Rasio Pinggang-Pinggul Lebih Akurat untuk Prediksi Risiko Penyakit

Lebih akurat dibanding indeks massa tubuh

Selama ini, kita menggunakan indeks massa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI) untuk mengetahui apakah berat badan kita tergolong sehat atau tidak. IMT bisa diketahui dari membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat).

Namun, ada cara yang lebih akurat untuk memprediksi risiko penyakit, yaitu dengan mengukur rasio pinggang-pinggul atau waist-to-hip ratio (WHR). Ini mengacu pada  studi yang diterbitkan dalam JAMA Network Open pada September 2023.

1. IMT menuai banyak kritik

IMT ditemukan oleh ahli matematika Belgia bernama Lambert Adolphe Jacques Quetelet pada awal abad ke-19. Kala itu, IMT menjadi cara cepat untuk mengukur tingkat obesitas pada masyarakat umum.

Berdasarkan hasilnya, IMT dikategorikan menjadi lima, yaitu:

  • Kurang dari 18,5: Kekurangan berat badan.
  • Antara 18,5 hingga 24,9: Berat badan ideal.
  • Antara 25 hingga 29,9: Kelebihan berat badan.
  • Antara 30 hingga 39,9: Obesitas.
  • Di atas 40: Obesitas parah.

Namun, IMT tidak sempurna dan menuai banyak kritik. Para ahli mengatakan bahwa IMT tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti perbandingan lemak versus otot, distribusi lemak di tubuh, dan kondisi metabolisme seseorang.

2. Rasio pinggang-pinggul memprediksi penyakit dan kematian lebih baik dibanding IMT

Rasio Pinggang-Pinggul Lebih Akurat untuk Prediksi Risiko Penyakitilustrasi mengukur lingkar pinggang (pixabay.com/Bru-nO)

Para peneliti menganalisis data 387.672 peserta dengan usia rata-rata 60 tahun, yang terdiri dari 210.332 perempuan dan 177.340 laki-laki. Data ini diperoleh dari UK Biobank, basis data biomedis yang berisi informasi genetik dan kesehatan setengah juta orang di Inggris.

Ditemukan bahwa rasio pinggang-pinggul memprediksi risiko penyakit dan mortalitas (kematian) lebih baik dibandingkan IMT. Ini karena IMT tidak mempertimbangkan di mana lemak disimpan. Padahal, lemak yang terkonsentrasi di sekitar pinggul atau pinggang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit serius (penyakit jantung dan diabetes tipe 2) serta kematian.

3. Namun, studi ini memiliki keterbatasan

Walaupun terdengar masuk akal, tetapi para peneliti mengakui bahwa studi ini memiliki keterbatasan. Peserta studi kebanyakan adalah ras Kaukasia Eropa, sehingga tidak mewakili populasi yang lebih luas.

Lantas, bagaimana cara mengukur rasio pinggang-pinggul? Pertama, ukur lingkar pinggang dan pinggul dengan pita pengukur. Lalu, bagilah lingkar pinggang dengan lingkar pinggul untuk mendapatkan hasil akhir.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa rasio pinggang-pinggul yang ideal bagi perempuan adalah 0,85 atau kurang dari itu, sedangkan yang ideal bagi laki-laki adalah 0,9 atau kurang dari itu.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meminimalkan kesalahan pengukuran, yaitu:

  • Berdiri tegak dan tidak bungkuk.
  • Letakkan pita pengukur pada kulit dengan pas, jangan terlalu ketat atau terlalu longgar.
  • Mengukur pada waktu yang sama. Misalnya, mengukur saat sesudah makan dan sebelum makan tentu akan menunjukkan hasil yang berbeda.

Baca Juga: Apakah Indeks Massa Tubuh Akurat sebagai Prediktor Kesehatan Kita?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya