Hernia Diafragma: Penyebab, Gejala, Penanganan

- Hernia diafragma adalah bentuk cacat lahir yang langka.
- Hernia diafragma dapat mencegah paru-paru bayi berkembang sepenuhnya, menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi saat lahir.
- Tingkat keparahan gejala hernia diafragma dapat bervariasi tergantung ukuran, penyebab, dan organ yang terlibat.
Hernia diafragma atau hernia diafragmatika (diaphragmatic hernia) adalah cacat lahir ketika terdapat lubang pada diafragma, yaitu otot besar yang memisahkan dada dari perut.
Organ di perut (seperti usus, lambung, dan hati) dapat bergerak melalui lubang di diafragma dan naik ke dada bayi. Ketika organ mendorong melalui lubang, itu disebut hernia. Hernia diafragma dapat mencegah paru-paru bayi berkembang sepenuhnya, menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi saat lahir.
1. Penyebab dan faktor risiko
Hernia diafragma adalah cacat yang langka. Ini terjadi saat bayi berkembang di dalam rahim. Diafragma belum sepenuhnya berkembang. Oleh karena itu, organ seperti lambung, usus kecil, limpa, sebagian hati, dan ginjal dapat menempati sebagian rongga dada.
Hernia diafragma kongenital paling sering hanya melibatkan satu sisi diafragma, lebih umum di sisi kiri. Jaringan paru-paru dan pembuluh darah di area tersebut juga sering kali tidak berkembang normal. Tidak diketahui pasti apakah hernia diafragma menyebabkan jaringan paru-paru dan pembuluh darah kurang berkembang atau sebaliknya.
Diperkirakan 40 persen bayi dengan kondisi ini juga memiliki masalah lain. Memiliki orang tua atau saudara kandung dengan kondisi tersebut meningkatkan risiko.
Sebagian besar hernia diafragma kongenital tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Dipercaya bahwa kombinasi dari beberapa faktor menyebabkan perkembangannya.
Abnormalitas kromosom dan genetik, paparan lingkungan dan masalah gizi mungkin berperan. Kondisi ini juga bisa terjadi dengan masalah organ lain seperti perkembangan abnormal pada jantung, gastrointestinal, atau sistem genitourinari.
Berikut ini faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko hernia diafragma yang didapat:
- Cedera tumpul karena kecelakaan lalu lintas.
- Prosedur opearsi pada dada atau perut.
- Jatuh yang memengaruhi area diafragma.
- Luka tembak.
Jarang, hernia diafragma dapat terjadi tanpa alasan yang diketahui dan tidak terdiagnosis untuk jangka waktu tertentu, sampai menjadi cukup parah untuk menimbulkan gejala.
2. Gejala

Tingkat keparahan gejala hernia diafragma dapat bervariasi tergantung ukuran, penyebab, dan organ yang terlibat.
- Sulit bernapas: Ini biasanya sangat parah. Pada hernia diafragma kongenital, ini terjadi karena perkembangan paru-paru yang tidak normal. Pada hernia diafragma yang didapat, ini terjadi ketika paru-paru tidak mampu berfungsi dengan baik akibat sesak.
- Takipnea (pernapasan cepat): Paru-paru mungkin mencoba mengimbangi rendahnya kadar oksigen dalam tubuh dengan bekerja lebih cepat.
- Sianosis (kulit membiru): Tubuh yang tidak menerima cukup oksigen dari paru-paru bisa membuat kulit tampak biru.
- Takikardia (detak jantung cepat): Jantung dapat memompa lebih cepat dari biasanya untuk mencoba memasok tubuh dengan darah beroksigen.
- Suara napas berkurang atau tidak ada: Gejala ini biasanya terjadi pada hernia diafragma kongenital karena salah satu paru-paru bayi mungkin belum terbentuk dengan baik. Bunyi napas pada sisi yang terkena akan hilang atau sangat sulit didengar.
- Bunyi usus di daerah dada: Terjadi ketika usus naik ke rongga dada.
- Perut kurang kenyang: Perut mungkin kurang penuh dari yang seharusnya saat palpasi (pemeriksaan tubuh dengan menekan area tertentu). Ini karena organ perut didorong ke atas ke dalam rongga dada.
3. Diagnosis
Hernia diafragma kongenital bisa didiagnosis sebelum bayi lahir. Sekitar setengah dari kasus kondisi ini dideteksi selama pemeriksaan USG. Mungkin ada juga peningkatan jumlah cairan ketuban.
Setelah bayir lahir, kelainan berikut mungkin muncul selama pemeriksaan fisik:
- Gerakan dada yang tidak normal.
- Sulit bernapas.
- Kulit membiru.
- Tidak ada suara napas di satu sisi dada.
- Bising usus di dada.
- Perut terasa "setengah kosong".
Tes di bawah ini biasanya cukup untuk mendiagnosis hernia diafragma kongenital atau hernia diafragma yang didapat:
- Sinar-X.
- USG.
- CT scan.
- Tes gas darah arteri.
- MRI.
4. Penanganan

Hernia diafragma, baik kongenital maupun yang didapat, biasanya membutuhkan operasi sesegera mungkin. Operasi dibutuhkan untuk mengeluarkan organ perut dari dada dan mengembalikannya ke perut, kemudian diafragma akan diperbaiki.
Pada hernia diafragma kongenital, ahli bedah dapat melakukan operasi paling cepat 48–72 jam setelah bayi lahir. Operasi bisa dilakukan lebih awal dalam situasi darurat atau bisa juga ditunda. Setiap kasus berbeda.
Langkah pertama adalah menstabilkan bayi dan meningkatkan kadar oksigennya. Berbagai obat dan teknik digunakan untuk membantu menstabilkan bayi dan membantu pernapasan. Bayi-bayi ini paling baik dirawat di NICU. Setelah bayi stabil, operasi baru bisa dilakukan.
Pada hernia diafragma yang didapat, pasien biasanya perlu distabilkan sebelum operasi. Karena sebagian besar kasus disebabkan oleh cedera, mungkin ada komplikasi, seperti pendarahan internal. Jadi, operasi harus dilakukan secepat mungkin.
Prospek hernia diafragma kongenital bergantung pada seberapa rusak paru-paru dan tingkat keparahan keterlibatan organ lain. Menurut penelitian yang ada, tingkat kelangsungan hidup untuk hernia diafragma kongenital secara keseluruhan adalah 70–90 persen.
Tingkat kelangsungan hidup pada hernia diafragma yang didapat berhubungan langsung dengan jenis cedera, usia, dan kesehatan individu secara keseluruhan, serta tingkat keparahan kondisi berdasarkan ukuran dan organ lain yang terlibat.
5. Pencegahan
Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah hernia diafragma kongenital. Perawatan prenatal dini dan rutin selama kehamilan penting untuk membantu mendeteksi masalah sebelum bayi lahir. Ini memungkinkan perencanaan dan perawatan yang tepat sebelum, selama, dan setelah melahirkan.
Beberapa tindakan pencegahan dasar yang dapat membantu mencegah hernia diafragma yang didapat meliputi:
- Berkendara dengan aman. Selalu pakai sabuk pengaman.
- Hindari aktivitas yang membuat kamu rentan terhadap cedera tumpul yang signifikan pada dada atau perut, seperti olahraga ekstrem.
- Batasi alkohol dan jangan menggunakan narkoba yang dapat membuat kamu lebih rentan terhadap kecelakaan.
- Berhati-hati di sekitar benda tajam.
Referensi
MedlinePlus. Diakses pada April 2024. Diaphragmatic hernia.
Healthline. Diakses pada April 2024. Diaphragmatic Hernia.
Columbia Surgery. Diakses pada April 2024. Diaphragmatic Hernias.