Penyakit von Willebrand: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Merupakan kelainan darah yang berbahaya

Darah kita tersusun dari sel darah merah (eritrosit), plasma darah, sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Keempatnya bisa mengalami masalah dan membuat fungsinya terganggu.

Ada banyak jenis penyakit atau kelainan darah berdasarkan komponen darah yang terdapat dalam darah. Lewat artikel ini, akan dibahas tentang penyakit von Willebrand atau von Willebrand disease (VWD) yang memengaruhi plasma darah.

Penyakit von Willebrand adalah kelainan yang membuat darah tidak bisa menggumpal dengan baik. Kelainan darah ini terjadi karena kekurangan faktor von Willebrand (VWF), jenis protein yang membantu trombosit untuk menggumpal. Jika tingkat VWF rendah, maka trombosit tidak mampu menggumpal dengan baik sehingga memicu perdarahan dalam waktu yang lama.

1. Pertama kali dikemukakan pada tahun 1926

Penyakit von Willebrand: Penyebab, Gejala, dan PengobatanDr. Erik Adolf Von Willebrand. (geni.com)

Kelainan plasma darah ini pertama kali dijelaskan pada sebuah literatur medis pada tahun 1926 oleh Dr. Erik Adolf Von Willebrand di Universitas Helsinki, Finlandia. Ia menjelaskan perbedaan antara hemofilia klasik dengan kelainan darah yang ditemukannya ini.

Diungkapkan bahwa keduanya punya kesamaan, yaitu membuat darah sulit untuk menggumpal, sehingga membuat penderitanya mudah berdarah dan memar serta mengalami perdarahan yang berkepanjangan, yang nantinya bisa mengancam jiwa.

Mengutip keterangan dari World Federation of Hemophilia, von Willebrand merupakan kelainan perdarahan yang paling umum. Kondisi ini diperkirakan memengaruhi 1 persen populasi dunia. Mengingat gejalanya sering kali ringan, banyak orang dengan penyakit ini mungkin tidak terdiagnosis.

2. Jenis

Penyakit von Willebrand: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi memar (clevelandclinic.org)

Penyakit von Willebrand terbagi menjadi tiga jenis. Mengutip National Organization for Rare Disorders, berikut ini jenis-jenisnya.

  • VWD tipe 1: merupakan bentuk gangguan yang paling ringan dari jenis lainnya. Sekitar 70-80 persen dari seluruh kasus VWD adalah jenis ini. Pasien umumnya mengalami pendarahan mukokutan yang ringan. Namun, ada juga yang mengalami perdarahan yang berat meski jarang terjadi. Mimisan dan memar merupakan gejala yang biasanya muncul pada pasien yang masih anak-anak. Sementara itu, perdarahan berat saat haid adalah gejala paling umum pada perempuan usia subur.

  • VWD tipe 2: pada jenis ini, VWF dalam darah berada dalam tingkat normal atau mendekati normal, tetapi tidak bisa berfungsi dengan baik. Jenis ini menyumbang sekitar 20 persen dari kasus VWD yang ada.

  • VWD tipe 3: merupakan jenis yang paling berat dari jenis lainnya dan angka kasusnya paling jarang, yaitu hanya 5 persen. Pasien VWD jenis ini hampir tidak memiliki VWF dalam darahnya dan bisa mengalami perdarahan mukokutan yang parah, perdarahan ke otot dan sendi, kerusakan sendi, dan perkembangan beberapa hematoma. 

VWD tipe 2 terbagi menjadi empat subtipe, yakni:

  • VWD tipe 2A: ditandai dengan penurunan kadar VWF yang gagal mengikat trombosit, sehingga menurunkan kemampuan darah untuk menggumpal. Pasien umumnya mengalami perdarahan mukokutan ringan hingga sedang.

  • VWD tipe 2B: ditandai dengan kemampuan trombosit yang meningkat untuk membentuk gumpalan, memicu trombosit menggumpal dengan prematur pada aliran darah daripada di lokasi pembuluh darah yang terluka. Pasien mengalami perdarahan mukokutan ringan hingga sedang, dan memiliki risiko mengalami penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia). Trombositopenia dapat diperburuk oleh situasi stres seperti menjalani operasi, kehamilan, dan infeksi.

  • VWD tipe 2M: ditandai dengan penurunan aktivitas VWF dan kegagalannya saat berinteraksi dengan trombosit. Jenis ini juga dihubungkan dengan perdarahan mukokutan ringan hingga sedang. Selain itu, dalam beberapa kasus, perdarahan yang lebih parah dapat berkembang.

  • VWD tipe 2N: ditandai dengan gagalnya VWF dalam mengangkut faktor VIII ke lokasi cedera dan penurunan kadar faktor VIII dalam darah. Pada jenis ini, pasien mengalami perdarahan yang berlebihan sesudah operasi. Jenis ini juga bisa menyerupai bentuk ringan dari hemofilia klasik (hemofilia ringan).

Sebagian besar pasien VWD tipe 1 bisa menjalani hidup normal dengan perdarahan yang ringan. Namun, pasien dengan VWD tipe 2 berisiko lebih tinggi untuk mengalami perdarahan ringan hingga sedang serta mengalami komplikasi.

Selain itu, pasien VWD tipe 2 kemungkinan mengalami perdarahan yang lebih parah jika terjadi infeksi selama operasi atau kehamilan.

Pada VWD tipe 2 subtipe 3, pasien berisiko mengalami perdarahan hebat serta perdarahan internal.

3. Gejala

Penyakit von Willebrand: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi mimisan pada pasien penyakit von Willebrand (unsplash.com/Velizar Ivanov)

Gejala yang timbul bervariasi, tergantung jenis yang dimiliki pasien. Biasanya gejalanya cenderung ringan sehingga sering kali terabaikan. Namun, pada VWD tipe 3, gejala cederung lebih berat dan terlihat sejak penderitanya memiliki kelainan darah ini.

Selain itu, gejalanya pada perempuan juga cenderung lebih menonjol karena terjadi perdarahan abnormal saat haid dan setelah persalinan.

Dilansir Medical News Today, berikut gejala umum yang muncul pada tiga jenis VWD:

  • Memar dan perdarahan yang berlebihan atau berkepanjangan.
  • Perdarahan pada selaput lendir termasuk saluran pencernaan.
  • Perdarahan pada gusi yang lebih lama.
  • Perdarahan berat saat menstruasi.
  • Mimisan berulang atau berkepanjangan.
  • Perdarahan setelah cabut gigi atau perawatan gigi lainnya.
  • Memar yang terkadang disertai dengan benjolan di bawah kulit.

Baca Juga: GERD Anxiety: Pengertian, Gejala, Hubungan, dan Pengobatan

4. Penyebab dan faktor risiko

Penyakit von Willebrand: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanroyapqueenseeds.de

Masalah dengan protein dalam darah menyebabkan penyakit von Willebrand. Protein ini, yang dikenal sebagai faktor von Willebrand (VWF), membantu pembekuan darah.

Dalam beberapa kasus, darah memiliki terlalu sedikit VWF. Pada beberapa kasus lainnya, protein mengalami kecacatan. Dalam dua skenario tersebut, kemampuan darah untuk membeku dengan benar terganggu.

Berbagai mutasi gen menyebabkan penurunan produksi VWF atau produksi VWF yang berfungsi tidak normal. Meskipun penyebab mutasi ini tidak diketahui, gen abnormal diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.

Faktor risiko

VWD dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Namun, faktor risiko utama penyakit ini adalah genetik. Penyakit ini adalah kelainan autosomal dominan diwariskan, yang artinya seseorang perlu memiliki gen abnormal hanya dari salah satu orang tuanya untuk mengalami kelainan darah ini. Jika kamu memiliki gen dari VWD, maka kamu punya peluang sekitar 50 persen untuk menularkan gen ini kepada anak-anakmu. 

Bentuk paling parah dari penyakit ini yaitu resesif autosom, yaitu kedua orang tua mewariskan gen abnormal pada anaknya. Kondisi ini terjadi pada VWD tipe 3.

Menurut penelitian dalam jurnal International Journal of Hematology-Oncology and Stem Cell Research tahun 2013, dari 482 perempuan yang mengalami menoragia (haid dengan perdarahan berlebihan), sekitar 11,6 persen di antaranya punya masalah perdarahan genetik, dan sekitar 55,3 persen dari masalah tersebut merupakan VWD yang sebagian besar adalah tipe 3.

Meski jarang terjadi, tetapi tetap ada kemungkinan seseorang menderita VWD meski tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama. Hal ini dapat terjadi karena mutasi spontan, yaitu telah terjadi perubahan pada gen orang tersebut.

Selain itu, VWD tanpa adanya gen abnormal dari orang tua juga bisa terjadi karena sistem imun seseorang yang menghancurkan VWF yang dimilikinya, yang biasanya terjadi karena mengonsumsi obat tertentu, atau dipicu oleh penyakit lain seperti gangguan autoimun, limfoma, dan lupus.

Bila VWD terjadi karena faktor nongenetik, maka itu tidak bisa diturunkan ke anak kelak.

5. Kadang sulit dibedakan dengan hemofilia

Penyakit von Willebrand: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi hemofilia (myupchar.com)

Meski VWD dan hemofilia memiliki kesamaan, yaitu merupakan kelainan genetik dan menyebabkan gangguan pembekuan darah, tetapi keduanya adalah kondisi yang berbeda.

VWD cenderung lebih ringan dan lebih umum dibanding hemofilia. Selain itu, risiko pengembangan VWD pada laki-laki dan perempuan adalah sama, sedangkan hemofilia umumnya lebih banyak diderita laki-laki ketimbang perempuan.

Selain itu, hemofilia juga bisa menyebabkan rendahnya tingkat faktor pembekuan, yang berbeda dari VWF yang terkait dengan VWD.

6. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Penyakit von Willebrand: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi komplikasi penyakit von Willebrand (autoaccident.com)

VWD yang tidak segera mendapat perawatan bisa menimbulkan berbagai macam komplikasi. Komplikasinya dapat meliputi:

  • Perdarahan selama persalinan atau sesudahnya
  • Perdarahan di saluran reproduksi pada perempuan
  • Perdarahan gastrointestinal
  • Pembengkakan darah yang membeku (hematoma)
  • Perdarahan ke dalam otot dan persendian (hemarthrosis) yang bisa memicu kerusakan dan degenerasi sendi yang progresif

7. Diagnosis

Penyakit von Willebrand: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi diagnosis penyakit von Willebrand (medimetry.com)

Dalam proses diagnosis, dokter biasanya akan bertanya seputar riwayat kesehatan pribadi dan keluarga tentang memar dan perdarahan yang abnormal.

Beberapa tes juga akan dilakukan, seperti tes laboratorium untuk memeriksa kelainan pada tingkat dan fungsi VWF pasien, juga pemeriksaan kelainan pada faktor pembekuan VIII yang bisa memicu hemofilia. Tes darah juga akan dilakukan untuk memeriksa seberapa baik fungsi trombosit pasien.

8. Pengobatan

Penyakit von Willebrand: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi pengobatan penyakit von Willebrand (lgbtqnation.com)

Penyakit von Willebrand tidak bisa disembuhkan. Meski begitu, perawatan tetap diperlukan untuk membantu mengendalikan gejala dan memperpanjang harapan hidup penderitanya.

Dilansir Healthline, jenis perawatan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Terapi nonreplacement: dokter kemungkinan akan meresepkan demospressin (DDAVP), untuk VWD tipe 1 dan 2A. Obat ini dapat menstimulasi pelepasan VWF dari sel-sel tubuh. Efek samping yang bisa timbul yaitu tekanan darah rendah, sakit kepala, dan detak jantung cepat.

  • Terapi penggantian: dokter juga mungkin merekomendasikan terapi pengganti dengan menggunakan Humate-P atau alphanate solvent detergent/heat treated (SD/HT), yang merupakan dua jenis protein biologis atau protein hasil dari rekayasa genetika, yang dikembangkan dari plasma manusia. Kedua protein ini bisa membantu menggantikan VWF yang tidak ada atau yang tidak berfungsi dengan baik. Terapi penggantian ini tidak boleh digunakan dengan bergantian. Dokter kemungkinan akan meresepkan Humate-P pada pasien VWD tipe 2 yang tidak bisa menolerir DDAVP, atau pasien VWD tipe 3 yang parah. Efek samping yang bisa terjadi yaitu ruam, sesak, dan pembengkakan.

  • Perawatan topikal: dokter biasanya merekomendasikan penggunaan Thrombin-JMI secara topikal untuk pengobatan pada perdarahan kecil dari kapiler kecil atau vena. Selain itu, dokter mungkin juga mengoleskan Tisseel VH secara topikal sesudah pasien menjalani operasi. Namun, ini tidak bisa menghentikan perdarahan hebat.

  • Terapi obat lain: dokter biasanya meresepkan asam aminocaprocic dan asam traneksamat kepada pasien yang menjalani operasi invasif, karena obat ini yang membantu pembekuan stabil yang dibentuk trombosit. Selain itu, dokter mungkin akan meresepkan obat tersebut pada pasien VWD tipe 1. Efek samping yang kemungkinan akan muncul yaitu mual dan muntah serta komplikasi pembekuan.

Pasien tidak boleh sembarangan minum obat dan harus menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan risiko perdarahan dan komplikasi. Beberapa jenis obat yang harus dihindari adalah aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen dan naproxen.

Itulah deretan fakta seputar penyakit von Willebrand, kelainan darah yang bisa mengancam jiwa. Lakukan cek kesehatan lengkap setidaknya setahun sekali, apalagi jika ada riwayat penyakit tersebut di keluarga.

Jika kamu menderita penyakit ini, informasikan ke semua penyedia layanan kesehatan tentang kelainan darah yang dimiliki. Ini sangat penting untuk menyesuaikan prosedur perawatan untuk menurunkan risiko pendarahan saat kamu dirawat atau perlu menjalani prosedur medis tertentu.

Selain keluarga, beri tahu juga orang lain di sekitarmu. Supaya jika mengalami cedera atau kecelakaan, mereka bisa memberi informasi tentang penyakit ini kepada penyedia layanan kesehatan yang merawatmu.

Baca Juga: Mimisan: Jenis, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya