Bibasilar Crackles: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Bibasilar crackles adalah jenis suara abnormal yang mirip derak atau bunyi gelembung yang bersumber dari dasar paru-paru. Dokter bisa mengenali suara tersebut dengan stetoskop. Kondisi ini dapat menjadi indikasi adanya masalah pada aliran udara di paru-paru.
Masalah kesehatan yang sering dikaitkan dengan bibasilar crackles ialah penumpukan lendir atau cairan pada paru-paru. Selain itu, ketidakmampuan paru-paru mengembang dengan optimal juga dikaitkan dengan bibasilar crackles.
Meskipun bukan kondisi yang berdiri sendiri, bibasilar crackles bisa menjadi tanda akan suatu penyakit atau infeksi yang berhubungan dengan paru-paru. Untuk memahaminya lebih lanjut, simak ulasannya di bawah ini yang telah dirangkum dari laman Healthline dan Medical News Today.
1. Gejala

Beberapa orang mengembangkan bibasilar crackles dengan suara mirip kayu bakar yang dibakar di perapian. Ini sering teridentifikasi saat seseorang menghirup napas, tetapi bisa juga saat mengembuskan napas.
Bibasilar crackles dapat berkembang diikuti gejala tambahan sesuai penyebab yang melatarbelakanginya. Gejala-gejala tersebut antara lain:
- Sesak napas.
- Batuk.
- Mengi.
- Demam.
- Sakit pada bagian dada.
- Kelelahan.
- Sensasi tidak nyaman pada dada.
- Pembengkakan pada tungkai atau kaki.
2. Penyebab

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bibasilar crackles bukan kondisi medis yang berdiri sendiri, melainkan kondisi yang dapat menandakan beberapa kondisi medis tertentu, terlebih yang menyebabkan penumpukan cairan pada paru-paru.
Beberapa kondisi medis yang dikaitkan dengan bibasilar crackles di antaranya:
- Pneumonia: Peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru akibat infeksi. Infeksi menyebabkan kantung udara berisi cairan (nanah) dan meradang. Gejalanya bisa bersifat ringan sampai berat, meliputi batuk, kesulitan bernapas, dan suara mirip dengkuran (ronki).
- Penyakit paru interstisial: Sekumpulan gangguan yang menimbulkan bekas luka progresif (jaringan parut) pada paru-paru. Beberapa penyebab potensialnya adalah paparan zat berbahaya dari lingkungan (asap rokok, debu, dan serat asbes), radiasi, kemoterapi, dan antibiotik tertentu.
- Bronkitis: Kondisi saat saluran bronkial mengalami peradangan. Penyebab utamanya ialah kebiasaan merokok. Virus flu dan iritasi paru-paru meningkatkan risiko bronkitis akut. Gejala yang sering menyertai adalah bibasilar crackles, mengi, dan batuk parah sampai mengeluarkan lendir.
- Edema paru-paru: Kondisi ini dapat menyebabkan paru-paru mengembangkan suara mirip derak. Ini dengan penumpukan cairan di dalam alveoli atau kantong paru-paru. Tanda yang cukup signifikan adalah kesulitan bernapas.
- Kondisi lain-lain: Meskipun kasusnya terbilang jarang, bibasilar crackles dapat muncul pada penderita asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penelitian dalam Annals of Family Medicine tahun 2008 mengungkap, bibasilar crackles dikaitkan dengan beberapa pasien penyakit kardiovaskular tanpa gejala. Meskipun demikian, masih butuh penelitian lebih lanjut untuk mengungkap kaitannya dengan penyakit kardiovaskular secara komprehensif.
Faktor risiko bibasilar crackles bergantung pada penyebabnya. Secara umum, beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengembangkan masalah paru-paru adalah:
- Merokok.
- Adanya riwayat penyakit paru-paru dalam keluarga.
- Lingkungan kerja yang terpapar iritan.
- Sering terpapar bakteri atau virus.
Risiko penyakit paru-paru kronis meningkat seiring penuaan. Risiko penyakit paru interstisial mungkin meningkat jika seseorang terpapar radiasi di area dada atau obat kemoterapi.
3. Diagnosis

Untuk memastikan kecurigaan terkait bibasilar crackles, dokter biasanya menggunakan stetoskop untuk mengidentifikasi suara tersebut. Dalam kasus yang parah, suara bibasilar crackles mungkin dapat terdengar tanpa bantuan alat.
Dokter akan melakukan peninjauan riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh, terlebih yang sudah pernah mengembangkan bibasilar crackles. Beberapa tes diagnostik tambahan mungkin direkomendasikan untuk mendiagnosis penyebabnya secara akurat. Tes-tes tersebut meliputi:
- Tes darah: Untuk memeriksa kemungkinan adanya infeksi.
- Tes dahak: Hasilnya digunakan untuk menganalisis kemungkinan penyebab infeksi.
- Rontgen dada atau CT scan: Untuk mengamati kondisi kesehatan paru-paru.
- Oksimetri nadi: Untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah.
- Elektrokardiogram atau ekokardiogram: Untuk mengetahui kesehatan organ jantung.
4. Pengobatan

Pengobatan bibasilar crackles dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Beberapa opsi yang mungkin akan direkomendasikan dokter meliputi:
- Obat-obatan: Sesuai penyebab bibasilar crackles, dokter dapat meresepkan obat diuretik untuk mengurangi kadar cairan dalam paru-paru. Obat ini juga sering digunakan untuk mengobati pasien gagal jantung. Sementara itu, apabila bibasilar crackles disebabkan oleh bronkitis atau pneumonia, pasien mungkin akan butuh antibiotik. Jika bibasilar crackles diakibatkan oleh peradangan paru-paru, dokter mungkin meresepkan steroid.
- Terapi oksigen: Bibasilar crackles bisa memengaruhi sistem pernapasan yang membuat penderitanya berisiko mengembangkan sesak napas. Untuk mengatasi sesak napas, terapi oksigen bisa dilakukan.
- Melakukan perubahan gaya hidup lebih sehat: Tidak merokok bisa menjadi langkah alternatif untuk membantu mengobati kondisi terkait bibasilar crackles, sekaligus dapat menekan kemungkinan komplikasi jangka panjangnya.
5. Pencegahan

Apabila bibasilar crackles dicurigai berkaitan dengan masalah paru-paru, seperti pneumonia atau bronkitis, segera konsultasi ke dokter. Ini penting untuk menghindari ancaman infeksi serius dan perburukan kondisi.
Sementara itu, bibasilar crackles yang berhubungan dengan edema paru-paru dan penyakit paru interstisial mungkin butuh perawatan jangka panjang. Dalam situasi tertentu, pasien mungkin disarankan untuk dirawat inap di rumah sakit.
Hal yang tidak kalah penting adalah upaya mencegah berbagai kondisi yang dapat memicu bibasilar crackles. Beberapa pilihan gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan sistem pernapasan meliputi:
- Tidak merokok.
- Membatasi diri dari paparan racun di lingkungan sekitar. Jika situasi mengharuskan bekerja di lingkungan yang banyak polusi, sebaiknya gunakan masker.
- Mencegah infeksi dengan sering mencuci tangan dengan benar.
- Menghindari kerumunan terlebih saat musim dingin dan flu.
- Mengikuti program vaksinasi flu dan pneumonia.
- Berolahraga secara teratur.
Itulah fakta menarik mengenai bibasilar crackles. Bila kamu mengalami
Untuk kamu yang mungkin saat ini tengah diliputi perasaan cemas terkait kondisi ini, jangan ragu berkonsultasi pada dokter. Pihak profesional akan membantumu mengidentifikasi gejala, menetapkan diagnosis, serta menentukan perawatan yang tepat. Ingat, jangan tunggu sampai kondisi semakin parah, ya!
Apabila kamu mengalami bibasilar crackles, yaitu suara abnormal yang mirip derak atau bunyi gelembung yang bersumber dari dasar paru-paru, sebaiknya segera temui dokter. Ini biasanya mengindikasikan adanya kondisi tertentu yang butuh perawatan medis. Diagnosis dan perawatan dini dapat membantu mencegah komplikasi jangka panjang.
Selain itu, apabila mengalami bibasilar crackles disertai sesak napas, nyeri dada, atau terdapat darah dalam dahak, segera cari pertolongan medis.