Hari Obesitas Sedunia 2025: Waspada Lonjakan Kasus Obesitas

- Prevalensi obesitas di Indonesia terus meningkat, menjadi masalah kesehatan yang harus diwaspadai.
- Pada tahun 2035, diperkirakan 1,9 miliar orang di seluruh dunia hidup dengan obesitas, dengan dampak ekonomi global dapat mencapai Rp70,47 triliun.
- Angka obesitas pada anak diperkirakan meningkat hingga 100 persen antara tahun 2020 dan 2035. Ini menandakan krisis kesehatan yang makin mengancam generasi mendatang.
Setiap tahun, 4 Maret diperingati sebagai Hari Obesitas Sedunia atau World Obesity Day, yang menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan dampak dari obesitas. Tahun 2025, Hari Obesitas Sedunia difokuskan pada tantangan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI, Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengungkap data terkait masalah obesitas. Data terkini menunjukkan bahwa obesitas masih menjadi masalah kesehatan yang terus meningkat dan harus diwaspadai.
Data global obesitas

Data global mengungkapkan bahwa pada tahun 2035, sekitar 1,9 miliar orang di seluruh dunia diperkirakan hidup dengan obesitas.
Selain itu, dampak ekonomi dari obesitas juga tidak bisa dianggap remeh, diperkirakan mencapai 4,32 miliar USD atau sekitar Rp70,47 triliun secara global.
"Yang lebih mengkhawatirkan, angka obesitas pada anak diperkirakan meningkat hingga 100 persen antara tahun 2020 dan 2035. Ini menandakan krisis kesehatan yang makin mengancam generasi mendatang. Bahkan, diprediksi 1 dari 4 orang akan hidup dengan obesitas pada 2035," ungkap dr. Nadia dalam acara media workshop oleh Nutrifood pada Selasa (4/3/2025) di Jakarta.
Dengan data yang mengkhawatirkan tersebut, Hari Obesitas Sedunia 2025 menjadi pengingat bahwa obesitas bukan sekadar masalah individu, tetapi juga tantangan global yang memerlukan aksi nyata dari berbagai pihak.
Prevalensi obesitas di Indonesia meningkat

Terdapat kenaikan tren angka obesitas selama 20 tahun terakhir untuk individu usia di atas 18 tahun. Prevalensi ini naik dari 10,50 persen pada tahun 2007 dan menjadi 23,40 persen tahun 2023.
Secara jumlah, data Riskesdas memperkirakan sebanyak 68 juta individu dewasa mengalami obesitas. Di sisi lain, sebanyak 20 persen anak usia 5–12 tahun mengalami overweight atau obesitas.
"Ada banyak burden of obesity dari masalah ini. Obesitas merupakan faktor risiko antara terjadinya penyakit tidak menular dan merupakan faktor risiko penyebab kematian ke-5 tertinggi," jelas dr. Nadia.
Peringatan Hari Obesitas Sedunia 2025 menjadi pengingat bahwa obesitas bukan hanya masalah estetika, tetapi juga ancaman kesehatan yang serius. Dengan prevalensi yang terus meningkat, diperlukan kolaborasi berbagai pihak, baik pemerintah, tenaga medis, industri pangan, maupun masyarakat.