Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Efektif Mencegah Mpox, Terapkan agar Tetap Terlindungi

Ilustrasi virus mpox (pixabay.com/Gerd Altmann)
Ilustrasi virus mpox (pixabay.com/Gerd Altmann)

Mpox yang dulu dikenal pula sebagai cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Orthopoxvirus monkeypox. Virus zoonosis (dapat ditularkan dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya) tersebut ada di dalam genus Orthopoxvirus. Gejala paling umum ketika terkena cacar monyet adalah demam, ruam yang membentuk bintil-bintil bernanah hingga seperti melepuh, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Pasien positif cacar monyet pertama di Indonesia merupakan laki-laki berusia 27 tahun dengan riwayat berpergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli 2022 hingga kembali ke Tanah Air pada Agustus 2022. Pasien tersebut menunjukkan gejala awal Mpox pada tanggal 11 Agustus 2022 dan setelah dilakukan test PCR, pasien terkonfirmasi positif ada tanggal 19 Agustus 2022. Sementara itu, baru-baru ini, pada Agustus 2024 di Jakarta, ditemukan 11 pasien yang terinfeksi Mpox di 8 kecamatan. 

Untuk melindungi diri dari penularan Mpox, berikut ini beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan. Simak penjelasan berikut ini!

1. Vaksinasi Mpox

Ilustrasi vaksinasi (Pexels/FRANK MERIÑO)
Ilustrasi vaksinasi (Pexels/FRANK MERIÑO)

Vaksinasi adalah tindakan pencegahan utama paling efektif untuk mencegah penularan penyakit, tak terkecuali Mpox. Terutama, mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang dikonfirmasi atau dicurigai mengidap Mpox, berisiko tinggi untuk terpapar, dan pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah.

Hingga saat ini (September 2024), sudah terdapat dua merek vaksin yang tersedia. JYNNEOS adalah vaksin utama yang digunakan untuk mencegah cacar monyet. Vaksin ini diproduksi oleh Bavarian Nordic dan juga dikenal sebagai Imvanex di Inggris dan Eropa, dan Imvamune di Kanada. Pasokan JYNNEOS saat ini terbatas dan ditargetkan untuk digunakan pada orang yang telah terpapar cacar air atau berisiko sangat tinggi untuk terpapar.

Vaksin lainnya yang juga tersedia untuk Mpox adalah CAM2000 yang dilisensikan oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Namun, vaksin ini tidak cocok untuk banyak orang, termasuk mereka yang memiliki kondisi kulit tertentu dan perempuan hamil.

Untuk saat ini, di Indonesia, vaksin yang tersedia masih sangat terbatas. Itulah kenapa, tenaga medis biasanya akan memprioritaskan orang-orang yang rentan terinfeksi terlebih dulu. Di antaranya adalah orang-orang berusia 20--40 tahun yang aktif bekerja di luar, memiliki orientasi seksual homoseksual atau biseksual, dan penderita HIV/AIDS.

2. Mencuci tangan dengan benar

Ilustrasi mencuci tangan dengan sabun (Pixabay/zukunftssicherer)
Ilustrasi mencuci tangan dengan sabun (Pixabay/zukunftssicherer)

Mpox dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti cairan tubuh, bekas luka, lesi kulit, atau benda-benda yang terkontaminasi. Mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol dapat secara signifikan mengurangi risiko penularan dengan menghilangkan patogen potensial ini dari kulit.

3. Hindari kontak dekat dengan individu atau hewan yang terinfeksi

ilustrasi ruam (freepik.com/freepik)
ilustrasi ruam (freepik.com/freepik)

Hindari menyentuh siapa pun yang memiliki ruam atau lesi, karena virus dapat ditularkan melalui kontak dengan sekresi dari sistem pernapasan, luka terbuka, atau benda-benda yang terkontaminasi yang digunakan oleh pasien atau hewan yang terinfeksi. Dengan menghindari kontak dekat dengan individu atau hewan yang terinfeksi, kita secara signifikan mengurangi risiko bersentuhan dengan virus, sehingga mencegah penularannya.

4. Menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis yang kontak dengan pasien terinfeksi

Ilustrasi alat pelingdung diri (Pexels/Helena Jankovičová Kováčová)
Ilustrasi alat pelingdung diri (Pexels/Helena Jankovičová Kováčová)

Alat pelindung diri (APD) memainkan peran yang sangat penting dalam mencegah penyebaran Mpox. APD digunakan di fasilitas kesehatan dan bagi mereka yang bekerja dekat dengan individu terinfeksi. Berikut merupakan APD yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penularan Mpox: 

  1. Sarung tangan: Sarung tangan dapat mencegah kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti lesi kulit yang dapat mengandung virus. Sarung tangan sangatlah penting bagi petugas medis yang melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
  2. Gaun medis sekali pakai: Mengenakan gaun medis sekali pakai dapat mencegah kontak antar kulit dengan individu yang berpotensi terinfeksi, sehingga mengurangi risiko penularan langsung. Gaun medis sekali pakai juga memberikan pembatas untuk melindungi kulit dan pakaian pemakainya dari kontaminasi.
  3. Masker medis: Meskipun cacar monyet tidak ditularkan melalui udara (airborne), ada risiko kecil penularan melalui percikan pernapasan (droplet) yang mungkin mengandung virus. Droplet ini dapat dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, dan mengenakan masker dapat membantu mengurangi masuknya droplet ke sistem pernapasan.

5. Penanganan benda yang terkontaminasi secara tepat

ilustrasi mpox (angelp from Getty Images via Canva Pro)
ilustrasi mpox (angelp from Getty Images via Canva Pro)

Setiap benda yang terkontaminasi virus sangat penting untuk dilakukan penanganan yang tepat demi mencegah terjadinya penyebaran infeksi dan penyakit. Berikut ini adalah langkah-langkah utama dan panduan untuk menangani benda-benda yang terkontaminasi:

  1. Penilaian awal: Identifikasi benda-benda mungkin terkontaminasi seperti darah dan cairan tubuh
  2. Gunakan APD: Kenakan APD yang sesuai seeprti sarung tangan, apron, dan pelindung mata untuk mencegah kontak langsung dengan objek yang terkontaminasi.
  3. Pembersihan: Untuk pembersihan yang melibatkan darah atau cairan tubuh, serap sebagian besar tumpahan dengan tisu, lalu bersihkan area tumpahan dengan air hangat dan deterjen. Selanjutnya, bersihkan area tersebut dengan bahas disinfektan yang tersedia seperti alkohol, pemutih (NaClO), dan hidrogen peroksida (H2O2)
  4. Pengelolaan Limbah: Masukkan barang yang terkontaminasi di dalam kantong plastik bertanda "limbah infeksius" dan buang sesuai dengan aturan yang berlaku

Mencegah penyebaran cacar monyet sangat penting bagi kesehatan masyarakat. Meskipun dampak dari infeksi virus ini sering kali ringan, tidak menutup kemungkinan dapat menjadi parah pada individu tertentu (seperti bayi, anak kecil, orang hamil, dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah). Dengan melakukan tindakan pencegahan, kita dapat secara signifikan mengurangi penularan virus Mpox, tidak hanya melindungi kesehatan dari setiap individu tetapi juga membantu mencegah wabah semakin meluas. 

Referensi

WHO. "Increasing preparedness and prevention measures for monkeypox". Diakses pada September 2024.
Farahat, R. A., Khan, S. H., & Memish, Z. A. (2022). Availability of monkeypox vaccinations for low and middle-income countries: Challenges and recommendations. Travel Medicine and Infectious Disease, 50, 102473. 
International Committee on Taxonomy of Viruses. "Taxon Details : Orthopoxvirus monkeypox". Diakses pada September 2024.
Sehat Negeriku; Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Kasus Monkeypox Pertama di Indonesia Terkonfirmasi. Diakses pada September 2024. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us