Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hipoalbuminemia: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatan

ilustrasi edema, salah satu gejala hipoalbuminemia (freepik.com/freepik)

Albumin adalah protein utama dalam plasma darah yang memiliki banyak fungsi, seperti menjaga tekanan dalam pembuluh darah dan mengangkut berbagai senyawa penting, seperti hormon dan obat-obatan. Jadi, saat kadar albumin dalam darah terlalu rendah, darah mungkin tidak dapat melakukan pengangkutan bahan-bahan penting secara efektif.

Hipoalbuminemia terjadi saat kadar albumin dalam darah sangat rendah. Tingkat albumin di bawah 3,4 g/dL dianggap rendah. Hipoalbuminemia sendiri dapat menyebabkan berbagai gejala pada tubuh hingga memicu komplikasi.

Baca sampai tuntas untuk mengetahui lebih lanjut tentang cara mengenali hipoalbuminemia dan apa yang harus dilakukan. Inilah informasinya yang telah dirangkum dari Medical News Today dan Healthline.

1. Gejala

ilustrasi mual (pixabay.com/nastya_gepp)

Gejala hipoalbuminemia mungkin tidak langsung terlihat, tetapi berkembang seiring waktu. Gejala umumnya meliputi:

  • Pembengkakan atau edema pada kaki atau wajah
  • Kulit menjadi kasar atau kering
  • Rambut menipis
  • Penyakit kuning
  • Sulit bernapas
  • Lemah
  • Detak jantung tidak teratur
  • Peningkatan berat badan
  • Nafsu makan menurun
  • Diare
  • Mual
  • Muntah

Pada anak, hipoalbuminemia dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat. Jika kamu merasa anak tumbuh pada tingkat yang kurang normal untuk usia mereka, bicarakan dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan.

2. Penyebab

ilustrasi gagal hati (freepik.com/freepik)

Hipoalbuminemia dapat disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan. Mengetahui penyebabnya sangat penting untuk menentukan pengobatan yang efektif.

Beberapa penyebab paling umum hipoalbuminemia meliputi:

  • Gagal hati: hati memproduksi albumin dan masalah hati dapat menyebabkan hipoalbuminemia.
  • Gagal jantung: gagal jantung akut dapat memicu kadar albumin yang rendah, tetapi alasan untuk fenomena ini belum dapat dipahami dengan jelas.
  • Kerusakan ginjal: adanya masalah pada ginjal dapat menyebabkan ginjal melepaskan sejumlah besar protein ke dalam urine. Ini dapat menyebabkan berkurangnya albumin dari darah, yang mengarah pada hipoalbuminemia.
  • Protein kehilangan enteropati: sejumlah kondisi perut dan pencernaan, seperti penyakit celiac dan radang usus, dapat menyebabkan sistem pencernaan kehilangan banyak protein, yang dapat menyebabkan kadar albumin rendah.
  • Malnutrisi: kurangnya asupan nutrisi penting dapat menyebabkan individu mengembangkan hipoalbuminemia.

3. Diagnosis

ilustrasi tes darah (pexels.com/Artem Podrez)

Untuk mendiagnosis hipoalbuminemia, dokter akan menguji kadar albumin melalui tes darah lengkap. Tes yang paling sering digunakan untuk mengetahui jumlah albumin adalah tes albumin serum. Tes ini melibatkan pengambilan sampel darah untuk kemudian dianalisis di laboratorium.

Dokter juga dapat mendiagnosis hipoalbuminemia dengan mengukur jumlah albumin dalam urine. Cara ini dilakukan dengan menggunakan tes mikroalbuminuria.

Tes darah protein C-reaktif atau C-reactive protein (CRP) juga dapat digunakan. Tes CRP dapat memberi informasi kepada dokter seputar berapa banyak peradangan yang terjadi di tubuh. Peradangan sendiri merupakan salah satu indikator hipoalbuminemia.

4. Pengobatan

ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Pixabay)

Pengobatan terbaik untuk hipoalbuminemia adalah dengan melihat penyebab yang mendasarinya. Perawatan yang ditawarkan mungkin termasuk:

  • Obat-obatan, seperti antibiotik, jika seseorang mengembangkan hipoalbuminemia setelah mengalami luka bakar parah.
  • Pemberian obat tekanan darah untuk penderita penyakit ginjal atau gagal jantung.
  • Menghindari alkohol, utamanya untuk orang dengan penyakit hati.
  • Pemberian obat untuk mengelola penyakit gastrointestinal kronis atau mengurangi peradangan dalam tubuh.
  • Memperbaiki pola makan.
  • Transplantasi organ bagi orang yang mengalami hipoalbuminemia karena kegagalan organ.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

ilustrasi pneumonia (elcaminohealth.org)

Hipoalbuminemia dapat meningkatkan risiko pengidapnya mengembangkan kondisi lain, termasuk:

  • Penumonia
  • Efusi pleura, yang terjadi saat cairan menumpuk di paru-paru
  • Asites, yang terjadi saat cairan menumpuk di perut
  • Atrofi, yang merupakan pelemahan otot yang signifikan

Orang yang memiliki kadar albumin rendah atau hipoalbuminemia harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk mencari tahu penyebabnya dan perawatan yang tepat. Apabila kadar albumin rendah diberi perawatan yang benar, kadar albumin dapat dikembalikan ke jumlah normal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
3+
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us