Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Efek Gas Air Mata Kedaluwarsa, Apakah Tetap Berbahaya?

gas air mata
ilustrasi gas air mata (pexels.com/Joel Santos)
Intinya sih...
  • Gas air mata kedaluwarsa tetap berbahaya meski efektivitasnya menurun
  • Pertolongan pertama saat terpapar gas air mata adalah menjauh dari sumber dan mencari udara segar
  • Sebaiknya periksa ke dokter jika mengalami sesak napas, nyeri dada, atau iritasi parah pada mata setelah terpapar gas air mata
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gas air mata sering digunakan sebagai pengendali massa oleh aparat keamanan. Zat ini bisa menimbulkan rasa perih, sesak napas, hingga iritasi kulit hanya dalam hitungan detik. Namun, pernahkah kamu terpikir apa yang terjadi jika gas air mata sudah melewati masa simpannya?

Efek gas air mata kedaluwarsa umumnya tetap berbahaya walaupun daya sebar atau efektivitasnya bisa berkurang. Zat kimia di dalamnya bisa mengalami perubahan sehingga menimbulkan iritasi, gangguan pernapasan, bahkan efek samping tambahan yang tidak terduga. Supaya lebih jelas, berikut penjelasan lengkapnya.

Efek gas air mata kedaluwarsa

Gas air mata memiliki masa kedaluwarsa karena kandungan kimianya bisa berubah seiring waktu. Menurut Agus Haryono, mantan Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI, gas air mata umumnya dibuat dari senyawa bernama 2-chlorobenzalmalonitrile (CS). Zat ini berbentuk serbuk putih yang akan berubah menjadi gas ketika ditembakkan. Ketika melewati masa kedaluwarsa, senyawa kimia ini bisa mengalami proses oksidasi sehingga efektivitasnya menurun. Artinya, gas air mata tidak lagi sekuat saat masih baru dalam menimbulkan rasa perih pada mata, sesak napas, atau iritasi kulit.

Namun, gas air mata kedaluwarsa tetap perlu diwaspadai. Pasalnya, sifat zat kimia di dalamnya tetap beracun meski efektivitasnya melemah. Jika disimpan terlalu lama, struktur kimia bisa berubah dan menimbulkan potensi bahaya baru, misalnya meningkatkan risiko iritasi atau komplikasi kesehatan tertentu.

Secara umum, para pakar kimia menekankan bahwa gas air mata kedaluwarsa tidak otomatis menjadi lebih mematikan. Melainkan lebih ke arah berkurangnya fungsi utama untuk pengendalian massa. Risiko kesehatan tetap ada, terutama bila gas ditembakkan dalam jumlah besar, di ruang tertutup, atau langsung mengenai tubuh seseorang.

Pertolongan pertama jika terpapar gas air mata

gas air mata
ilustrasi gas air mata (unsplash.com/Koshu Kunii)

Saat terkena gas air mata, hal terpenting adalah segera menjauh dari sumber dan mencari udara segar. Jika di dalam ruangan, segera keluar, bila di luar, masuklah ke gedung dengan pintu dan jendela tertutup. Nah, karena uap gas cenderung turun ke tanah, usahakan berdiri di tempat yang lebih tinggi.

Untuk mengurangi paparannya, tutup hidung dan mulut dengan kain bersih, bagian dalam jaket, atau masker. Kacamata pelindung juga bisa membantu melindungi mata dari dampaknya. Setelah aman, segera lepas pakaian yang terkena paparan tanpa melepasnya lewat kepala, lalu simpan dalam plastik tertutup rapat agar tidak mencemari sekitar.

Selanjutnya, bersihkan tubuh dengan sabun lembut dan air yang banyak agar zat kimianya cepat hilang. Cuci juga kacamata, perhiasan, atau benda lain yang ikut terpapar. Jika mata terasa perih, bilas dengan air bersih selama 10—15 menit dan segera lepas lensa kontak bila digunakan.

Kapan sebaiknya periksa ke dokter?

Kalau terkena paparan gas air mata, sebaiknya jangan anggap remeh meskipun gejalanya terasa ringan. Segera cari pertolongan medis agar kondisimu bisa dipantau oleh tenaga kesehatan. Efek gas air mata umumnya memang hilang setelah beberapa waktu, tapi pada sebagian orang, paparan ini bisa menimbulkan komplikasi serius.

Kamu perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami sesak napas, nyeri dada, batuk yang tidak kunjung reda, atau gejala asma kambuh setelah terpapar. Dalam kasus tertentu, oksigen tambahan atau obat pereda asma mungkin dibutuhkan untuk membantu pernapasan. Selain itu, kalau ada iritasi parah pada mata, kulit melepuh, atau penglihatan terganggu, jangan tunda untuk mendapatkan penanganan medis.

Hal penting lainnya, jangan mencoba mengandalkan “obat rumahan” seperti menghirup bawang atau kain yang direndam cuka apel. Namun, belum ada bukti medis yang menjelaskan efektivitas cara ini dalam melawan dampak gas air mata.

Efek gas air mata kedaluwarsa memang bisa menurun, tapi bukan berarti aman sepenuhnya. Jadi, kamu harus tetap waspada jika sewaktu-waktu terpapar dampaknya, ya.

FAQ seputar efek gas air mata kedaluwarsa

  1. Apakah gas air mata bisa kedaluwarsa?

    Ya, gas air mata memiliki masa simpan terbatas.

  2. Apa yang terjadi jika gas air mata sudah kedaluwarsa?

    Daya semburnya melemah, tapi bahan kimianya masih bisa menimbulkan iritasi.

  3. Apakah gas air mata kedaluwarsa masih berbahaya?

    Ya, meskipun kurang efektif, uapnya tetap bisa mengiritasi mata, hidung, dan kulit.

Referensi

"Use of Expired Tear Gas Shells Inhumane: DAK". Kashmir Observer. Diakses Agustus 2025.

"A Crying Shame: The Nepal Police Has Been Using Expired Tear Gas Shells And Is Likely To Continue Doing So". Centre For Investigative Journalism Nepal. Diakses Agustus 2025.

"How Does Tear Gas Affect the Human Body?". Healthline. Diakses Agustus 2025.

"Effects of Tear Gas on The Body". Medical News Today. Diakses Agustus 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Delvia Y Oktaviani
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us