Stroke pada Pria: Gejala, Faktor Risiko, Pemulihan

- Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat karena pendarahan atau bekuan.
- Faktor risiko stroke pada pria termasuk tekanan darah tinggi, merokok, kegemukan, diabetes, alkohol, dan kurang beraktivitas fisik.
- Gejala stroke pada pria dan perempuan mirip, tetapi terdapat perbedaan halus dalam cara gejala tersebut muncul, menurut studi.
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat karena pendarahan atau bekuan. Stroke mencegah darah beroksigen mencapai jaringan otak, yang menyebabkan kematian sel otak.
Stroke adalah penyebab utama kematian pada pria. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan pria di bawah usia 44 tahun dirawat di rumah sakit karena jenis stroke tertentu pada tingkat yang lebih tinggi daripada perempuan dalam kelompok usia yang sama, mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Stroke dapat muncul secara berbeda pada pria, dan pria lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal akibat stroke dibanding perempuan.
Kabar baiknya, sekitar 4 dari 5 kasus stroke dapat dicegah. Itulah mengapa penting untuk mengetahui risiko stroke dan mengambil tindakan untuk melindungi kesehatan. Artikel ini akan membahas tanda-tanda, faktor risiko, dan pencegahan stroke pada pria.
1. Penyebab dan faktor risiko stroke pada pria
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah faktor risiko utama stroke. Diperkirakan 50,4 persen pria memiliki tekanan darah tinggi lebih besar atau sama dengan 130/80 mm Hg atau sedang minum obat untuk tekanan darahnya. Sekitar 4 dari 5 pria dengan hipertensi tekanan darahnya tidak terkontrol.
Selain itu, faktor risiko lain untuk stroke pada pria termasuk:
- Merokok. Ini dapat merusak pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke. Sekitar 1 dari 7 pria merokok. Pria juga lebih mungkin menjadi perokok daripada perempuan.
- Kegemukan dan obesitas. Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko stroke.
- Diabetes meningkatkan risiko stroke karena dapat merusak pembuluh darah di otak.
- Terlalu banyak alkohol. Minum terlalu banyak alkohol dapat menaikkan tekanan darah dan meningkatkan risiko stroke. Ini juga meningkatkan kadar trigliserida, jenis lemak dalam darah yang dapat mengeraskan arteri. Pria lebih mungkin untuk minum terlalu banyak alkohol dibanding perempuan.
- Kurang beraktivitas fisik. Tidak beraktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan kondisi kesehatan lain yang dapat meningkatkan risiko stroke.
2. Gejala stroke pada pria

Gejala stroke pada pria dan perempuan mirip. Ini termasuk:
- Sakit kepala parah tanpa alasan yang jelas.
- Kelemahan atau mati rasa pada wajah, lengan, dan/atau kaki (biasanya pada satu sisi tubuh).
- Kebingungan, kesulitan dalam memahami ucapan, dan masalah dalam berbicara.
- Masalah penglihatan pada satu atau kedua mata.
- Sulit berjalan.
- Pusing dan kehilangan keseimbangan atau koordinasi tubuh.
Gejala stroke yang kurang umum meliputi:
- Mual atau muntah secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
- Pingsan, kejang, atau koma.
Sebuah studi tahun 2024 menyoroti bahwa meskipun gejala stroke pada pria dan perempuan secara umum mirip, tetapi ada perbedaan halus dalam cara gejala tersebut muncul. Misalnya, pria cenderung lebih mungkin mengalami gejala fokal seperti kelemahan otot (paresis) dan gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda.
Selain itu, sebuah studi tahun 2023 menemukan bahwa gejala stroke pada saat awal bisa beragam dan kompleks, sering digambarkan oleh pasien sebagai pengalaman yang tiba-tiba dan belum pernah terjadi sebelumnya. Temuan ini menekankan pentingnya mengenali berbagai gejala stroke untuk memastikan penanganan medis yang cepat dan tepat.
3. Tanda peringatan dini stroke
Selalu ingat "SeGeRa Ke RS" untuk mengidentifikasi tanda dan gejala stroke:
- Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
- Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.
- BicaRa pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata atau bicara tidak nyambung.
- Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh.
- Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba.
- Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor atau gemetar, sempoyongan).
4. Komplikasi yang dapat ditimbulkan

Stroke juga dapat menyebabkan cacat sementara atau permanen, tergantung seberapa lama otak kekurangan aliran darah. Berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat stroke:
- Kelumpuhan atau kehilangan gerakan otot. Orang dengan stroke mungkin akan menjadi lumpuh pada satu sisi tubuh atau kehilangan kendali atas otot tertentu, seperti otot-otot di satu sisi wajah atau lengan.
- Kesulitan berbicara atau menelan. Stroke dapat memengaruhi kontrol otot di mulut dan tenggorokan, sehingga sulit untuk berbicara dengan jelas, menelan, atau makan. Pasien stroke juga mengalami kesulitan dengan bahasa, termasuk bicara atau memahami ucapan, membaca, dan menulis.
- Kehilangan memori atau kesulitan berpikir. Banyak orang yang mengalami stroke kehilangan ingatannya. Orang mungkin mengalami kesulitan berpikir, nalar, membuat penilaian, dan mungkin mengalami depresi.
- Rasa sakit. Nyeri, mati rasa, atau sensasi tidak biasa dapat terjadi di bagian tubuh yang terkena stroke.
- Perubahan perilaku dan kemampuan perawatan diri. Orang yang pernah mengalami stroke akan lebih menarik diri atau mereka membutuhkan perawatan dalam aktivitas sehari-hari.
5. Stroke ringan
Serangan iskemik transien (TIA) atau stroke ringan atau mini stroke merupakan stroke yang menyebabkan gejala yang berlangsung dari beberapa menit hingga sekitar satu jam. Pria dan perempuan mungkin memutuskan untuk tidak mencari pengobatan karena gejalanya telah hilang.
Namun, TIA dapat menjadi "stroke peringatan", yang mungkin diikuti oleh lebih banyak TIA, stroke yang lebih besar, atau masalah kardiovaskular lainnya pada minggu-minggu berikutnya. Lebih dari sepertiga orang yang mengalami TIA mengalami stroke yang lebih signifikan dalam satu tahun, dan sebanyak 15 persen mengalami stroke berat dalam waktu tiga bulan.
Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala stroke, bahkan selama beberapa menit, sangat penting untuk segera mencari perhatian medis.
6. Perawatan

Setibanya di rumah sakit, dokter dan tenaga medis lainnya akan menanyakan tentang:
- Riwayat kesehatan.
- Waktu timbulnya gejala stroke.
Pencitraan otak akan dilakukan untuk menentukan jenis stroke yang dialami. Dua jenis pencitraan yang digunakan untuk mendiagnosis stroke meliputi CT scan dan MRI.
Setelah tes pencitraan, pasien akan bekerja dengan ahli saraf, ahli bedah saraf, atau spesialis lain untuk menentukan rencana perawatan yang tepat berdasarkan diagnosis dan hasil tes.
Jika pasien tiba di rumah sakit dan menerima diagnosis stroke iskemik dalam waktu tiga jam setelah timbulnya gejala, pasien tersebut mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan aktivator plasminogen jaringan atau tissue plasminogen activator (TPA), yang dikenal sebagai "pengobatan penghilang bekuan darah". Inilah sebabnya mengapa penting untuk menelepon ambulans saat pertama kali mencurigai stroke.
TPA memiliki risiko yang dapat didiskusikan dengan tim perawatan. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa pasien yang menerima TPA:
- Lebih mungkin untuk pulih sepenuhnya.
- Memiliki kecacatan yang lebih sedikit daripada pasien yang tidak menerima obat.
- Kecil kemungkinannya membutuhkan perawatan jangka panjang di fasilitas perawatan.
Pilihan pengobatan stroke lainnya termasuk:
- Obat-obatan.
- Pembedahan atau prosedur lain untuk menghentikan pendarahan.
- Prosedur endovaskular, seperti coiling (ahli bedah mengakses aneurisme melalui sistem vaskular) untuk menghilangkan bekuan darah.
7. Pencegahan
Sekitar 80 persen stroke dapat dicegah dengan secara proaktif merawat kondisi medis dan membuat perubahan gaya hidup sehat. Sebelum memulai rutinitas olahraga baru atau minum obat yang dijual bebas, selalu bicarakan dengan dokter.
Baik pria maupun perempuan, kamu bisa menegah stroke dengan cara:
- Kontrol tekanan darah melalui olahraga dan obat-obatan jika diperlukan.
- Minum obat sesuai instruksi dokter.
- Kelola kondisi kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi sesuai instruksi dokter.
- Minum aspirin untuk membantu mengurangi risiko stroke. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi aspirin karena ada risiko memperburuk beberapa jenis stroke.
- Kelola kolesterol dengan pola makan sehat dan olahraga.
- Jangan merokok. Jika kamu merokok, cara bantuan untuk segera berhenti.
- Makan makanan yang sehat. Pilih sayuran, makanan tinggi serat dan biji-bijian, serta makanan rendah garam jika memiliki hipertensi.
- Rutin olahraga dan menjaga berat badan yang sehat. Pria dan perempuan usia 18 tahun dan lebih tua harus mendapatkan setidaknya 2 jam dan 30 menit gerakan fisik per minggu dan melakukan latihan otot setidaknya dua kali per minggu.
8. Pemulihan stroke pada pria

Ada perbedaan signifikan dalam rehabilitasi dan pemulangan pasien stroke. Perbedaan ini mungkin menunjukkan bahwa dokter perlu mempertimbangkan jenis kelamin dan usia dalam perencanaan perawatan.
Studi menemukan bahwa dokter lebih mungkin memulangkan pasien laki-laki daripada perempuan. Laki-laki juga lebih mungkin untuk tidak memerlukan perawatan di rumah setelah pulang (Cambridge University Press, 2020).
Ini mungkin karena laki-laki cenderung lebih muda daripada perempuan ketika mereka mengalami stroke. Akibatnya, tubuh mereka mungkin lebih mampu pulih.
Pemulihan setelah stroke tergantung pada banyak faktor. Ini termasuk:
- Area otak yang terkena stroke.
- Jumlah waktu oksigen dan darah tidak mengalir dengan benar
- Kesehatan keseluruhan seseorang sebelum stroke
Beberapa orang pulih sepenuhnya dari stroke dan tidak mengalami efek yang bertahan lama. Lainnya memerlukan terapi fisik jangka panjang dan obat-obatan. Obat-obatan ini dapat membantu:
- Mengencerkan darah.
- Mengurangi tekanan darah.
- Menurunkan kolesterol.
Mengalami stroke adalah peristiwa besar dalam hidup yang secara signifikan dapat memengaruhi kualitas hidup. Kabar baiknya, sekitar 80 persen kasus stroke dapat dicegah dengan secara proaktif merawat kondisi medis dan membuat perubahan gaya hidup. Bicarakan dengan dokter tentang pencegahan stroke terbaik berdasarkan faktor risiko spesifik dan kondisi kesehatan.
Referensi
"About Men and Stroke." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Mei 2025.
"7 things to know about how stroke is different for women." American Heart Association. Diakses Mei 2025.
"Everything You Should Know About Stroke." Verywell Health. Diakses Mei 2025.
Lynda D. Lisabeth et al., “Acute Stroke Symptoms,” Stroke 40, no. 6 (February 20, 2009): 2031–36, https://doi.org/10.1161/strokeaha.109.546812.
"How to Identify Symptoms of Stroke in Men." Healthline. Diakses Mei 2025.
Mariam Ali et al., “Sex Differences in Presentation of Stroke: A Systematic Review and Meta-Analysis,” Stroke 53, no. 2 (December 14, 2021): 345–54, https://doi.org/10.1161/strokeaha.120.034040.
"Kenali Gejala Stroke Dengan SeGeRa Ke RS." Kementerian Kesehatan RI. Diakses Mei 2025.
"Stroke." Mayo Clinic. Diakses Mei 2025.
Yu AYX, Maclagan LC, Diong C, et al. "Sex Differences in Care Need and Survival in Patients Admitted to Nursing Home Poststroke." Canadian Journal of Neurological Sciences/Journal Canadien des Sciences Neurologiques. 2020;47(2):153-159. doi:10.1017/cjn.2019.335.
"Men and Stroke." WebMD. Diakses Mei 2025.