Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hepatitis B: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

ilustrasi virus Hepatitis B (unsplash.com/National Institute of Allergy and Infectious Diseases)
ilustrasi virus Hepatitis B (unsplash.com/National Institute of Allergy and Infectious Diseases)
Intinya sih...
  • Infeksi hepatitis B disebabkan oleh HBV dan dapat menyebar melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya. Risiko penularan meningkat melalui kontak seksual, berbagi jarum suntik, tertusuk jarum secara tidak sengaja, dan dari ibu ke anak.
  • Hepatitis B dapat berlangsung dalam bentuk akut atau kronis. Gejala pada orang dewasa termasuk demam, kelelahan, mual, hingga kulit dan mata yang menguning. Pada hepatitis B kronis, gejala umumnya samar atau tidak terasa sama sekali.
  • Jika tidak diobati, infeksi hepatitis B dapat menyebabkan sirosis, gagal hati, penyakit ginjal, masalah pembuluh darah, hingga kanker hati.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hepatitis B adalah salah satu infeksi yang menyerang organ hati, disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Virus ini termasuk dalam keluarga besar virus hepatitis, bersama dengan hepatitis A, C, D, dan E. Meskipun sama-sama menyerang hati, tetapi kelima jenis virus ini punya sifat yang berbeda-beda, dengan tipe B dan C dikenal lebih berisiko menjadi penyakit kronis yang diam-diam bisa menggerogoti kesehatan hati dalam jangka panjang.

Infeksi hepatitis B bisa muncul dalam dua bentuk: akut dan kronis. Pada orang dewasa, hepatitis B akut biasanya memunculkan gejala secara tiba-tiba, mulai dari demam, kelelahan, mual, hingga kulit dan mata yang menguning (penyakit kuning/jaundice). Kabar baiknya, sebagian besar orang dewasa yang terinfeksi mampu pulih sepenuhnya dalam beberapa bulan karena sistem kekebalan tubuh mereka cukup kuat untuk melawan virus ini.

Namun, ini berbeda bagi bayi. Ketika bayi tertular virus hepatitis B—biasanya saat proses persalinan dari ibu yang positif HBV—sering kali infeksi ini berkembang menjadi hepatitis B kronis. Artinya, virus bertahan di dalam tubuh bayi selama bertahun-tahun, sering kali tanpa gejala yang jelas. Kondisi inilah yang berbahaya karena infeksi jangka panjang bisa merusak hati, memicu sirosis, gagal hati, atau bahkan kanker hati di kemudian hari.

Yang membuat hepatitis B dapat berbahaya adalah sifatnya yang sering "bersembunyi". Pada infeksi kronis, gejala umumnya samar atau tidak terasa sama sekali hingga komplikasi serius muncul bertahun-tahun kemudian. Itulah sebabnya deteksi dini dan vaksinasi sangat penting untuk mencegah penyebaran virus ini, terutama pada bayi yang baru lahir dari ibu pengidap hepatitis B.

1. Penyebab dan faktor risiko hepatitis B

Infeksi hepatitis B disebabkan oleh HBV. Virus dapat berpindah dari orang ke orang lewat darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya. Virus tidak menyebar lewat bersin maupun batuk.

Cara umum penyebaran HBV:

  • Kontak seksual. Kamu bisa terkena hepatitis B bila melakukan seks tidak aman dengan seseorang yang terinfeksi. Penularan bisa terjadi bila darah, air liur, air mani, atau cairan vagina masuk ke dalam tubuh.

  • Berbagi jarum suntik. HBV bisa dengan mudah menyebar lewat jarum dan jarum suntik yang terkontaminasi darah. Berbagi perlengkapan obat intravena menempatkan seseorang pada risiko tinggi hepatitis B.

  • Tertusuk jarum secara tidak sengaja. Hepatitis B menjadi perhatian bagi petugas kesehatan dan siapa pun yang bersentuhan dengan darah manusia.

  • Dari ibu ke anak. Ibu hamil yang terinfeksi HBV dapat menularkan virus ke bayinya saat melahirkan. Akan tetapi, bayi yang baru lahir bisa divaksinasi untuk mencegah infeksi pada hampir semua kasus. Bicarakan dengan dokter tentang tes hepatitis B jika sedang hamil atau ingin hamil.

Hepatitis B akut dan kronis

Infeksi hepatitis B dapat berlangsung singkat (akut) atau terus-menerus (kronis).

Infeksi hepatitis B akut berlangsung kurang dari enam bulan. Sistem kekebalan kemungkinan besar dapat membersihkan hepatitis B akut dari tubuh dan orang yang terinfeksi bisa pulih sepenuhnya dalam beberapa bulan. Kebanyakan orang yang terkena hepatitis B saat dewasa mengalami infeksi akut, tetapi dapat menyebabkan infeksi kronis.

Infeksi hepatitis B kronis berlangsung enam bulan atau lebih. Virus bisa tetap hidup karena sistem kekebalan tidak dapat melawan infeksi. Infeksi hepatitis B kronis bisa berlangsung seumur hidup dan mungkin bisa menyebabkan penyakit serius seperti sirosis dan kanker hati.

Makin muda usia saat terkena hepatitis B—terutama bayi baru lahir atau anak-anak di bawah 5 tahun—makin tinggi risiko infeksi menjadi kronis. Infeksi kronis mungkin tidak terdeteksi selama beberapa dekade sampai seseorang sakit parah karena penyakit hati.

Faktor risiko

Hepatitis B menyebar lewat kontak dengan darah, air mani, atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi. Risiko hepatitis B meningkat apabila kamu:

  • Melakukan seks yang tidak aman dengan beberapa orang atau dengan seseorang yang terinfeksi HBV.

  • Berbagi jarum selama penggunaan obat atau narkotika secara intravena.

  • Laki-laki yang melakukan hubungan seks dengan laki-laki.

  • Bayi yang terlahir dari ibu yang terinfeksi HBV.

  • Bekerja dalam bidang yang berkontak langsung dengan darah manusia.

  • Bepergian ke area dengan tingkat infeksi HBV tinggi.

2. Gejala hepatitis B

Hepatitis B tidak memiliki gejala. Orang dewasa dan anak-anak usia di atas 5 tahun lebih mungkin memiliki gejala dibandingkan dengan anak-anak yang usianya lebih muda. 

Beberapa orang dengan hepatitis B akut memiliki gejala 2–5 bulan setelah terinfeksi. Gejalanya bisa berupa:

  • Urine berwarna kuning gelap.

  • Diare.

  • Kelelahan.

  • Demam.

  • Tinja berwarna seperti tanah liat atau keabuan.

  • Nyeri sendi.

  • Hilang nafsu makan.

  • Sakit perut.

  • Kulit dan mata menguning.

Pada hepatitis B kronis, mungkin tidak akan ada gejala hingga komplikasi berkembang. Ini bisa terjadi beberapa puluh tahun setelah infeksi. Karenanya, skrining hepatitis B sangat penting meskipun tidak ada gejala. Jika kamu berisiko tinggi, dokter mungkin akan merekomendasikan skrining.

3. Diagnosis hepatitis B

ilustrasi sampel darah (freepik.com/freepik)
ilustrasi sampel darah (freepik.com/freepik)

Ada tiga cara utama untuk mendiagnosis infeksi HBV:

  • Tes serum darah (atau plasma) yang menunjukkan bagaimana sistem imun tubuh merespons virus. Tes darah juga bisa menunjukkan bila seseorang imun terhadap HBV. 

  • Ultrasound (USG) perut untuk menunjukkan ukuran dan bentuk organ hati dan seberapa baik darah mengalir melewatinya.

  • Biopsi  hati, yaitu dokter mengambil sedikit sampel dari jaringan hati melalui melalui sayatan kecil dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

Tes darah yang digunakan untuk mendiagnosis hepatitis B bukanlah tes yang dilakukan secara rutin selama kunjungan medis. Sering kali, orang-orang yang terinfeksi mengetahui bahwa mereka menderita hepatitis B ketika mereka mendonorkan darahnya. Donor darah secara rutin dipindai untuk infeksi.

Virus bisa dideteksi dalam waktu 30–60 hari setelah infeksi. Sekitar 70 persen orang dewasa dengan hepatitis B mengalami gejala, yang cenderung muncul rata-rata 90 hari setelah paparan awal virus.

4. Pengobatan hepatitis B

Pengobatan akan tergantung pada jenis hepatitis B yang dimiliki.

Infeksi hepatitis B akut

Jika mengembangkan kondisi akut, kamu mungkin tidak memerlukan perawatan medis. Sebagai gantinya, dokter akan menyarankan untuk banyak istirahat, minum banyak cairan, dan menjaga pola makan yang sehat untuk mendukung tubuh saat melawan infeksi.

Infeksi hepatitis B kronis

Pada kasus ini, kemungkinan kamu akan diberikan obat-obatan. Umumnya terapi dengan obat digunakan bila pasien memiliki penyakit hati aktif. Ada beberapa obat-obatan yang telah disetujui untuk mengatasi hepatitis B. Ada yang bentuk interferon (disuntikkan), ada pula antivirus dalam bentuk tablet. Obat-obatan dapat memperlambat kemampuan virus untuk bereplikasi dalam tubuh dan membantu mengurangi pembengkakan dan kerusakan hati.

Kamu akan dimonitor secara rutin untuk tanda awal kerusakan hati dan kanker hati. Dokter biasanya akan meminta kamu untuk cek rutin setiap satu atau dua kali dalam setahun.

5. Pencegahan hepatitis B

Pencegahan utama hepatitis B adalah dengan vaksinasi. Di Indonesia, vaksin hepatitis B termasuk vaksin wajib dalam imunisasi. Proses pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu saat anak lahir, saat anak berusia satu bulan, dan saat anak berusia 3–6 bulan. Orang dewasa dari segala umur dianjurkan untuk menerima vaksin hepatitis B.

Lengkapnya, vaksin hepatitis B direkomendasikan untuk:

  • Bayi baru lahir.

  • Anak-anak dan remaja yang tidak divaksinasi saat lahir.

  • Mereka yang bekerja atau tinggal di pusat untuk orang-orang yang cacat perkembangan.

  • Orang yang tinggal dengan seseorang yang menderita hepatitis B.

  • Petugas kesehatan, petugas gawat darurat, dan orang lain yang kontak dengan darah.

  • Siapa pun yang memiliki penyakit menular seksual, termasuk HIV.

  • Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.

  • Orang yang memiliki banyak pasangan seksual.

  • Pasangan seksual dari seseorang yang menderita hepatitis B.

  • Orang yang menyuntikkan narkoba atau berbagi jarum suntik.

  • Orang dengan penyakit hati kronis.

  • Orang dengan penyakit ginjal stadium akhir.

  • Wisatawan yang berencana untuk pergi ke daerah di dunia dengan tingkat infeksi hepatitis B yang tinggi.

  • Lakukan tindakan pencegahan untuk menghindari HBV.

Cara lain untuk mengurangi risiko HBV meliputi:

  • Ketahui status HBV dari setiap pasangan seksual. Jangan melakukan hubungan seks tanpa kondom kecuali benar-benar yakin pasangan tidak terinfeksi HBV atau penyakit menular seksual lainnya.

  • Gunakan kondom lateks atau poliuretan baru setiap kali berhubungan seks jika kamu tidak tahu status kesehatan pasangan. Ingat, meskipun kondom dapat mengurangi risiko tertular HBV, tetapi kondom tidak menghilangkan risikonya.

  • Jangan menggunakan narkoba.

  • Berhati-hati dengan tindik dan tato. Cari studio tato yang reputasinya baik. Tanyakan tentang bagaimana peralatan dibersihkan. Pastikan staf menggunakan jarum steril. Jika ragu, cari tempat lain.

  • Jika kamu akan bepergian ke daerah di mana hepatitis B sering terjadi, tanyakan kepada dokter tentang vaksin hepatitis B.

6. Komplikasi yang bisa terjadi hepatitis B

ilustrasi hati yang normal vs hati yang mengalami sirosis (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)
ilustrasi hati yang normal vs hati yang mengalami sirosis (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Meskipun kebanyakan orang dengan hepatitis B kronis tidak merasa sakit atau bahkan tidak tahu bahwa mereka mengidapnya kecuali dalam tahap akhir, tetapi beberapa memang mengalami komplikasi serius. Hepatitis B kronis dapat menyebabkan:

  • Sirosis atau jaringan parut pada hati. Kondisi ini membuat hati lebih sulit untuk melakukan tugasnya dan pada akhirnya dapat menyebabkan gagal hati.

  • Kanker hati. Pada pasien hepatitis B kronis, dokter mungkin menyarankan untuk USG untuk melihat apakah ada tanda-tanda kanker hati.

  • Gagal hati. Ini adalah saat hati tidak lagi dapat melakukan tugasnya, sering disebut sebagai penyakit hati tahap akhir. Ini hanya terjadi pada kasus hepatitis B kronis yang parah.

  • Penyakit ginjal. Orang dengan sirosis yang disebabkan oleh hepatitis B mungkin lebih mungkin untuk memiliki beberapa jenis penyakit ginjal.

  • Masalah pembuluh darah. Ini termasuk peradangan pembuluh darah.

Bila terinfeksi hepatitis B saat hamil, kamu mungkin menularkan virus ke bayi saat melahirkan. Jika bayi terkena virus dan tidak segera diobati, bayi bisa mengalami masalah hati jangka panjang.

Semua bayi baru lahir dengan ibu yang terinfeksi harus mendapatkan hepatitis B immunoglobulin (HBIG) dan vaksin hepatitis saat lahir dan selama tahun pertama kehidupan bayi.

Bila kamu merasa telah berkontak dengan virus hepatitis B, segera temui dokter. Dokter mungkin akan memberikan dosis vaksin hepatitis B untuk mencegah infeksi. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan obat HBIG. Kamu perlu mendapatkan vaksin dan HBIG (jika diperlukan) sesegera mungkin setelah kontak dengan virus. Yang terbaik adalah bila ini didapat dalam waktu 24 jam.

Referensi

"Hepatitis B." Mayo Clinic. Diakses Juli 2025.

"Hepatitis B vaccine: What to know to protect yourself." Mayo Clinic. Diakses Juli 2025.

"Hepatitis B." MedlinePlus. Diakses Juli 2025.

"Hepatitis B." Kemenkes RI. Diakses Juli 2025.

"Hepatitis B." Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Bella Manoban
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us