Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bowenian Family Therapy: Bantu Mengatasi Konflik Keluarga

ilustrasi Bowenian family therapy (pexels.com/Nicole Michalou)
ilustrasi Bowenian family therapy (pexels.com/Nicole Michalou)

Bowenian family therapy (BFT) adalah pendekatan perawatan yang dikembangkan oleh psikiater asal Amerika Serikat (AS), Dr. Murray Bowen. Terapi ini bersumber dari pola bertahan lintas generasi dan perilaku bermasalah yang secara turun-temurun menetap dalam keluarga.

BFT termasuk pilihan perawatan yang berfokus pada konflik keluarga. Pencetus terapi ini percaya bahwa masalah keluarga harus diselesaikan supaya hubungan sesama anggotanya tetap terjaga.

Tujuan utama BFT yakni mengurangi komunikasi toksik, mengembangkan diferensiasi secara positif, serta berlatih otonomi kesehatan dengan anggota keluarga.

1. Dasar teori

ilustrasi kakek nenek makan dengan cucu kesayangan (pexels.com/Denys Gromov)
ilustrasi kakek nenek makan dengan cucu kesayangan (pexels.com/Denys Gromov)

Teori sistem keluarga bowenian (teori Bowen) muncul sekitar tahun 1970-an. Akar dari teori ini ialah persepsi di antara anggota keluarga yang terlalu dekat atau terlalu terpisah dapat menyebabkan kecemasan kronis.

Dr. Murray Bowen meyakini jika intensitas kecemasan bergantung pada stres eksternal dan pola perilaku bermasalah yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, haluan dalam teori Bowen ialah mengurangi stres kronis dalam keluarga.

Tujuan yang hendak dicapai dalam teori Bowen dilakukan melalui berbagai upaya, di antaranya:

  • Menjadikan setiap anggota keluarga lebih sadar untuk mengoptimalkan sistem emosionalnya.
  • Meningkatkan penerimaan terhadap perbedaan individu di antara anggota keluarga.
  • Berfokus pada perubahan untuk menjadi lebih baik ketimbang memaksa orang lain untuk berubah.

2. Konsep

ilustrasi ibu dan anak berargumen (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi ibu dan anak berargumen (pexels.com/SHVETS production)

Ada beberapa konsep dasar yang melengkapi teori Bowen. Konsep-konsep tersebut menjelaskan perkembangan keluarga dan fungsinya, yang meliputi:

  • Perpaduan emosional dan diferensiasi diri: Perpaduan emosional terjadi ketika seorang anggota keluarga memilih untuk mengesampingkan kebutuhannya agar keharmonisan keluarga tetap seimbang. Sementara itu, diferensiasi diri ialah ketidakmampuan seseorang memisahkan perasaan dari pikirannya.
  • Segitiga: Maksud dari segitiga adalah ketika dua anggota keluarga sedang mengalami masalah, baik konteksnya individual atau kelompok, meminta pihak ketiga untuk turut terlibat.
  • Sistem emosional keluarga inti: Ini yang dimaksud pola emosional yang diwariskan ke generasi mendatang dalam suatu keluarga.
  • Proses proyeksi keluarga: Bagian dari sistem emosional keluarga inti.
  • Pemisahan emosional: Ketika seorang anggota keluarga memutuskan untuk pindah dan memisahkan diri sepenuhnya dari keluarga.
  • Proses transmisi multigenerasi: Pola dan peran dalam keluarga diwariskan kepada generasi yang akan datang tergantung pada seberapa besar interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak.
  • Posisi saudara: Berfokus pada posisi masing-masing anak dalam keluarga (sulung, tengah, atau bungsu) yang paling "segitiga" dengan orang tua.

3. Teknik

ilustrasi suami istri berdiskusi (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi suami istri berdiskusi (pexels.com/SHVETS production)

Praktisi BFT memiliki beberapa teknik intervensi khusus untuk pendekatan perawatan ini. Teknik-teknik yang dimaksud mencakup:

  • Genogram: Genogram ialah grafik keluarga yang mencakup informasi tentang riwayat tertentu, hubungan, aspek psikologi, dan pola-pola yang telah menjadi sistem. Ini memungkinkan terapis dan klien mengeksplorasi pola dan koneksi untuk memandu perawatan.
  • Membedakan emosi dan diferensiasi diri: Terapis akan membantu klien mengidentifikasi emosi yang terjadi dalam unit keluarga. Selanjutnya melakukan pencatatan ketika mengidentifikasi emosi anggota keluarga lain. Teknik ini membantu setiap anggota keluarga mengenal emosi dan identitas masing-masing serta perannya dalam unit keluarga.
  • I-statements: Teknik komunikasi yang menekankan emosi pembicara. Ini bertujuan untuk mengomunikasikan emosi di balik pernyataan ketimbang memunculkan sikap defensif atau perasaan bersalah.
  • Triangles: BFT menggunakan konsep segitiga emosional untuk melambangkan jaringan hubungan yang stabil. Dalam praktiknya, keluarga bekerja sama untuk menciptakan keseimbangan dan dukungan yang sehat dalam segitiga emosional tersebut.
  • Pola antar generasi: Dengan memanfaatkan genogram, terapis akan mengidentifikasi pola yang bertahan antar generasi dan membantu keluarga menentukan pola mana yang menguntungkan dan yang ingin dihilangkan.
  • Tantangan normalisasi: Tantangan dan konflik bisa saja terjadi bahkan setelah terapi berakhir. Dengan begitu, terapis mempersiapkan klien untuk menghadapi kesulitan di masa depan.

4. Manfaat

ilustrasi keluarga berbagi kebahagiaan (pexels.com/Yan Krukov)
ilustrasi keluarga berbagi kebahagiaan (pexels.com/Yan Krukov)

BFT dapat membantu keluarga mengatasi konflik terlebih yang berhubungan dengan kesulitan komunikasi. Selain itu, juga dapat mengatasi dampak dari generasi sebelumnya dan dinamika keluarga saat ini berhubungan dengan kesehatan mental.

Terdapat bukti empiris yang meskipun secara kuantitas masih terbatas, tetapi menunjukkan efektivitas BFTdi antaranya adalah:

  • Teknik diferensiasi diri dalam BFT secara efektif dapat membantu mengurangi gejala kecemasan. Pernyataan demikian didukung oleh studi dalam American Journal of Family Therapy tahun 2021.
  • Studi lain dalam Journal of Human Relations Studies tahun 2021 mengungkap bahwa BFT dapat meningkatkan perasaan bahagia dan empati di antara pasangan. Ini karena terjadi peningkatan keterampilan komunikasi dan pemahaman tentang diri sendiri dan orang lain.
  • Studi dalam Journal of Family Social Work tahun 2019 menjelaskan bahwa BFT dapat membantu reunifikasi keluarga ketika perlindungan anak dilibatkan. Oleh karenanya, orang tua bisa dengan mudah mengidentifikasi pola kekerasan dalam genogram keluarga dan berusaha memecahkan pola tersebut.

5. Pertimbangan

ilustrasi bercengkrama dengan rekan kerja (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi bercengkrama dengan rekan kerja (pexels.com/Thirdman)

BFT dapat dipraktikkan secara individu, bersama pasangan, atau dengan unit keluarga besar. Pendekatan terapi ini menitikberatkan eksplorasi pola dan perilaku transgenerasional. Dengan demikian, bisa memicu perasaan trauma antargenerasi. Sebelum memulai perawatan, klien harus bersiap dengan segala kemungkinan yang akan dirasakannya.

Penting untuk dipahami bahwa BFT tidak menjanjikan penyelesaian masalah secara langsung dalam keluarga. Dibutuhkan keterlibatan klien dan kemauan untuk membuat perubahan yang diperlukan.

BFT digunakan untuk menyelesaikan konflik dan perilaku bermasalah dalam setting keluarga. Terapi ini menggunakan berbagai teknik yang memerlukan kerja sama antar pihak yang terlibat. Jika BFT tampaknya cocok untuk kebutuhan kesehatan mental, tidak salahnya kamu mencoba perawatan ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Kapan Luka Perlu Dijahit Oleh Tenaga Medis? 

10 Sep 2025, 05:23 WIBHealth