Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Skoliosis pada Ibu Hamil Berbahaya? Ini Kata Dokter

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Negative Space)
Intinya sih...
  • Skoliosis adalah kondisi tulang belakang melengkung, lebih rentan terjadi pada perempuan.
  • Kehamilan tidak akan memperparah skoliosis, tetapi memerlukan perhatian khusus untuk menghindari rasa tidak nyaman.
  • Ibu hamil dengan skoliosis bisa melahirkan normal tanpa operasi cesar, tetapi perlu berkonsultasi dengan dokter kandungan dan dokter spesialis tulang.

Skoliosis merupkan kondisi ketika tulang belakang melengkung ke samping yang biasanya berbentuk seperti huruf C atau S. Kondisi ini lebih rentan terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

Bagi sebagian besar perempuan yang punya skoliosis, mereka merasa khawatir saat menghadapi kehamilan. Ini karena tulang punggung akan bekerja lebih keras pada masa kehamilan. Lantas, apakah skoliosis saat hamil bisa memperburuk tulang belakang? 

Melalui sebuah rilis, Dr. dr. Phedy, SpOT(K)Spine, konsultan tulang belakang Eka Hospital BSD, memberikan beberapa informasi penting terkait skoliosis saat hamil. 

1. Apakah kehamilan memperparah skoliosis?

ilustrasi ibu hamil sedang berolahraga (freepik.com/freepik)

Menurut Dr. Phedy, skoliosis tidak akan bertambah parah saat hamil. Mengutip penelitian pada tahun 2011, ditemukan bahwa kehamilan berkali-kali tidak akan memperparah
lengkungan skoliosis.

"Jadi kamu tak perlu khawatir skoliosis makin parah saat hamil atau setelah melahirkan," tulis Dr. Phedy.

Walaupun begitu, ia menyatakan bahwa ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan bagi orang yang memiliki skoliosis pada masa kehamilan untuk menghindari rasa tidak nyaman.

2. Apakah ibu hamil dengan skoliosis bisa melahirkan secara normal?

Kamu mungkin pernah mendengar bahwa ibu hamil yang memiliki skoliosis tidak bisa melahirkan secara normal dan memerlukan operasi cesar. Untungnya, itu hanyalah mitos.

Menurut penjelasan dr. Phedy, ibu hamil dengan skoliosis dapat melahirkan tanpa harus operasi.

"Jika memilih melahirkan secara vaginal, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan tentang kondisi kamu. Dokter akan membantu menyiapkan proses persalinan yang paling ideal berdasarkan derajat kelengkungan tulang belakang, riwayat operasi tulang belakang, dan tingkat kenyamanan," ungkapnya. 

Dalam proses ini, dokter mungkin juga akan membandingkan hasil rontgen tulang belakang sebelum dan saat kehamilan. 

3. Tips untuk ibu hamil dengan skoliosis

ilustrasi ibu hamil sedang minum (freepik.com/yanalaya)

Tips sehat untuk ibu hamil dengan skoliosis tidak berbeda dengan ibu hamil lainnya. Ibu hamil dengan skoliosis juga akan mengalami nyeri punggung bawah. Terlebih jika lengkungan tulang belakang cukup parah, ibu hamil mungkin akan merasakan beban berat akibat kehamilan.

Namun, ada beberapa cara mengurangi nyeri skoliosis pada ibu hamil. Tips dari dr. Phedy meliputi:

  • Kurangi berdiri. Bila punggung belakang terasa nyeri, segeralah duduk. Hal ini akan mengurangi tekanan pada punggung belakang dan kaki.
  • Pertahankan berat badan ideal. Seiring berjalannya masa kehamilan, janin juga akan makin berat. Dengan menjaga berat badan ideal, tubuh tidak akan mendapatkan beban tambahan.
  • Berendam air hangat. Berendam air hangat bisa mengurangi rasa nyeri pada punggung belakang. Selain itu, meminta suami untuk mengusap punggung belakang bisa menjadi cara yang baik untuk mengurangi rasa nyeri.
  • Hindari membawa beban berat. Membawa beban berat dapat meningkatkan beban pada tulang belakang.
  • Pastikan postur yang benar. Menggunakan postur yang benar saat duduk dan berdiri dapat mengurangi nyeri dan beban pada tulang belakang.
  • Olahraga teratur. Olahraga seperti jalan santai dan berenang dapat membantu menguatkan otot punggung dalam menahan beban.  

Untuk memastikan kesehatan punggung dan kehamilan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis tulang. Dokter akan membantu mengatasi masalah skoliosis yang dialami sehingga proses kehamilan dan melahirkan berjalan lancar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Rifki Wuda Sudirman
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us