Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Berpuasa untuk Pasien Migrain agar Aman dan Nyaman

ilustrasi sakit kepala (freepik.com/stefamerpik)
Intinya sih...
  • Migrain dapat terjadi ketika orang tidak makan selama lebih dari delapan jam.
  • Penyebab migrain saat puasa termasuk hipoglikemia, penghentian kafein, dehidrasi, dan kurang tidur karena perubahan rutinitas tidur saat bulan Ramadan.
  • Cara mengatasi migrain saat puasa antara lain dengan mematikan lampu, menempelkan kompres panas atau dingin pada kepala atau leher, peregangan ringan, latihan pernapasan, dan cari tempat yang tenang.

Ramadan adalah bulan yang mulia bagi umat Islam. Salah satu yang istimewa dari Ramadan adalah kewajiban menjalani ibadah puasa satu bulan penuh. Selama bulan ini, umat Islam berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam.

Sayangnya, berpuasa bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang dengan migrain. Perubahan pola makan, kurangnya asupan cairan, hingga penurunan kadar gula darah sering kali memicu serangan migrain yang tak tertahankan. Namun, dengan strategi yang tepat, berpuasa tetap bisa dijalani dengan nyaman dan aman.

Simak terus untuk mengetahui cara berpuasa sehat yang dapat membantu orang dengan migrain puasa Ramadan dengan nyaman.

1. Gejala migrain saat puasa

Migrain dapat terjadi ketika orang tidak makan selama lebih dari delapan jam. Intensitas migrain biasanya ringan hingga sedang. Kabar baiknya, setelah berbuka, migrain dapat hilang dalam sendirinya. Namun, kadang perlu waktu hingga tiga hari bagi seseorang untuk dapat pulih dari migrain.

2. Penyebab migrain sering kambuh saat puasa

ilustrasi migrain (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada beberapa kemungkinan penyebab migrain saat puasa:

  • Hipoglikemia: Tidak makan dalam waktu lama dapat menyebabkan hipoglikemia atau gula darah rendah. Bagi sebagian orang dengan susunan genetik tertentu, perubahan kecil pada gula darah dapat memengaruhi reseptor nyeri di otak. Hal ini menyebabkan sakit kepala saat puasa.
  • Penghentian konsumsi kafein: Banyak orang yang rutin minum kafein menemukan bahwa jika mereka tiba-tiba berhenti, hal itu dapat memicu serangan migrain. Jika kamu terbiasa minum teh, kopi, dan minuman bersoda, mengurangi asupan minuman ini selama Ramadan dapat memicu dan memperburuk migrain.
  • Dehidrasi: Saat mengalami dehidrasi, otak dan jaringan lain di tubuh berkontraksi dan menyusut. Otak yang menyusut akan menjauh dari tengkorak. Hal ini memberi tekanan pada saraf di sekitarnya, yang menyebabkan rasa sakit.
  • Kurang tidur: Bagi banyak orang, Ramadan mengubah rutinitas tidur secara signifikan, misalnya dengan bangun lebih awal untuk sahur. Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan alami bahan kimia otak yang selanjutnya memicu serangan migrain.

3. Cara mengatasi migrain saat puasa

Saat sedang berpuasa, kamu tidak bisa minum obat saat migrain kambuh. Untungnya, masih ada beberapa cara lainnya yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi migrain tanpa membatalkan puasa:

  • Matikan lampu: Cahaya dan suara dapat memperburuk nyeri migrain. Jadi, bersantailah di ruangan yang gelap dan tenang.
  • Cobalah terapi suhu: Tempelkan kompres panas atau dingin pada kepala atau leher. Kompres es memiliki efek mati rasa, yang dapat meredakan nyeri. Sementara itu, kompres panas dan bantalan pemanas dapat merelaksasikan otot yang tegang. 
  • Kurangi distraksi: Matikan TV dan segera masuk kamar untuk beristirahat. Tutup pintu kamar dan jangan membawa HP atau materi kerja ke tempat tidur.
  • Peregangan ringan: Beberapa peregangan ringan atau jalan cepat dapat meningkatkan energi dan mengurangi nyeri migrain.
  • Latihan pernapasan: Bernapas dalam-dalam dari diafragma dapat membantumu lebih relaks. Fokuslah menghirup dan mengembuskan napas perlahan dan dalam selama beberapa menit. Ini dapat membantu merelaksasi otot-otot dan harapannya dapat mengurangi migrain.

4. Mencegah migrain selama puasa Ramadan

ilustrasi migrain (freepik.com/jcomp)

Beberapa cara di bawah ini bisa kamu lakukan untuk mencegah migrain selama puasa Ramadan:

  • Pastikan minum banyak air pada saat berbuka dan sahur. Namun, batasi atau hindari minuman manis karena dapat memperparah dehidrasi.
  • Kalau kamu biasa minum kafein, kamu bisa menguranginya secara bertahap alih-alih menghindarinya secara total. Misalnya, dengan tetap minum sedikit kopi saat sahur atau berbuka. Mengurangi asupan kafein sedikit demi sedikit cenderung tidak memicu serangan migrain dibandingkan dengan menghilangkan kafein secara tiba-tiba.
  • Saat sahur, konsumsi makanan yang mengenyangkan dan melepaskan energi secara perlahan. Misalnya, makanan berprotein tinggi seperti daging, ikan dan telur, kacang-kacangan dan buncis, dan karbohidrat gandum utuh seperti beras merah, oat, atau roti gandum utuh. Ini akan membantu mencegah hipoglikemia di siang hari.
  • Sebisa mungkin segera tidur setelah tarawih. Jika mungkin, usahakan untuk tidur singkat pada siang hari.

5. Kapan perlu menghubungi dokter

Migrain selama puasa umumnya tidak berbahaya. Namun, hubungi dokter jika migrain disertai gejala ini:

  • Berlangsung lebih dari 72 jam.
  • Gejala aura berlangsung lebih dari satu jam.
  • Sakit kepala yang tiba-tiba dan sangat menyakitkan.
  • Masalah berbicara atau mengingat.
  • Kehilangan penglihatan atau penglihatan kabur atau ganda.
  • Merasa mengantuk atau bingung.
  • Kejang.
  • Demam.
  • Tidak dapat bergerak atau mengalami kelemahan pada lengan atau kaki di satu sisi tubuh.

Dengan menerapkan tips ini, kamu bisa menjalani ibadah puasa tanpa khawatir serangan migrain.

Penting untuk mengenali tanda-tanda tubuh, menjaga pola makan yang seimbang, serta memastikan asupan cairan yang cukup. Dengan perencanaan yang baik, kamu bisa lancar berpuasa sambil tetap menjaga kesehatan dan mengurangi risiko migrain.

Referensi 

"Managing Migraine During Ramadan." Migraine Trust. Diakses Maret 2025. 
"How Fasting Can Cause a Headache." Verywell Health. Diakses Maret 2025. 
"Dehydration Headache." Cleveland Clinic. Diakses Maret 2025. 
"Sleep Deprivation and Migraines." Sleep Foundation. Diakses Maret 2025. 
"Migraines and How to Manage Them." Mayo Clinic. Diakses Maret 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us