Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jarang Diketahui, Ini 5 Pengaruh Punya Tubuh Tinggi bagi Kesehatan

ilustrasi beberapa orang sedang berdiri (pexels.com/RODNAE Production)

Memiliki tubuh yang tinggi membuat seseorang tampil lebih mencolok di antaranya teman-temannya, mendapat keuntungan dalam hal olahraga, dan mungkin bisa meningkatkan kepercayaan diri. Di luar hal tersebut, ternyata memiliki postur tinggi juga dapat memengaruhi berbagai aspek kesehatan fisik.

Pengaruh tubuh yang tinggi ternyata bisa positif dan juga negatif. Hal ini berkaitan dengan fisiologi. Berikut adalah beberapa pengaruh postur tubuh yang tinggi bagi kesehatan.

1. Meningkatkan risiko gumpalan darah

ilustrasi tes kolesterol (pexels.com/Los Muertos Crew)

Dalam studi yang diterbitkan di Circulation: Cardiovascular Genetics tahun 2017, peneliti menyelidiki kaitan antara tinggi badan dan tromboemboli vena pada 2 juta orang di Swedia. Dalam penyelidikan tersebut, ditemukan bahwa laki-laki yang memiliki tinggi badan 162 sentimeter atau kurang dari itu memiliki risiko 65 persen lebih rendah terkena tromboemboli vena, maslaah penggumpalan darah. Data tersebut dibandingkan dengan laki-laki yang memiliki tinggi badan lebih dari 189 sentimeter.

Mereka juga menganalisis sekelompok perempuan hamil. Ditemukan bahwa mereka yang memiliki tinggi badan kurang dari 155 sentimeter memiliki risiko 69 persen lebih rendah dibandingkan perempuan dengan tinggi badan lebih dari 183 sentimeter.

Menurut hipotesis, gravitas berpengaruh terhadap masalah ini. Bisa jadi karena individu yang lebih tinggi memiliki vena kaki yang lebih panjang, sehingga ada lebih banyak area permukaan yang bisa jadi tempat masalah. Peningkatan tekanan gravitasi di pembuluh darah kaki orang yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko aliran darah melambat atau berhenti sementara.

2. Meningkatnya risiko kanker

ilustrasi dokter dan pasien sedang berbicara (pexels.com/SHVETS production)

Memiliki badan yang lebih tinggi ternyata berpotensi meningkatkan risiko kanker. Terdapat alasan yang masuk akal di balik hal ini. Orang yang tinggi memiliki lebih banyak sel sehingga meningkatkan peluang untuk mereka bermutasi menjadi sel kanker.

Menurut U.S. News & World Report, hal tersebut berlaku untuk kanker yang berhubungan dengan hormon, seperti payudara, ovarium, dan prostat, yang lebih umum di antara orang-orang dengan bakat menjadi tinggi. Hormon pertumbuhan juga bisa berperan dalam perkembangan kanker. Sebab penelitian dalam jurnal Science Translational Medicine tahun 2011 menunjukkan bahwa kekurangan hormon pertumbuhan menurunkan risiko penyakit.

3. Menurunkan risiko masalah kardiovaskular dan diabetes

ilustrasi kesehatan jantung (pexels.com/Puwadon Sang-ngern)

Salah satu kelebihan memiliki tubuh yang tinggi adalah lebih terlindungi dari penyakit jantung dan diabetes, menurut studi tahun 2016 dalam jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinology. Tubuh yang lebih tinggi memungkinkan pembuluh darah yang lebih besar dan lebih kuat.

Kemungkinan lainnya, orang yang lebih tinggi cenderung terlindungi dari kondisi kardiometabolik. Sebab asumsinya, mereka terbiasa diberi makan makanan yang lebih sehat saat mereka masih anak-anak atau tumbuh di lingkungan di mana mereka kurang terkena infeksi.

Jalur ini diduga diaktifkan oleh gizi, terutama peningkatan asupan susu, produk susu, dan protein hewani lainnya selama tahap perkembangan anak. Bukan hanya memaksimalkan pertumbuhan anak, gizi yang tepat juga mengurangi risiko terjadinya obesitas yang merupakan salah satu faktor pemicu diabetes.

4. Berisiko mengalami cedera yang lebih parah

ilustrasi cedera olahraga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orang yang berpostur tinggi ternyata cenderung lebih rentan mengalami cedera. Bukan hanya itu, cedera mereka sering lebih buruk daripada yang dialami oleh orang yang lebih pendek.

Alasannya, ketika jatuh, mereka akan melangkah lebih jauh dan dampaknya akan lebih besar. Terlebih, U.S. News & World Report mencatat bahwa orang yang lebih tua dan tinggi memiliki tingkat patah tulang pinggul yang lebih besar pula. 

Di kalangan atlet, fakta ini sudah diketahui dengan sangat baik. Pemain yang memiliki tubuh tinggi cenderung memiliki tingkat cedera yang lebih parah dan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih daripada rekan mereka yang lebih pendek.

5. Tubuh yang lebih mudah panas

ilustrasi berkeringat (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Dijelaskan dalam laman WebMD, orang yang bertubuh lebih pendek memiliki kemungkinan lebih kecil mengalami overheated atau memiliki kondisi yang lebih serius yang disebut heatstroke. Sedangkan, orang yang lebih tinggi dan lebih berat menghasilkan lebih banyak panas tubuh.

Jika mereka membuat panas lebih cepat daripada yang bisa mereka singkirkan, seperti selama latihan intens, itu dapat menyebabkan heatstroke atau heat exhaustion. Di sisi lain, orang yang bertubuh tinggi lebih dapat menjaga tubuh mereka tetap hangat daripada orang yang bertubuh pendek dalam cuaca dingin.

Memiliki tubuh yang tinggi memiliki dampak pada kesehatan, baik positif namun negatif. Akan tetapi, ini juga bergantung pada faktor risiko lain yang dapat kamu kendalikan, seperti diet, olahraga, merokok, dan minum alkohol. Jadi, ada baiknya kamu fokus memperbaiki faktor-faktor yang dapat kamu kendalikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eka Ami
EditorEka Ami
Follow Us