Penyakit Addison: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Penyakit kronis yang bisa menyebabkan hiperpigmentasi

Penyakit Addison, juga dikenal sebagai hipokortisolisme atau insufisiensi adrenal, adalah penyakit langka berupa kelainan ketika tubuh tidak menghasilkan hormon tertentu secara cukup. Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal. Kelenjar ini menghasilkan banyak hormon yang diperlukan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya.

Penyakit Addison terjadi saat korteks adrenal rusak dan kelenjar adrenal tidak menghasilkan cukup hormon steroid kortisol dan aldosteron.

Kortisol mengatur reaksi tubuh terhadap situasi stres, sedangkan aldosteron membantu regulasi natrium dan kalium. Korteks adrenal juga memproduksi hormon seks (androgen).

Mengutip Medscape, penyakit ini tergolong langka, dengan prevalensi yang dilaporkan di negara-negara di mana data tersedia adalah sekitar 39 kasus per 1 juta penduduk. Namun, karena penyakit ini kemungkinan tidak terdiagnosis, sulit untuk menentukan jumlah sebenarnya pada populasi umum.

Penyakit Addison bisa dialami laki-laki dan perempuan dengan risiko yang sama, terutama usia antara 30-50 tahun. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada literatur medis sekitar tahun 1885 oleh seorang dokter dari Inggris, yaitu Thomas Addison.

1. Jenis

Penyakit Addison: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi penyakit Addison (commons.wikimedia.org/Madhero88)

Penyakit Addison terdiri dari dua jenis utama berdasarkan penyebabnya, yaitu:

  • Insufisiensi adrenal primer

Jenis ini terjadi saat kelenjar adrenal mengalami kerusakan yang sangat parah, sehingga tidak bisa lagi menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron. Jenis ini paling sering disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang kelenjar adrenal. Jenis ini merupakan penyakit autoimun.

Dalam kondisi ini, sistem kekebalan salah mengira organ atau bagian tubuh mana pun karena virus atau bakteri, sehingga menyerang sel-sel sehat yang berada dalam tubuh.

Dilansir Healthline, penyebab lain insufisiensi adrenal primer yaitu administrasi glukokortikoid berkepanjangan seperti prednison, infeksi di dalam tubuh, kanker dan pertumbuhan abnormal (tumor), dan pengencer darah tertentu yang digunakan untuk mengontrol pembekuan dalam darah.

  • Insufisiensi adrenal sekunder

Jenis ini terjadi ketika kelenjar pituitari (terletak di otak) tidak mampu menghasilkan hormon adrenokortikotropik (ACTH). ACTH bertugas untuk memberi tahu kelenjar adrenal waktu untuk melepaskan hormon.

Selain itu, kekurangan adrenal juga bisa terjadi jika seseorang tidak minum obat kortikosteroid yang telah diresepkan oleh dokter. Kortikosteroid bisa membantu mengontrol kondisi kesehatan yang kronis seperti asma.

Insufisiensi adrenal sekunder juga bisa disebabkan oleh faktor lain seperti tumor, genetika, obat-obatan, dan cedera otak traumatis.

2. Gejala

Penyakit Addison: Penyebab, Gejala, Komplikasi, PengobatanHiperpigmentasi merupakan gejala awal penyakit Addison. (healthjade.net)

Gejala penyakit Addison berbeda-beda pada setiap orang, umumnya berkembang secara perlahan dari waktu ke waktu, dan biasanya sering terjadi pada banyak kondisi (tidak spesifik). Ini menyebabkan penyakit terlambat terdiagnosis, sehingga gejala cenderung sudah dalam tahap buruk saat terdeteksi.

Menurut National Organization for Rare Disorders, kelelahan dan hiperpigmentasi adalah gejala awal penyakit Addison.

Hiperpigmentasi merupakan munculnya bercak kulit yang lebih gelap dibanding kulit di sekitarnya. Perubahan warna ini biasanya terjadi pada area dekat bekas luka, lipatan kulit seperti buku jari, dan pada selaput lendir seperti gusi.

Dilansir Merck Manual, bintik-bintik hitam juga bisa berkembang di atas dahi, wajah, dan bahu. Sementara itu, perubahan warna hitam kebiruan bisa terjadi di sekitar puting, bibir, mulut, rektum, skrotum, atau vagina.

Kelainan kulit ini bisa mendahului perkembangan gejala lainnya selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tetapi tidak terjadi pada semua pasien. Selain hiperpigmentasi, penderita penyakit Addison juga bisa mengembangkan vitiligo, yaitu munculnya bercak putih di berbagai bagian tubuh.

Selain kelelahan dan kelainan kulit, penderita penyakit ini juga bisa mengalami berbagai gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan sakit perut. Diare juga kemungkinan akan dialami, meski jarang.

Selain itu, penderita juga akan mengalami penurunan nafsu makan yang mengakibatkan penurunan berat badan. Kelelahan progresif, kelemahan otot, nyeri otot (mialgia), kejang otot, nyeri sendi, dehidrasi, dan tekanan darah rendah (hipotensi) juga bisa terjadi. Bahkan, dalam beberapa kasus, penderitanya bisa mengalami hilang kesadaran untuk sementara.

Penyakit Addison juga dapat mengakibatkan perubahan emosi dan perilaku, seperti iritabilitas, depresi, dan konsentrasi yang buruk. Penderitanya juga mungkin akan ngidam garam atau makanan asin dan kondisi gula darah rendah.

Pada pasien perempuan, kemungkinan akan mengalami haid tidak teratur, kehilangan rambut tubuh, dan penurunan dorongan seksual.

Baca Juga: Cavernous Sinus Thrombosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

3. Penyebab

Penyakit Addison: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi hiperpigmentasi pada penyakit Addison (msdmanuals.com/Springer Science+Business Media)

Mengutip Cleveland Clinic, penyakit Addison disebabkan oleh respons autoimun saat sistem kekebalan tubuh (yang melindunginya dari infeksi) menyerang organ dan jaringannya sendiri. Pada penyakit ini, sistem kekebalan menyerang bagian luar kelenjar adrenal (korteks), di mana kortisol dan aldosteron dibuat.

Penyebab lain penyakit Addison meliputi:

  • Cedera pada kelenjar adrenal
  • Infeksi, termasuk tuberkulosis, infeksi terkait HIV/AIDS, dan infeksi jamur
  • Sel kanker dari bagian tubuh lain yang telah menyerang kelenjar adrenal
  • Pendarahan ke kelenjar adrenal
  • Operasi pengangkatan kelenjar adrenal
  • Amiloidosis (penumpukan abnormal protein tertentu di organ)
  • Cacat genetik

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Penyakit Addison: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal (diabetesselfmanagement.com)

Dalam beberapa kasus, gejala penyakit Addison bisa muncul secara tiba-tiba, yang dikenal dengan kondisi gagal adrenal akut atau krisis Addisonian.

Krisis Addisonian biasanya terjadi ketika penyakit tidak kunjung diobati. Kondisi ini terjadi sebagai akibat dari stres fisik seperti cedera, infeksi, atau penyakit. Biasanya, kelenjar adrenal memproduksi 2-3 kali jumlah kortisol yang biasa sebagai respons terhadap stres fisik. Dengan ketidakcukupan adrenal, maka ketidakmampuan untuk meningkatkan produksi kortisol dengan stres bisa mengakibatkan krisis Addisonian.

Selama masa krisis Addisonian, penderitanya kemungkinan mengalami kehilangan kekuatan secara mendadak, sakit parah pada bagian punggung bawah, perut, atau kaki.

Selain itu, ada pula kemungkinan mengalami muntah atau diare yang berpotensi menyebabkan dehidrasi, tekanan darah rendah, dan kehilangan kesadaran.

Krisis Addisonian merupakan keadaan darurat medis yang bisa menyebabkan komplikasi yang bisa mengancam jiwa, seperti syok atau gagal ginjal, jika tidak segera ditangani. Krisis ini biasanya muncul saat penderitanya mengalami stres seperti saat kecelakaan, trauma, pembedahan, atau infeksi parah.

5. Diagnosis

Penyakit Addison: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/freepik)

Dalam proses diagnosis, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala-gejala yang dialami pasien. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan fisik dan mungkin akan diminta untuk melakukan beberapa tes laboratorium untuk cek kadar kalium dan natrium pasien.

Dokter kemungkinan juga memesan tes pencitraan seperti pemindaian MRI dan mengukur kadar hormon pasien.

6. Pengobatan

Penyakit Addison: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pengobatan penyakit Addison (refineandrenew.com)

Penyakit Addison akan dialami seumur hidup. Pengobatan dibutuhkan untuk mengelola gejala dan menghindari komplikasi yang bisa berakibat fatal, seperti krisis Addisonian.

Dokter akan memberi perawatan sesuai penyebab yang mendasari penyakit Addison pasiennya. Kemungkinan dokter akan meresepkan obat yang mengatur kelenjar adrenal pasien.

Pasien mungkin juga perlu minum kombinasi obat glukokortikoid (obat yang menghentikan peradangan) untuk meningkatkan kesehatannya. Obat-obatan ini akan diminum seumur hidup, dan pasien tidak boleh melewatkan satu dosis pun.

Terapi pengganti hormon mungkin juga akan dilakukan untuk menggantikan hormon yang tidak dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Obat pengganti hormon ini juga bisa membantu pasien mengelola gejalanya. Pasien juga sebaiknya selalu minum obat seperti yang telah dianjurkan dokter, karena minum obat terlalu sedikit atau terlalu banyak bisa berdampak negatif bagi kesehatan pasien.

Pasien juga sebaiknya menjaga tingkat stres. Ini karena peristiwa besar seperti cedera atau kehilangan orang yang dicintai bisa meningkatkan tingkat stres yang nantinya akan memengaruhi pasien dalam merespons pengobatan. Sebaiknya pasien membicarakan kepada dokter tentang cara alternatif untuk mengelola stres.

Penting juga bagi pasien untuk selalu mempersiapkan perlengkapan darurat  yang berisi obat-obatan, jika sewaktu-waktu penyakit kambuh saat sedang dalam perjalanan. Selain itu, pasien juga sebaiknya menyimpan kartu peringatan medis di dompet dan gelang di pergelangan tangannya, untuk memberi tahu orang lain tentang kondisinya jika sewaktu-waktu ia mengalami kecelakaan atau mengalami cedera saat sedang di luar rumah, agar bisa mendapat perawatan yang tepat.

Itulah informasi seputar penyakit Addison, penyakit kronis yang bisa menyebabkan hiperpigmentasi. Segera periksa ke dokter jika mengalami gejala-gejalanya. Makin cepat terdiagnosis, maka akan makin besar harapan hidup dan terhindar dari komplikasi berbahaya.

Baca Juga: Radang Sendi (Artritis): Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya