"Ketika melakukan operasi dengan hinotori, saya tidak bergantung pada ners untuk memegang kamera. Mereka, kan, juga bisa lelah sehingga kameranya mungkin bisa bergeser dan tidak mengikuti gerakan saya. Sementara dengan robot ini, lengannya sangat stabil sehingga memungkinkan kami untuk melakukan setiap langkah sesuai dengan yang kami kontrol," kata laki-laki yang akrab dipanggil Dr. Selva tersebut.
3 Kelebihan Bedah Robotik Ginekologi, Solusi Baru Kesehatan Perempuan

- Bedah robotik menawarkan tingkat presisi yang lebih tinggi dibandingkan metode laparoskopi atau open surgery.
- Sayatan kecil mempercepat proses pemulihan pasien perempuan setelah operasi ginekologi.
- Bedah robotik cocok untuk kasus-kasus ginekologi yang kompleks dan sulit dijangkau oleh laparoskopi.
Melaka, IDN Times - Bagi banyak perempuan, mendengar kata "operasi" atau "pembedahan" sering kali menimbulkan rasa cemas. Apalagi jika menyangkut kesehatan reproduksi, yang tidak hanya berdampak pada tubuh, tapi juga pada kualitas hidup sehari-hari. Kekhawatiran soal rasa sakit, masa pemulihan panjang, hingga kemungkinan komplikasi sering membuat pasien ragu.
Namun, kemajuan teknologi di bidang medis terus menghadirkan alternatif baru untuk bidang ginekologi yang minim luka. Salah satunya adalah bedah robotik atau robotic-assisted surgery. Teknologi yang satu ini diyakini bisa menawarkan alternatif pembedahan dengan minim sayatan sehingga mempercepat proses pemulihan.
Bedah robotik hinotori sudah diaplikasikan ke tiga bidang, salah satunya ginekologi

Pada Selasa (23/9/2025), HMI Medical Group Malaysia resmi meluncurkan teknologi bedah robotik di Mahkota Medical Centre, Melaka. Mereka mengusung hinotori, robot bedah asal Jepang yang merupakan hasil kolaborasi antara Kawasaki Heavy Industry dengan Sysmex Corporation.
Memiliki empat lengan robot, hinotori mampu menirukan ketepatan gerakan dokter bedah. Teknologi ini juga dilengkapi dengan kamera resolusi tinggi yang memungkinkan dokter untuk melihat detail-detail secara lebih jelas.
Sejauh ini, hinotori telah diaplikasikan ke tiga bidang, yaitu urologi, bedah umum, dan ginekologi. Di antara tiga bidang kesehatan yang bisa menggunakan bedah robotik, ginekologi menjadi sorotan. Pasalnya, prosedur pembedahan di bidang kesehatan reproduksi perempuan ini dikenal sangat kompleks dan memakan waktu cukup lama untuk pemulihannya.
Beberapa penyakit perempuan yang bisa ditangani dengan bedah robotik ini termasuk endometriosis, miom, kista, hingga kanker. Kehadiran bedah robotik menjadi harapan baru untuk ginekologi karena menawarkan sejumlah keunggulan.
1. Bedah robotik menjanjikan tingkat presisi yang lebih tinggi

Salah satu keunggulan utama bedah robotik adalah kemampuannya memberikan tingkat presisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode laparoskopi maupun open surgery. Sistem robotik seperti hinotori dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi yang menampilkan gambar 3D hingga 10 kali lipat lebih jelas. Hal ini memungkinkan dokter melihat detail anatomi pasien dengan lebih akurat.
Hal ini diamini oleh Dr. Sevellaraja A/L N. Supermaniam, konsultan Obstetri dan Ginekologi dari Mahkota Medical Centre, Melaka, Malaysia. Saat diwawancara oleh IDN Times pada Selasa (23/9/2025), ia mengatakan bahwa ia sangat terbantu oleh sistem kamera dan lengan robot hinotori.
Selain itu, laki-laki yang sudah menangani kasus ginekologi selama 30 tahun ini mengatakan bahwa dokter bedah bisa sepenuhnya memegang kendali di bedah robotik. Jadi, mereka dapat bergerak dengan lebih leluasa, apalagi lengan-lengan robot ini sudah seperti perpanjangan tangannya.
2. Sayatan yang dibuat sangat kecil sehingga waktu pemulihan cenderung lebih singkat

Selain itu, lengan robotik mampu bergerak dengan fleksibel daripada tangan manusia, sehingga sayatan dapat dilakukan dengan halus tanpa merusak jaringan di sekitarnya. Bagi pasien perempuan, terutama yang menjalani operasi kompleks seperti pada organ reproduksi, presisi ini sangat penting untuk meminimalkan risiko komplikasi dan memastikan jaringan yang sakit dapat diangkat secara maksimal.
"Kami ingin melakukan pembedahan yang paling aman dan luka yang paling kecil. Pembedahan ini mirip laparoskopi karena lukanya kecil dan para pasien perempuan tidak merasakan begitu sakit setelahnya," Dr. Selva menjelaskan.
Sebagai informasi, laparoskopi adalah sistem pembedahan yang dilakukan dengan sayatan kecil. Dokter akan memasukkan kamera ke dalam tubuh pasien untuk mengetahui kondisi organ di dalamnya. Teknik inilah yang juga diusung oleh bedah robotik.
Namun seberapa kecil luka dari pembedahan robotik? Konsultan dokter bedah umum dari Regency Specialist Hospital di Johor Bahru, Dr. Lim Huay Cheen, menjelaskan bahwa mereka bisa melakukan operasi dengan sayatan sebesar beberapa milimeter saja.
"Sistem ini membuat sayatan yang sangat kecil pada tubuh pasien, kira-kira 1 hingga beberapa milimeter. Jadi, ketika luka yang timbul kecil, pendarahan juga minim sehingga hal ini memungkinkan pasien pulih lebih cepat," ungkap Dr. Lim.
3. Cocok untuk kasus-kasus ginekologi yang lebih kompleks

Lebih lanjut, keunggulan lain yang dimiliki bedah robotik ini adalah potensi yang besar untuk menjalankan kasus-kasus yang tidak bisa dijangkau oleh laparoskopi. Sebagai informasi, instrumen laparoskopi hanya bisa bergerak dengan dua angle. Sementara itu, bedah robotik bergerak seperti pergelangan tangan manusia yang lebih fleksibel.
"Robot ini bisa memungkinkan pembedahan di kasus-kasus yang lebih susah. Yang dulu saya kesulitan menjalankannya dengan laparoskopi, kita bisa menjalankannya dengan robot," kata Dr. Selva.
Ia mencontohkan, salah satu kasus yang menurutnya sulit adalah endometriosis. Penyakit ini ditandai dengan tumbuhnya jaringan mirip dinding rahim, tetapi di luar organ tersebut.
"Endometriosis, contohnya, ini adalah penyakit yang bisa memengaruhi berbagai organ di area panggul. Penyakit ini bisa memengaruhi kerja saluran kencing, kandung kemih, hingga usus. Itulah kenapa, endometriosis termasuk kasus yang sulit karena ada area yang sulit dijangkau dengan alat laparoskopi. Namun dengan bedah robotik, hal itu mungkin untuk dilakukan."
Dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan, bedah robotik, termasuk hinotori, hadir sebagai alternatif baru untuk kasus-kasus di bidang ginekologi. Dengan presisi yang lebih tinggi hingga proses pemulihan pasien yang lebih cepat, metode ini akan makin dilirik di dunia medis modern ke depannya.