Mengapa Seseorang Bisa Mengalami Stroke?

- Stroke adalah penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.
- Sebanyak 1,9 juta sel otak dapat mati setiap menit saat terjadi serangan stroke.
- Prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk.
Stroke termasuk kondisi gawat darurat yang perlu penanganan secepatnya. Jika tidak mendapat pertolongan secepatnya, maka dapat menimbulkan berbagai komplikasi, salah satunya kelumpuhan.
Stroke termasuk penyakit yang berbahaya yang mengganggu aliran darah otak. Lantas, mengapa seseorang mengalami stroke? Berikut penjelasannya!
1. Angka kejadian dan prevalensi stroke
Diperkirakan terdapat sekitar 12 juta kasus stroke baru setiap tahun di seluruh dunia. Tingkat insiden stroke yang disesuaikan dengan usia secara global adalah sekitar 142 per 100.000 penduduk per tahun.
Stroke adalah penyakit yang mengancam jiwa karena apabila terjadi serangan stroke, setiap menit sebanyak 1,9 juta sel otak dapat mati.
Stroke merupakan penyebab utama disabilitas dan kematian nomor dua di dunia. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian, yakni sebesar 11,2 persen dari total kecacatan dan 18,5 persen dari total kematian.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk. Stroke juga merupakan salah satu penyakit katastropik dengan pembiayaan tertinggi ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, yaitu mencapai Rp5,2 triliun pada 2023.
2. Mengapa seseorang bisa mengalami stroke?

Otak memiliki beragam fungsi yang penting bagi tubuh. Otak menjadi pengendali gerakan, menyimpan ingatan, berpikir, hingga mengatur emosi dan bahasa. Selain itu, otak juga mengontrol pernapasan dan pencernaan. Otak memerlukan oksigen agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Pembuluh darah arteri akan mengirimkan darah yang kaya oksigen ke seluruh bagian otak.
Ketika terdapat sumbatan yang menghalangi aliran darah ke otak, maka sel-sel otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Selain itu, adanya pembuluh darah di otak pecah juga menyebabkan sel-sel otak kekurangan oksigen. Akibatnya, otak mulai mati dalam beberapa menit. Hal ini menyebabkan terjadinya stroke.
3. Tanda dan gejala
Berikut ini beberapa gejala stroke yang sering disebut dengan "SeGeRa Ke RS".
- Se: Senyum tidak simetris, berarti seseorang saat tersenyum hanya mengarah pada satu sisi. Gejala senyum tidak simetris membuat seseorang cenderung sering tersedak dan kesulitan untuk minum.
- Ge: Stroke identik dengan kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu atau bahkan keseluruhan. Ge atau gerak tubuh melemah secara mendadak menjadi pertanda serangan stroke. Orang yang tubuhnya mendadak melemah biasanya cenderung lemas dan susah untuk bergerak.
- Ra: Bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung. Orang yang terkena stroke biasanya mendadak kesulitan berbicara, atau kata yang diucapkan tidak jelas.
- Ke: Kebas pada tubuh juga menjadi salah satu gejala stroke yang umum. Tidak hanya kebas, orang dengan stroke akan mengalami gejala seperti separuh tubuh terasa kesemutan sehingga sulit untuk dikendalikan dan digerakkan.
- R: Rabun pada mata yang terjadi secara tiba-tiba bisa juga menjadi pertanda stroke. Gejala ini perlu diperiksakan lebih lanjut untuk memastikan apakah rabun biasa atau pertanda stroke.
- S: Sakit kepala hebat yang belum pernah dirasakan sebelumnya turut menjadi tanda stroke. Rasa pusing sebagai gejala stroke disertai tremor hingga sempoyongan. Gejala ini dipicu oleh gangguan keseimbangan pada tubuh sehingga terasa berputar dan gerakan sulit dikoordinasi.
Bila beberapa gejala stroke tersebut terjadi, segera ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan, sehingga dampak yang ditimbulkan tidak fatal.
Makin cepat orang yang diduga terserang stroke dibawa ke rumah sakit, maka dapat membantu mengurangi risiko kematian dan kecacatan permanen. Pertolongan pada pasien stroke atau periode emas penyakit tersebut sekitar 4,5 jam. Jadi, jika seseorang sudah mengalami beberapa gejala yang diyakini sebagai tanda stroke harus segera mendapat penanganan. Penanganan yang cepat membuat proses penyembuhan lebih cepat dan potensi kesembuhan cukup tinggi.
4. Faktor risiko

Faktor risiko penyakit jantung dan stroke adalah gaya hidup tidak sehat, kurang aktivitas fisik, menggunakan produk tembakau, dan mengonsumsi minuman beralkohol. Berbagai kebiasaan tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar gula darah, peningkatan kadar lipid, dan berat badan berlebih serta obesitas.
Orang dengan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan obesitas lebih rentan mengalami stroke. Selain itu, risiko stroke juga makin meningkat seiring bertambahnya usai dan pria lebih mungkin mengalami stroke daripada perempuan.
5. Komplikasi
Stroke membutuhkan penanganan yang sesegera mungkin agar otak mendapatkan aliran darah kembali. Jika tidak, maka area otak yang tidak mendapatkan oksigen makin meluas.
Stroke terkadang dapat menyebabkan disabilitas sementara ataupun permanen. Hal tersebut tergantung dari lamanya otak tidak mendapatkan aliran darah dan area otak yang terpengaruh. Beberapa komplikasi akibat stroke antara lain:
- Kelumpuhan.
- Kesulitan berbicara atau menelan.
- Kehilangan ingatan atau kesulitan berpikir.
- Masalah emosional.
Stroke dapat terjadi karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak sehingga menyebabkan sel-sel otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Kurangnya suplai oksigen membuat sel otak mengalami kerusakan dan mengalami kematian. Dengan mendapatkan penanganan yang sesegera mungkin dapat menurunkan risiko komplikasi.
Referensi
Valery L. Feigin et al., “World Stroke Organization (WSO): Global Stroke Fact Sheet 2025,” International Journal of Stroke, December 5, 2024, https://doi.org/10.1177/17474930241308142.
"Cegah Stroke dengan Aktivitas Fisik." Kemenkes RI. Diakses Mei 2025.
"About Stroke." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Mei 2025.
"Stroke." Mayo Clinic. Diakses Mei 2025.