Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Brain Zaps: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Ciri-ciri Pendarahan pada Otak (pexels.com/cottonbro)
Ciri-ciri Pendarahan pada Otak (pexels.com/cottonbro)
Intinya sih...
  • Brain zaps adalah hal yang umum dialami oleh orang-orang setelah berhenti mengonsumsi antidepresan.
  • Gejalanya digambarkan sebagai sengatan listrik di kepala.
  • Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengurangi dosis atau menghentikan terapi antidepresan dapat membantu meminimalkan risikonya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Brain zaps atau yang juga disebut kejut otak, otak menggigil, sindrom penghentian antidepresan, atau otak terbalik adalah gejala yang digambarkan sebagai sengatan listrik di kepala. Kondisi ini umum dialami oleh orang-orang yang sedang berhenti mengonsumsi obat psikiatri tertentu.

Gangguan sensorik ini dapat mengakibatkan gangguan kognitif singkat, tetapi umumnya hanya berlangsung selama beberapa detik. Bagi banyak orang, brain zaps bermanifestasi sebagai bunyi dengungan listrik yang tiba-tiba di otak saat sedang istirahat atau tidur, yang mengakibatkan gangguan tidur. 

Fenomena kognitif ini masih dalam tahap studi lebih lanjut. Namun, ada beberapa informasi penting yang telah diketahui mengenai brain zaps. 

1. Gejala

Pasien menggambarkan sensasi brain zaps dalam beberapa cara, seperti:

  • Otak rasanya seperti tiba-tiba tersetrum.
  • Pusing.
  • Vertigo.
  • Suara berdengung.
  • Kilatan cahaya terang.
  • Kehilangan kesadaran atau kebingungan sesaat, yang umumnya digambarkan sebagai "kedipan otak" (brain blink).
  • Sensasi "mendengar" mata mereka bergerak.

Yang menarik, pasien biasanya menggambarkannya bersamaan dengan gerakan mata ke samping. Para ahli bersikeras bahwa fenomena mata ini terkadang dapat memicu episode ini.

2. Penyebab

Penarikan antidepresan dapat menyebabkan brain zaps. (unsplash.com/Olga DeLawrence)
Penarikan antidepresan dapat menyebabkan brain zaps. (unsplash.com/Olga DeLawrence)

Penyebab brain zaps adalah otak sedang menyesuaikan diri dengan keseimbangan kimia baru. Brain zaps umumnya terjadi sebagai akibat dari penyesuaian dosis atau penarikan dari inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) atau inhibitor reuptake norepinefrin selektif (SNRI). Keduanya adalah obat yang digunakan untuk terapi depresi.

Selain karena penghentian atau pengurangan dosis antidepresan, para ilmuwan juga percaya bahwa pemicu potensial brain zaps yang lain adalah gerakan mata ke samping yang cepat. Intinya, melihat ke kiri dan ke kanan dengan cepat berpotensi menyebabkan brain zaps, utamanya pada individu yang berisiko.

3. Pengobatan

Brain zaps biasanya hilang tanpa pengobatan. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengobatan apa yang dapat membantu meredakan ketidaknyamanan akibat kondisi ini.

Studi tahun 2018 mencatat bahwa orang-orang umumnya menggunakan suplemen asam lemak omega-3 untuk mengobati brain zaps. Perlu dicatat, para peneliti tidak menyarankan penggunaan suplemen omega-3 untuk mengobati brain zaps karena tidak ada penelitian tentang kemanjurannya.

4. Pencegahan

ilustrasi berkonsultasi dengan dokter (pixabay.com/RazorMax)
ilustrasi berkonsultasi dengan dokter (pixabay.com/RazorMax)

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya brain zaps. Berikut beberapa di antaranya:

  • Mengurangi dosis obat secara bertahap alih-alih langsung menghentikannya secara total.
  • Beralih ke obat lain sebelum menghentikan pengobatan.
  • Menghentikan pengobatan antidepresan di bawah pengawasan dokter. Secara umum, cara ini mampu mengurangi kemungkinan mengalami efek yang tidak menyenangkan, termasuk brain zaps.

5. Apakah brain zaps berbahaya?

Brain zaps sebenarnya bukanlah kondisi yang berbahaya. Hingga kini tidak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa serangan tersebut menghadirkan bahaya jangka pendek atau jangka panjang yang nyata bagi individu yang mengalaminya.

Meski begitu, kondisi ini sebenarnya menyebabkan ketidaknyamanan. Ada potensi, brain zaps memiliki faktor bahaya dari kepanikan dan ketidaknyamanan yang dirasakan dari gangguan kognitif ini.

Akhir kata, brain zaps adalah hal yang umum dialami oleh orang-orang setelah berhenti mengonsumsi antidepresan. Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengurangi dosis atau menghentikan terapi antidepresan dapat membantu meminimalkan risikonya.

Referensi

Psychiatrist.com. Diakses pada Agustus 2024. What Are Brain Zaps?
Hers. Diakses pada Agustus 2024. What Are Brain Zaps?
Papp, Alexander, and Julie A. Onton. “Triggers and Characteristics of Brain Zaps According to the Findings of an Internet Questionnaire.” The Primary Care Companion for CNS Disorders 24, no. 1 (February 10, 2022). 
Papp, Alexander, and Julie A Onton. “Brain Zaps.” The Primary Care Companion for CNS Disorders 20, no. 6 (December 20, 2018).
Women's Health. Diakses pada Agustus 2024. Brain Zaps: Are They Serious and Why Do They Happen?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us