Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ilmuwan Temukan Cara Jinakkan Imun Tubuh pada Transplantasi Babi

Ilustrasi tim operasi bedah.
ilustrasi operasi bedah (pixabay.com/Sasin Tipchai)
Intinya sih...
  • Studi menemukan dua serangan imun utama yang menyebabkan ginjal babi ditolak tubuh manusia, yaitu antibodi dan sel T.
  • Untuk pertama kalinya, penolakan organ berhasil dibalik dengan kombinasi obat standar.
  • Penelitian membuka jalan bagi transplantasi organ babi sebagai solusi kekurangan donor ginjal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Xenotransplantasi, yaitu prosedur pencangkokan organ dari hewan ke manusia, mulai dilihat sebagai peluang besar bagi pasien gagal ginjal yang menunggu donor. Selama ini, tantangan terbesar datang dari sistem imun manusia yang hampir selalu menolak organ hewan, sehingga upaya penyelamatan nyawa sering berakhir gagal.

Namun, sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh peneliti dari NYU Langone Health, Amerika Serikat (AS), membawa titik terang. Penelitian ini bukan cuma menemukan akar masalah penolakan imun, tetapi juga menawarkan cara untuk mengatasinya. Temuan ini membuka jalan bagi kemungkinan baru, bahwa organ hewan suatu hari benar-benar bisa diterima tubuh manusia tanpa penolakan fatal sehingga mengembalikan kualitas hidup pasien.

Terobosan baru: penolakan organ bisa dibalikkan

Babi.
ilustrasi babi (unsplash.com/James Tiono)

Studi ini melibatkan ginjal babi yang telah dimodifikasi secara genetik agar bisa “diterima” oleh tubuh manusia. Organ itu ditransplantasikan ke tubuh seorang laki-laki yang sudah meninggal namun masih memiliki detak jantung dan alat bantu napas. Selama 61 hari, tim peneliti secara rinci memantau reaksi tubuh terhadap ginjal tersebut lewat sampel darah, jaringan, dan cairan.

Hasilnya mencengangkan! Penolakan terhadap organ terjadi bukan hanya karena antibodi, tetapi juga oleh serangan sel T, sel imun yang berfungsi menyerang benda asing secara spesifik.

Setelah memetakan reaksi imun secara detail, tim ahli untuk pertama kalinya berhasil membalikkan penolakan organ dengan menggunakan kombinasi obat yang sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Penanganan ini berhasil meredam aktivitas antibodi dan sel T, dan ginjal tetap berfungsi dengan baik tanpa ada tanda-tanda kerusakan permanen.

“Temuan ini membuat kita lebih siap menghadapi respons imun berbahaya pada transplantasi organ babi ke manusia hidup,” ujar Dr. Robert Montgomery, penulis utama studi ini.

Lebih jauh, penelitian ini memperlihatkan bahwa ginjal babi secara fungsional dapat menggantikan ginjal manusia, yang mana ini merupakan sebuah perkembangan yang dapat memperluas akses transplantasi bagi jutaan orang.

Inti dari studi ini adalah ginjal babi bisa berfungsi di tubuh manusia, bukti bahwa organ dari hewan bisa menjadi alternatif bagi pasien gagal ginjal, terutama di tengah minimnya donor manusia. Kedua, proses penolakan organ dapat diprediksi dan diatasi. Dengan analisis multi-omik (analisis terpadu banyak data biologis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih utuh), para ahli bisa mengetahui kapan tubuh mulai “menyerang” ginjal baru, bahkan lima hari sebelum terlihat tanda klinis. Ini membuka jalan bagi sistem deteksi dini dan pengobatan cepat.

Para peneliti kini berencana memperluas studi ke pasien lain, termasuk yang masih hidup, untuk mengonfirmasi temuan ini. Jika berhasil, xenotransplantasi bukan lagi sekadar eksperimen, tapi solusi nyata untuk krisis organ dunia.

Referensi

"Immune Reactions Found Behind Human Rejection of Transplanted Pig Kidneys." NYU Langone Health. Diakses November 2025.

Robert A Montgomery et al., “Physiology and Immunology of Pig-to-human Decedent Kidney Xenotransplant,” Nature, November 13, 2025, https://doi.org/10.1038/s41586-025-09847-6.

Eloi Schmauch et al., “Multi-omics Analysis of a Pig-to-human Decedent Kidney Xenotransplant,” Nature, November 13, 2025, https://doi.org/10.1038/s41586-025-09846-7.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Studi: Obat GLP-1 Turunkan Risiko Kematian pada Pasien Kanker Kolon

17 Nov 2025, 20:39 WIBHealth