Keringat Berlebih setelah Makan? Waspada Gangguan Sindrom Frey 

Juga terjadi ketika hanya memikirkan makanan

Berkeringat setelah makan makanan panas atau pedas adalah hal normal sebagai respons alamiah tubuh terhadap perubahan suhu. Namun, berkeringat setelah mencicipi, mencium, membicarakan, atau sekadar memikirkan makanan bisa menjadi indikasi sindrom Frey. Kondisi apa itu?

Sindrom Frey adalah kelainan langka yang disebabkan oleh rusaknya saraf di sekitar kelenjar ludah, membuat penderitanya tidak bisa membedakan kapan harus produksi air liur atau keringat.

Nah, apa saja fakta tentang sindrom Frey yang perlu kamu ketahui? Berikut ulasan lengkapnya.

1. Sindrom Frey adalah gangguan medis yang menyebabkan seseorang berkeringat saat makan atau terlibat dalam pembicaraan atau pemikiran tentang makanan 

Keringat Berlebih setelah Makan? Waspada Gangguan Sindrom Frey freepik.com/cookie_studio

Sindrom Frey pertama kali dipublikasikan dalam literatur medis pada tahun 1853 oleh Baillarger. Kemudian, dijelaskan lebih rinci oleh Dr. Lucja Frey, seorang ahli saraf dari Polandia pada tahun 1923 yang menggambarkannya sebagai sindrom saraf auriculotemporal.

Disebut demikian, karena sindrom Frey terjadi akibat adanya kerusakan atau cedera pada saraf auriculotemporal, yaitu saraf yang memasok persarafan di area sekitar wajah dan kelenjar parotis (kelenjar ludah terbesar yang terletak tepat di bawah telinga di kedua sisi wajah, yang bertugas mengeluarkan air liur untuk membantu mencerna dan melembapkan makanan).

Melansir Verywell Health, pelepasan air liur dari kelenjar parotis dimediasi oleh busur kompleks yang melibatkan saraf auriculotemporal. Namun, ketika saraf tersebut rusak, serabut saraf parasimpatis dari saraf auriculotemporal beregenerasi secara abnormal.

Regenerasi abnormal tersebut menyebabkan saraf parasimpatik tumbuh di sepanjang serat simpatik, sehingga saraf parasimpatik yang biasanya berperan memerintahkan kelenjar parotis untuk memproduksi air liur jadi berkembang memerintah kelenjar keringat untuk memproduksi keringat dan pembuluh darah untuk melebar, yang mana fungsi ini biasa dilakukan oleh saraf simpatis.

Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan seseorang mengeluarkan keringat berlebih dan kemerahan saat dirangsang dengan makanan tertentu, terutama makanan yang menghasilkan saliva yang kuat, seperti makanan asam, pedas, atau asin.

2. Secara umum, sindrom ini disebabkan oleh operasi kelenjar parotis 

Keringat Berlebih setelah Makan? Waspada Gangguan Sindrom Frey pexels.com/Anna Shvets

Tidak diketahui secara pasti mekanisme dasar terjadinya sindrom Frey. Namun, penyebab paling umum yang dilaporkan adalah komplikasi pembedahan parotidektomi, yaitu operasi pengangkatan kelenjar parotis.

Memang tidak semua yang menjalani parotidektomi mengalami sindrom Frey. Akan tetapi, beberapa sumber menyebutkan bahwa pada lebih dari separuh individu yang menjalani parotidektomi mengembangkan sindrom ini, menurut keterangan dari National Organization for Rare Disorders.

Selain parotidektomi, kerusakan pada rantai saraf simpatis utama di leher juga disebut dapat menyebakan sindrom Frey, meski kasus ini sangat jarang terjadi. Beberapa cedera atau penyakit lain yang menyebabkan kerusakan kelenjar parotis juga mungkin menyebabkan kelainan ini.

Baca Juga: Menyebabkan Urine dan Keringat Menggelap, Ini 5 Fakta Alkaptonuria

3. Berkeringat disertai kemerahan setelah makan biasanya merupakan gejala utama yang ditimbulkan  

Keringat Berlebih setelah Makan? Waspada Gangguan Sindrom Frey unsplash.com/hansreiner

Gejala khas sindrom Frey adalah keringat berlebih di pipi, pelipis (wilayah temporal), atau di belakang telinga (wilayah retroaurikular) segera setelah mendapatkan rangsangan makanan tertentu, atau disebut dengan kondisi gustatory sweating.

Seseorang juga bisa mengalami kemerahan atau kehangatan pada area yang terkena. Gejala sindrom Frey biasanya berkembang dalam tahun pertama setelah pembedahan di daerah kelenjar parotis, meski tidak semua mengembangkannya setelah operasi.

4. Tes pati yodium biasanya digunakan untuk mendiagnosis sindrom Frey

Keringat Berlebih setelah Makan? Waspada Gangguan Sindrom Frey unsplash.com/Hans Reniers

Untuk menegakkan diagnosis sindrom Frey, biasanya dilakukan identifikasi gejala khas dan pemeriksaan  kesehatan yang menyeluruh. Tes khusus yang disebut tes pati yodium minor biasanya juga digunakan untuk uji sindrom Frey dengan melihat perubahan warna keringat.

Selama tes, dokter akan mengoleskan larutan yodium ke area wajah yang terkena, kemudian menambahkan olesan bubuk pati seperti pati jagung di atas larutan yodium. Setelah itu, pasien diberi rangsangan oral berupa makanan manis atau asam.

Ketika keringat yang keluar berubah menjadi warna biru kehitaman atau berwarna ungu, itu menunjukkan bahwa seseorang tersebut menderita sindrom Frey. Meski tak menunjukkan gejala, tes ini juga bisa dicoba untuk deteksi dini.

5. Menurut penelitian, botox adalah pengobatan yang paling efektif

Keringat Berlebih setelah Makan? Waspada Gangguan Sindrom Frey unsplash.com/Atikah Akhtar

Pada kebanyakan kasus, kelainan ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam jangka waktu paling lama 5 tahun. Namun, untuk gejala parah, biasanya dibutuhkan beberapa bantuan untuk mengatasinya.

Menurut penelitian, pengobatan botox adalah cara yang efektif, yaitu sekitar 98 persen, untuk mengobati gejala sindrom Frey. Sayangnya, penggunaannya untuk pengobatan gustatory sweating saat ini tidak disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Untuk meringankan atau memblokir sementara gejala, kamu juga bisa menggunakan antiperspiran atau krim topikal seperti skopolamin, glikopirolat, dan diphemnanilmethylsulfate.

Namun, juga perlu diperhatikan bahwa penggunaan krim topikal tersebut dapat menimbulkan efek samping sistemis seperti mulut kering, penglihatan kabur, mata gatal, retensi urine, peningkatan detak jantung, dan alergi.

Itulah beberapa fakta tentang sindrom Frey. Meski umumnya kelainan ini tidak berbahaya, tetapi terkadang bisa menciptakan ketidaknyamanan sosial dan memengaruhi kualitas hidup seseorang.

Baca Juga: 5 Sisi Positif dan Negatif Keringat bagi Kesehatan Kulitmu

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya