Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Memahami 'Code Blue', Tanda Kedaruratan Medis di Rumah Sakit

Ilustrasi pasien gawat darurat. (Freepik.com/wavebreakmedia_micro)
Ilustrasi pasien gawat darurat. (Freepik.com/wavebreakmedia_micro)

Kalau kamu sering menonton drama tentang kedokteran, seperti Grey's Anatomy atau Hospital Playlist, mungkin kamu tak lagi asing dengan istilah "code blue". Atau, jika tidak tahu, mungkin kamu familier dengan tindakannya.

Misalkan, ketika ada pasien datang, tenaga kesehatan langsung bergerak cepat menangani pasien, seperti memompa jantung, memasang alat bantu napas, setrum jantung, dan lainnya. Tujuannya untuk membantu pasien sadar. Tindakan-tindakan inilah yang dikategorikan sebagai code blue.

Lantas, apakah code blue hanya ada di film atau serial? Jawabannya tidak. Istilah ini bukan hanya untuk kepentingan sinema semata, karena faktanya ini dipakai dalam kehidupan nyata di rumah sakit. Untuk lebih memahaminya, yuk, simak deretan fakta code blue berikut ini!

1. Pengertian code blue

ilustrasi penanganan gawat darurat (unsplash.com/gpiron)
ilustrasi penanganan gawat darurat (unsplash.com/gpiron)

Menurut Serkan E. Eroglu, dkk. dalam laporan berjudul "Blue Code: Is it a real emergency?" tahun 2014, code blue atau kode biru adalah istilah untuk pasien butuh perhatian medis sesegera mungkin. Biasanya, kasus yang sering terjadi adalah henti napas atau serangan jantung. Dari sini, dokter dan tenaga medis lain akan melakukan resusitasi jantung paru atau pertolongan pertama dengan memberi tekanan pada dada. 

Sebutan kode biru lazim digunakan oleh seluruh rumah sakit di dunia untuk mengategorikan tanda darurat seorang pasien, sekaligus menggambarkan situasi di rumah sakit, khususnya di Unit Gawat Darurat (UGD).

Penggunaan kode tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan informasi penting dengan cepat dan minim kesalahpahaman di antara staf rumah sakit. Selain itu, informasi ini berguna untuk mencegah stres atau kepanikan di antara pengunjung rumah sakit.

2. Kategori code blue

ilustrasi pasien darurat (unsplash.com/OlgaKononenko)
ilustrasi pasien darurat (unsplash.com/OlgaKononenko)

Tenaga kesehatan tidak bisa asal-asalan dalam mengategorikan pasien sebagai code blue. Dilansir Scrubsmag, ada langkah-langkah yang harus dicek sebelum pasien dimasukkan ke dalam kategori ini.

Ketika pasien datang, dokter langsung melakukan pengecekan denyut nadi dan pernapasan. Jika tidak ada tanda-tanda dari nadi dan napas, maka dokter harus menyatakan pasien tersebut dalam keadaan darurat alias code blue.

Perlu diingat bahwa tindakan dokter tersebut biasanya berlangsung secara kilat. Makin lama memeriksa tentu nyawa pasien yang dipertaruhkan.

3. Tindakan code blue

ilustrasi resusitasi jantung paru/RJP atau CPR (cdc.gov)
ilustrasi resusitasi jantung paru/RJP atau CPR (cdc.gov)

Ketika kode biru diumumkan, situasi akan berubah menjadi genting. Dokter dan tenaga medis lain langsung menuju ruangan khusus untuk memulai tindakan resusitasi jantung paru. Tenaga medis umumnya sudah mendapat pelatihan dalam menangani tindakan gawat darurat.

Selain melakukan resusitasi jantung paru, jika diperlukan, tenaga medis dapat melakukan intubasi atau pembukaan saluran napas. Bisa juga melakukan tindakan kejut jantung menggunakan alat setrum bernama automated external defibrillator (AED) untuk "memantik" jantung supaya bekerja kembali.

Tidak jarang pula tenaga medis menggunakan obat-obatan tertentu untuk memulihkan  jantung dan paru-paru agar kembali berfungsi.

4. Ada berbagai macam kode

ilustrasi rumah sakit (pixabay.com/Silas Camargo Silão)
ilustrasi rumah sakit (pixabay.com/Silas Camargo Silão)

Dilansir Healthline, selain code blue, rupanya ada enam kode lainnya yang umum digunakan, antara lain:

  • Code red: Situasi ketika muncul api atau asap di dalam rumah sakit.
  • Code black: Keadaan ketika ada indikasi ancaman bom.
  • Code white: Situasi ketika bayi datang dalam kondisi darurat kesehatan. 
  • Code pink: Terdapat penculikan bayi atau anak-anak.
  • Code yellow: Situasi ketika bencana muncul.
  • Code orange: Kondisi saat cairan berbahaya tumpah.

Itulah penjelasan singkat mengenai code blue yang sering digunakan di lingkungan rumah sakit. Jadi, istilah tersebut bukan hanya ada di film atau serial TV, ya! Faktanya, berbagai rumah sakit menggunakan istilah tersebut ketika ada kondisi gawat darurat medis.

Penulis: Muhammad Fakhriansyah

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Bella Manoban
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us