Cegah Komplikasi Penyakit Tangan, Kaki, Mulut (HFMD) dengan Vaksin

- Virus EV71 penyebab penyakit tangan kaki mulut (HFMD) yang sangat menular, terutama pada anak usia 5-10 tahun.
- Kalbe Farma meluncurkan vaksin terbaru untuk melawan virus EV71.
- Gejala awal HFMD perlu diwaspadai, penyebaran melalui droplet atau percikan air liur, pencegahan dengan menjaga kebersihan tangan dan sanitasi lingkungan.
Virus EV71 atau enterovirus 71 adalah salah satu penyebab penyakit tangan kaki mulut (hand, foot, and mouth disease/HFMD), atau yang selama ini disalahpahami sebagai penyakit flu Singapura. Ini adalah infeksi yang sangat menular, terutama di kalangan anak-anak berusia 5 hingga 10 tahun.
Menanggapi hal ini, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usahanya Kalventis, meluncurkan vaksin terbaru untuk melawan virus EV71. Harapannya, dengan vaksinasi, anak-anak bisa terlindungi dari HFMD.
1. Lonjakan kasus HFMD di Asia, termasuk Indonesia

Dipaparkan oleh dr. Kanya Ayu Paramastri, SpA, dokter spesialis anak, negara-negara di Asia Pasifik telah mengalami peningkatan kasus kasus HFMD secara signifikan.
Beberapa contohnya, kasus besar terjadi di Singapura dengan 30.000 kasus pada 2008, Malaysia dengan 29 kematian anak pada 1997, dan Taiwan dengan 78 kematian anak pada 1998.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI melaporkan peningkatan kasus HFMD pada awal tahun 2024, dengan 6.500 kasus di seluruh provinsi. Selain itu, Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) mencatat 27.417 kasus suspek HFMD pada tahun yang sama. Angka ini naik dari 11.651 kasus suspek pada tahun 2023 dan 8.125 kasus pada 2022.
Data tersebut menunjukkan bahwa HFMD terutama menyerang anak-anak, meskipun beberapa kasus juga ditemukan pada orang dewasa.
"Usia yang paling sering terkena HFMD ialah anak-anak di bawah 10 tahun, dan insiden tertinggi terjadi pada anak di bawah usia 3 tahun. Orang dewasa bisa terkena HFMD, tetapi kasus ini jarang terjadi dibandingkan pada anak-anak,” tambah dr. Kanya pada Rabu di Jakarta (6/11/2024).
2. Gejala HFMD yang harus diwaspadai

Menurut dr. Kanya, terdapat sejumlah gejala awal HFMD yang perlu diwaspadai orang tua untuk mendeteksi risiko infeksi sejak dini. Salah satu tanda yang umum adalah demam tinggi di atas 39 derajat Celcius yang berlangsung hingga tiga hari.
Selain itu, munculnya sariawan di mulut yang disertai dengan nyeri menelan (faringitis) bisa membuat anak kehilangan nafsu makan dan minum. Ini akan menyebabkan tubuh anak menjadi lemas.
Jika tidak ditangani dengan tepat, HFMD berpotensi menyebabkan komplikasi serius, seperti dehidrasi sedang hingga berat akibat kesulitan menelan. Di kasus yang lebih parah, kondisi ini bisa menyebabkan meningitis aseptik atau ensefalitis, yang bisa mengancam jiwa.
"Penyebaran HFMD dapat melalui droplet atau percikan air liur dari batuk, bersin, kontak tidak langsung dari menyentuh barang yang terkontaminasi, bisa juga dari makanan atau foodborne, atau kontak langsung dengan penderita HFMD," jelas dr. Kanya.
3. Pentingnya kebersihan, perawatan, dan vaksinasi dalam pencegahan HFMD

Penyebaran virus EV71 sangat dipengaruhi oleh kebersihan dan sanitasi lingkungan. Oleh karena itu, langkah pencegahan utama yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan tangan. Ini termasuk mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, setelah mengganti popok, dan setelah menggunakan toilet.
Selain itu, penting untuk rutin membersihkan permukaan, barang-barang, dan mainan dengan sabun dan air, lalu mendisinfeksinya. Untuk barang-barang yang sulit dibersihkan atau tidak cocok dengan alkohol, disarankan menggunakan klorheksidin atau larutan 0,5% hipoklorit.
Pengobatan HFMD pada umumnya bersifat simtomatik, dengan fokus pada peredaan gejala seperti demam dan nyeri. Karena sariawan di mulut sering membuat anak sulit makan, makanan yang disarankan adalah yang lunak dan tidak pedas agar tidak memperparah iritasi mulut.
Di samping upaya pencegahan tersebut, vaksinasi merupakan langkah penting untuk melindungi anak dari risiko infeksi HFMD. Ini juga bisa mengurangi kemungkinan komplikasi serius.
"Vaksinasi juga membantu mencegah infeksi berulang yang bisa lebih berat karena paparan jenis virus lain," jelas dr. Kanya.
Dengan meningkatnya kasus HFMD yang disebabkan oleh virus EV71, perlindungan terhadap anak-anak menjadi semakin penting. Meskipun kebersihan dan sanitasi yang baik bisa membantu mengurangi risiko penyebaran, vaksinasi menjadi langkah pencegahan yang efektif dalam mengurangi dampak serius dari penyakit ini.