- Obat antiinflamasi nonsteroid.
- Alkohol.
- Kokain.
Mengenal Gastritis Erosif: Dari Gejala Ringan hingga Komplikasi Serius

- Gastritis erosif terjadi ketika peradangan secara perlahan merusak lapisan lambung, menyebabkan robekan dangkal dan ulkus.
- Penyebab dan faktor risiko gastritis erosif meliputi penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid, konsumsi alkohol, serta kondisi kritis atau cedera berat.
- Gejala gastritis erosif bervariasi dari nyeri perut hingga feses berwarna hitam pekat, tergantung pada tingkat kerusakan lapisan lambung.
Dinding lambung berperan layaknya lapisan pelindung lembut. Dalam kasus gastritis erosif, peradangan perlahan mengikis dinding ini, hingga terbentuk luka-luka dangkal yang disebut erosi. Bila dibiarkan, kerusakan tersebut bisa makin dalam dan berkembang menjadi ulkus lambung.
Jika sampai terjadi, kamu mungkin merasakan perih bak terbakar di ulu hati, disertai mual yang datang bergantian dengan keinginan untuk muntah. Nafsu makan menurun, dan bahkan sekadar membayangkan makanan pun bisa membuatmu ciut. Jika erosi atau ulkus sampai berdarah, tanda-tandanya lebih nyata, seperti tinja berubah gelap seperti tar, napas terasa pendek, badan lemas, bahkan muntah darah.
Kabar baiknya, tersedia pengobatan untuk gastritis erosif. Beragam obat bisa meredam produksi asam lambung, memberi kesempatan bagi dinding lambung untuk pulih. Jika pendarahan tak kunjung berhenti, dokter dapat melakukan prosedur khusus untuk menghentikan pendarahan dalam.
1. Jenis
Gastritis erosif terbagi menjadi dua jenis berdasarkan seberapa cepat gejala muncul dan berapa lama peradangan berlangsung: akut (jangka pendek) dan kronis (jangka panjang).
Gastritis erosif akut
Gastritis erosif akut berkembang tiba-tiba ketika zat seperti alkohol, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), atau kokain mengiritasi dan merusak lapisan lambung. Lamanya kondisi ini sangat bergantung pada seberapa cepat terdiagnosis dan seberapa efektif pengobatan yang diberikan. Sebagian besar orang pulih dalam waktu kurang lebih satu bulan.
Salah satu subtipe, disebut gastritis stres, muncul ketika tubuh menanggung tekanan fisik hebat akibat penyakit kritis atau cedera berat—misalnya luka bakar parah atau sepsis—yang mengurangi aliran darah ke lambung. Akibatnya, dinding lambung jadi lebih rentan terhadap kerusakan oleh asam lambung.
Gastritis erosif kronis
Gastritis erosif kronis berkembang secara perlahan dan dapat bertahan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, merusak lapisan lambung dari waktu ke waktu. Faktor paling umum adalah penggunaan OAINS secara terus-menerus dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Infeksi virus seperti sitomegalovirus, paparan radiasi, serta gangguan pencernaan mendasar seperti penyakit Crohn juga dapat memicu bentuk kronis ini.
2. Penyebab dan faktor risiko
Gastritis erosif terjadi ketika peradangan merusak lapisan pelindung lambung, hingga terbentuk luka terbuka (ulkus) dan robekan dangkal (erosi). Penyebab paling umum berasal dari zat yang mengiritasi dinding pelindung lambung, di antaranya:
Selain itu, sekitar 5 persen orang dengan kondisi kritis atau cedera berat juga bisa mengalami gastritis erosif.
Dalam situasi gawat darurat, tubuh biasanya memprioritaskan aliran darah ke organ vital seperti otak dan jantung. Akibatnya, aliran darah ke lambung dan saluran cerna berkurang. Kondisi ini membuat lapisan pelindung lambung melemah sehingga lebih rentan terhadap kerusakan akibat asam lambung, yang akhirnya memicu terbentuknya ulkus dan erosi.
Beberapa pemicu umum gastritis erosif akibat stres meliputi:
- Sepsis.
- Luka bakar parah.
- Cedera kepala atau trauma.
- Penyakit kritis.
- Penggunaan ventilator mekanik (alat bantu napas).
Faktor risiko
Beberapa hal yang dapat meningkatkan kemungkinan kamu mengalami gastritis erosif antara lain:
- Usia: Risiko meningkat pada usia paruh baya dan lansia.
- Penggunaan OAINS jangka panjang: Obat seperti ibuprofen, naproxen, dan aspirin dapat mengiritasi lambung.
- Konsumsi alkohol berlebihan atau dalam jangka panjang: Alkohol dapat mengiritasi dan melemahkan lapisan pelindung lambung seiring waktu.
- Infeksi: Infeksi bakteri, virus, atau jamur pada saluran pencernaan dapat meningkatkan risiko, terutama pada orang dengan sistem imun lemah.
- Penyakit atau cedera berat: Trauma, sepsis, atau pascaoperasi besar dapat mengurangi aliran darah ke lambung.
- Kondisi autoimun: Beberapa penyakit seperti penyakit Crohn dan sarkoidosis bisa memicu peradangan di dinding lambung.
- Pengobatan kanker: Riwayat radioterapi atau kemoterapi juga bisa melemahkan serta merusak lapisan pelindung lambung.
3. Gejala

Gejala gastritis erosif bisa sangat bervariasi, tergantung seberapa parah kerusakan pada lapisan lambung dan apakah sudah terbentuk ulkus atau erosi yang menyebabkan perdarahan.
Pada tahap ringan, kondisi ini bahkan bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun, ketika peradangan berkembang dan mulai menimbulkan keluhan, gejala yang mungkin dialami antara lain:
- Nyeri atau sensasi terbakar di perut.
- Mual dan muntah.
- Hilang nafsu makan.
- Cepat merasa kenyang saat makan.
- Perut kembung atau rasa penuh yang tidak nyaman setelah makan.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Jika gastritis erosif sudah mengikis lapisan lambung hingga menimbulkan ulkus atau erosi yang berdarah, gejalanya bisa menjadi lebih serius, seperti:
- Feses berwarna hitam pekat seperti ter.
- Darah merah segar atau berwarna marun pada feses.
- Nyeri perut disertai kram.
- Mudah lelah.
- Tubuh terasa lemah.
- Sesak napas.
- Pusing atau rasa melayang.
- Muntah darah atau muntah yang tampak seperti ampas kopi.
4. Diagnosis
Untuk proses diagnosis, dokter akan menanyakan detail gejala yang kamu alami, dari mulai dari kapan keluhan itu muncul, obat apa saja yang kamu konsumsi, hingga seberapa sering kamu minum alkohol.
Dokter juga dapat merekomendasikan serangkaian pemeriksaan diagnostik untuk mendeteksi adanya peradangan, pendarahan, dan menilai sejauh mana kerusakan pada lapisan lambung.
Pemeriksaan tersebut meliputi:
- Tes darah: Mendeteksi tanda-tanda infeksi dan peradangan sekaligus memeriksa kemungkinan anemia.
- Tes tinja: Mengambil sampel kotoran untuk melihat apakah terdapat darah, yang menandakan pendarahan di lambung.
- Endoskopi saluran cerna atas: Memasukkan selang lentur berujung kamera kecil untuk mengamati kondisi lambung dan menemukan area erosi atau ulkus.
- Biopsi: Mengambil potongan jaringan kecil dari dinding lambung, lalu memeriksanya di bawah mikroskop untuk menilai peradangan dan kelainan lain.
5. Pengobatan
Tujuan pengobatan gastritis erosif adalah meredam peradangan pada lapisan lambung untuk mengendalikan gejala, mempercepat proses penyembuhan, dan mencegah erosi lebih lanjut.
Rencana terapi akan disesuaikan dengan penyebab utama dan tingkat keparahan kondisi. Ini dapat mencakup perubahan gaya hidup, obat-obatan, atau prosedur medis.
Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup sering menjadi langkah pertama dalam menangani gastritis erosif. Dokter mungkin menyarankan:
- Menyesuaikan pola makan: Hindari makanan pedas, manis, asam, dan berlemak yang bisa mengiritasi lambung, dan pilih makanan yang lembut seperti roti putih, nasi, oatmeal, serta sayuran matang.
- Berhenti merokok dan minum alkohol: Rokok dan alkohol memperparah iritasi pada dinding lambung dan memperlambat proses penyembuhan erosi dan tukak.
- Memodifikasi penggunaan OAINS: Jika kamu rutin mengonsumsi OAINS, dokter mungkin merekomendasikan pereda nyeri alternatif untuk melindungi lapisan lambung.
Obat-obatan
Mengendalikan produksi asam lambung adalah kunci untuk mendukung pemulihan dinding lambung. Beberapa obat yang sering diresepkan meliputi:
- Proton pump inhibitors (PPI): Obat seperti omeprazole, esomeprazole, lansoprazole, dan pantoprazole mengurangi produksi asam lambung untuk mempercepat penyembuhan.
- H2 blockers: Obat bebas seperti famotidine, nizatidine, dan cimetidine juga membantu menekan produksi asam lambung guna meredakan gejala.
- Sucralfate: Obat ini membentuk lapisan pelindung di atas area luka, sehingga asam lambung tidak lagi mengiritasi permukaan yang rusak.
Prosedur medis
Jika gastritis erosif menimbulkan perdarahan lambung yang berat, dokter dapat melakukan prosedur untuk menghentikannya:
- Hemostasis endoskopi: Dengan endoskop (selang fleksibel berkamera), dokter mencari sumber perdarahan lalu menghentikannya melalui koagulasi termal, penjepitan endoskopi, atau penyuntikan obat langsung ke area yang berdarah.
- Operasi: Meski jarang, tetapi tindakan bedah mungkin diperlukan jika prosedur endoskopi gagal menghentikan pendarahan.
6. Komplikasi yang bisa terjadi

Jika tidak diobati, gastritis erosif dapat menimbulkan masalah kesehatan lain.
- Perdarahan saluran cerna: Kerusakan pada lapisan lambung meningkatkan risiko pendarahan, yang bisa terlihat sebagai darah dalam muntah atau tinja, dan berpotensi menyebabkan anemia.
- Anemia: Pendarahan kronis dari gastritis erosif menurunkan jumlah sel darah merah, memicu kelelahan, kelemahan, sakit kepala, mudah marah, nafsu makan berkurang, dan sesak napas saat bergerak.
- Stenosis pilorus: Peradangan berkepanjangan dan ulkus lambung dapat membentuk jaringan parut di area pilorus, menyempitkan celah antara lambung dan usus halus, sehingga menghambat laluan makanan dan memicu muntah serta nyeri perut.
- Perforasi: Ulkus yang dibiarkan tanpa penanganan kadang menembus seluruh lapisan lambung (perforasi), memungkinkan isi lambung bocor ke rongga perut. Kondisi ini bisa memicu peritonitis, infeksi serius yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan segera.
7. Pencegahan
Tak selalu mungkin sepenuhnya mencegah gastritis erosif, tetapi beberapa kebiasaan sehari-hari bisa menurunkan risikonya. Cobalah:
- Membatasi penggunaan OAINS.
- Berhenti merokok atau menghindari rokok sama sekali.
- Menghindari alkohol.
- Mengelola stres lewat hobi yang menyenangkan, teknik relaksasi, dan latihan pernapasan.
- Makan dalam porsi lebih kecil namun lebih sering sepanjang hari.
- Mengurangi konsumsi makanan yang terlalu pedas, manis, atau berlemak.
Referensi
"Definition & Facts for Gastritis & Gastropathy." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses September 2025.
Nimish Vakil, “Erosive Gastritis,” Merck Manual Professional Edition, January 10, 2025, https://www.merckmanuals.com/professional/gastrointestinal-disorders/gastritis-and-peptic-ulcer-disease/erosive-gastritis.
"Everything To Know About Erosive Gastritis." Health. Diakses September 2025.
Rishi Megha, Umer Farooq, and Peter P. Lopez, “Stress-Induced Gastritis,” StatPearls - NCBI Bookshelf, April 16, 2023, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499926/.
"Gastritis, Chronic, Erosive." National Organization for Rare Disorders. Diakses September 2025.