Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Minuman Kemasan Less Sugar Aman untuk Diet?

ilustrasi minuman kemasan (pexels.com/Long Tang)

Beberapa tahun belakangan, konsumsi gula memang tergolong tinggi, dan minuman kemasan adalah salah satu penyumbang terbesarnya. Rata-rata, dalam sebotol minuman manis ukuran  600 ml, mengandung sekitar 16 sendok teh gula. Ini berarti melebihi anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang merekomendasikan sekitar 12 sendok teh gula per hari untuk orang dewasa.

Kita tahu bahwa konsumsi banyak gula dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti kegemukan dan obesitas. Oleh sebab itu, minuman kemasan less sugar sering kali menjadi pilihan alternatifnya. Namun, apakah aman mengonsumsi minuman kemasan less sugar untuk diet? Ada beberapa fakta menarik yang perlu kamu pertimbangkan, nih. Yuk disimak!

1. Penggunaan gula dalam minuman kemasan less sugar

ilustrasi gula (pexels.com/Suzy Hazelwood)

Gula adalah salah satu komponen yang sering ditambahkan pada produk minuman kemasan. Ini bisa menambah cita rasa, tekstur, hingga menjadi pengawet alami. Gula yang paling banyak digunakan dalam minuman kemasan adalah gula putih dan sukrosa.

Namun, pada minuman kemasan dengan label less sugar atau rendah gula, biasanya tidak menggunakan gula putih pada umumnya. Akan tetapi, produk ini sering kali ditambahkan pemanis buatan pengganti gula. Misalnya, aspartam, sakarin, sukralosa, asesulfam, neotame, luo han guo, sorbitol, xilitol, eritritol, dan stevia.

Pemanis buatan pengganti gula ini memiliki rasa manis yang berkali-kali lipat lebih tinggi dari gula putih. Dilansir laman Today, pemanis ini bahkan ratusan hingga ribuan kali lebih manis daripada gula biasa. Oleh sebab itu, jumlah penggunaanya cenderung lebih sedikit dibanding gula meja, namun bisa menghasilkan tingkat kemanisan yang diinginkan.

Pemanis buatan pengganti gula juga sedikit atau tidak mengandung kalori. Ini biasanya disebut gula rendah kalori atau nol kalori. Beberapa mengandung lebih sedikit, beberapa lainnya tidak mengandung kalori sama sekali. Mangkanya, gula ini sering digunakan dalam produk kemasan berlabel “diet” atau “less sugar (rendah gula)”.

2. Apakah minuman less sugar aman untuk diet menurunkan berat badan?

ilustraasi minuman kemasan (pexels.com/cottonbro)

Secara teori, minuman dengan kandungan kalori yang lebih rendah memang dapat membantu mengelola berat badan. Untuk alasan inilah, minuman kemasan less sugar mungkin bisa dikatakan lebih baik daripada minuman kemasan tinggi gula untuk diet. Namun, untuk menentukan keamanannya, ini masih menjadi kontroversi.

Secara ilmiah, belum ada bukti konsisten yang menunjukkan keamanan minuman kemasan less sugar untuk diet. Studi yang tersedia saat ini masih menunjukkan hasil yang sangat beragam. Beberapa ulasan menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat menambah berat badan, beberapa lainnya melaporkan pemanis buatan dapat  menurunkan berat badan.

Pada studi-studi terdahulu, misalnya dalam studi San Antonio Heart dan American Cancer Society tahun 1980, menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat meningkatkan berat badan. Pada studi San Antonio Heart yang dilakukan terhadap 3.682 orang dewasa selama periode tujuh sampai delapan tahun, melaporkan bahwa konsumsi pemanis buatan setiap hari dapat meningkatkan BMI yang lebih tinggi.

Sementara itu, pada studi American Cancer Society yang dilakukan terhadap 78.694 perempuan selama 1 tahun, menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi minuman manis dengan pemanis buatan bertambah berat badannya sebanyak 2,7—7,1 persen daripada yang tidak menggunakan pemanis buatan.

Dalam artikel ilmiah yang berjudul “Gain Weight by 'Going Diet?' Artificial Sweeteners and The Neurobiology of Sugar Cravings” tahun 2010, menjelaskan bahwa pemanis buatan ternyata dapat meningkatkan nafsu makan. Pemanis ini dapat merangsang hormon lapar dan meningkatkan nafsu makan. Ketika seseorang mengonsumsi minuman dengan pemanis buatan, ini akan memicu keinginan untuk terus makan atau minum yang manis. Pada akhirnya menggagalkan diet.

Sementara itu, dalam studi lain yang dimuat dalam jurnal Obesitas tahun 2016, minuman dengan pemanis buatan dilaporkan dapat membantu menurunkan berat badan. Penelitian ini menguji efek pemanis buatan terhadap 303 peserta dengan kelebihan berat badan. Dalam metodologinya, peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok soda diet dan kelompok air putih.

Kelompok soda diet diminta untuk minum 710 ml soda diet per hari selama satu tahun. Sedangkan kelompok air, diminta minum air per hari selama satu tahun. Hasilnya, peserta yang mengonsumsi soda diet mengalami penurunan berat badan rata-rata 6,21 kg dibandingkan dengan kelompok yang minum air, yaitu 2,5 kg.

Menambahkan dari laman Mayo Clinic dan Cancer Council SA, tinjauan terkini WHO menemukan bahwa mengganti gula dengan pemanis rendah kalori yang kuat memiliki efek jangka pendek terhadap penurunan berat badan. Hal ini justru tidak sebanding dengan efek jangka panjangnya. Penggunaan pemanis buatan jangka panjang dan harian dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, stroke, sindrom metabolik, dan penyakit kardiovaskular.

3. Efek samping lain konsumsi pemanis buatan yang harus diwaspadai

ilustrasi minuman botol (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Meski bisa menjadi cara yang lebih baik untuk mengurangi konsumsi gula, mengonsumsi minuman dengan pemanis buatan juga dapat menimbulkan efek samping. Minuman kemasan less sugar ternyata tidak cocok untuk semua orang. Beberapa orang dengan kondisi kesehatan tertentu malah tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi minuman less sugar dengan pemanis buatan.

Beberapa kondisi yang sebaiknya membatasi atau tidak mengonsumsi minuman dengan pemanis buatan, adalah:

  • Menderita penyakit genetik fenilketonuria. Ini adalah penyakit langka di mana tubuh tidak bisa memetabolisme asam amino fenilalanina. Asam amino ini bisa ditemukan pada aspartam sehingga penderita fenilketonuria harus menghindari aspartam.
  • Menderita penyakit usus. Pemanis buatan seperti alkohol gula (sorbitol, xilitol), stevia, dan luo han guo bisa menyebabkan perut kembung, gas, dan diare. Orang dengan masalah kesehatan ini mungkin dapat memperburuk gejalanya.

Pada dasarnya, pemanis buatan aman dikonsumsi untuk semua orang, termasuk ibu hamil. Namun, ini harus dikonsumsi dalam jumlah sedikit agar menjadi bagian dari diet sehat. Hanya karena sesuatu tidak mengandung kalori atau gula, bukan berarti itu sehat atau bermanfaat untuk jangka panjang.

Minuman kemasan less sugar memang bisa menjadi alternatif pengganti minuman rendah gula. Akan tetapi, efeknya untuk menurunkan berat badan masih belum diketahui secara pasti. Jika kamu berencana untuk diet menurunkan berat badan, ada baiknya mempertimbangkan konsumsi air putih dan mendapatkan asupan manis dari buah-buahan.

Referensi 

Mayo Clinic. "Artificial Sweeteners: Are They Good for You?". Diakses pada Desember 2024.
Harvard Health. "Artificial Sweeteners: Sugar-Free but at What Cost?". Diakses pada Desember 2024.
Healthline. "Artificial Sweeteners: Good or Bad?". Diakses pada Desember 2024.
ScienceDirect. "The Impact of Artificial Sweeteners on Health". Diakses pada Desember 2024.
Cancer Council SA. "Are Diet Drinks Healthier?". Diakses pada Desember 2024.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi wahyu intani
EditorDwi wahyu intani
Follow Us