breath When Walking Short Distances." Verywell Health. Diakses November 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Paparan Cahaya Buatan pada Malam Hari Tingkatkan Risiko Jantung

06 Nov 2025, 05:11 WIBHealth