20 Obat yang Sebaiknya Dihindari saat Hamil

Banyak obat mungkin tidak aman digunakan selama kehamilan

Beberapa obat diketahui dapat membahayakan bayi yang sedang tumbuh dalam rahim, dan bahkan ini bisa mencakup obat pereda nyeri yang dijual bebas.

Karena beberapa obat mungkin tidak aman digunakan selama kehamilan, sebaiknya tanyakan kepada dokter, bidan, apoteker, atau dokter gigi sebelum menggunakan obat apa pun.

Kalau kamu menggunakan obat tertentu sebelum hamil, kamu juga harus bertanya kepada dokter apakah obat ini masih boleh dikonsumsi saat hamil (atau saat berencana untuk hamil).

Untuk banyak obat, mungkin belum ada bukti atau penelitian untuk memberikan jawaban pasti apakah aman dikonsumsi atau tidak, sehingga kamu dan dokter perlu mendiskusikan risiko dan manfaat dari obat tersebut.

Biasanya lebih aman untuk minum obat reguler daripada membiarkan kondisi kronis seperti asma, diabetes, atau hipertensi yang tidak diobati. Ini juga berlaku untuk perawatan untuk masalah kesehatan mental.

Dokter mungkin dapat meresepkan obat lain yang diketahui aman untuk ibu hamil. Jika memungkinkan, bicarakan hal ini jika kamu berencana untuk hamil, tetapi jika sudah hamil, diskusikan dengan dokter sesegera mungkin.

Semua obat harus diminum sesuai petunjuk pada kemasan atau sesuai resep dokter atau bidan. Jangan melebihi dosis yang ditentukan. Di bawah ini adalah daftar obat yang sebaiknya dihindari saat hamil.

1. Isotretinoin

Isotretinoin adalah pil yang diminum untuk masalah jerawat, dan tidak boleh digunakan oleh perempuan hamil yang perempuan yang mungkin hamil.

Ada risiko yang sangat tinggi bahwa cacat lahir yang parah bisa terjadi apabila kehamilan terjadi saat mengonsumsi isotretinoin dalam jumlah berapa pun.

2. Chloramphenicol

Chloramphenicol adalah antibiotik yang biasanya diberikan sebagai suntikan. Obat ini dapat menyebabkan kelainan darah serius dan gray baby syndrome.

3. Ciprofloxacin dan levofloxacin

20 Obat yang Sebaiknya Dihindari saat Hamililustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Ciprofloxacin dan levofloxacin adalah jenis antibiotik fluoroquinolone. Jenis antibiotik ini dapat menyebabkan masalah pada pertumbuhan otot dan kerangka bayi serta nyeri sendi dan potensi kerusakan saraf pada ibu hamil.

Fluoroquinolone dapat meningkatkan risiko robekan atau ruptur aorta. Ini dapat mengakibatkan perdarahan yang mengancam jiwa. Orang dengan riwayat aneurisme atau penyakit jantung tertentu mungkin berisiko lebih tinggi mengalami efek samping.

Fluoroquinolone juga dapat meningkatkan kemungkinan keguguran (CMAJ, 2017).

4. Primaquine

Primaquine adalah obat yang digunakan untuk mengobati malaria. Tidak banyak data tentang manusia yang mengonsumsi obat ini selama kehamilan. Namun, uji coba terhadap hewan menunjukkan bahwa obat ini berbahaya bagi janin yang sedang berkembang. Obat ini diketahui dapat merusak sel darah pada janin.

5. Sulfonamide

Sulfonamide adalah kelompok obat antibiotik. Jenis obat ini mayoritas digunakan untuk membunuh kuman dan mengobati infeksi bakteri.

Obat-obatan ini diketahui menyebabkan penyakit kuning pada bayi baru lahir. Sulfonamide juga dapat meningkatkan kemungkinan keguguran.

Baca Juga: 7 Obat-obatan yang Perlu Disimpan di Rumah, Selalu Sediakan ya!

6. Trimethoprim

20 Obat yang Sebaiknya Dihindari saat Hamililustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Trimethoprim (Primsol) juga merupakan jenis antibiotik. Apabila dikonsumsi saat hamil, obat ini dapat menyebabkan cacat tabung saraf. Cacat ini memengaruhi perkembangan otak pada bayi yang sedang berkembang.

7. Ibuprofen

Pereda nyeri dosis tinggi yang dijual bebas ini dapat menyebabkan banyak masalah serius, termasuk:

  • Keguguran.
  • Onset persalinan yang tertunda.
  • Penutupan prematur duktus arteriosus janin (pembuluh darah normal yang menghubungkan dua arteri utama— aorta dan arteri pulmonalis— yang membawa darah dari jantung). Ini merupakan arteri penting.
  • Penyakit kuning.
  • Perdarahan pada ibu dan bayi.
  • Necrotizing enterocolitis, atau kerusakan pada lapisan usus.
  • Oligohidramnion, atau tingkat cairan ketuban yang rendah.
  • Kernikterus janin, sejenis kerusakan otak.
  • Kadar vitamin K yang tidak normal.

Sebagian besar ahli setuju bahwa ibuprofen mungkin aman digunakan dalam dosis kecil hingga sedang pada awal kehamilan. Namun, hindari ibuprofen selama trimester ketiga. Selama tahap kehamilan ini, ibuprofen lebih mungkin menyebabkan kelainan jantung pada bayi yang sedang berkembang.

8. Warfarin

Warfarin adalah pengencer darah untuk mengobati pembekuan darah serta mencegahnya. Obat ini dapat menyebabkan cacat lahir.

Warfarin harus dihindari selama kehamilan kecuali jika risiko penggumpalan darah lebih berbahaya daripada risiko membahayakan bayi.

9. Clonazepam

20 Obat yang Sebaiknya Dihindari saat Hamililustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Clonazepam digunakan untuk mencegah kejang dan gangguan panik. Kadang obat ini diresepkan untuk mengobati serangan kecemasan atau serangan panik. Nah, penggunaan clonazepam selama kehamilan bisa menyebabkan gejala penarikan obat pada bayi baru lahir.

10. Lorazepam

Lorazepam adalah obat untuk yang digunakan untuk kecemasan dan gangguan kesehatan mental lainnya. Obat ini dapat menyebabkan cacat lahir atau gejala penarikan obat yang mengancam jiwa pada bayi setelah lahir.

Baca Juga: 8 Obat yang Harus Dihindari oleh Ibu Menyusui

11. Beberapa jenis statin

Atorvastatin, lovastatin, pravastatin, simvastatin, dan fluvastatin adalah obat jenis statin yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol. Obat-obatan tersebut telah terbukti dapat menyebabkan kelainan janin pada ibu hamil dan tidak boleh digunakan pada perempuan yang sedang atau mungkin hamil.

Mengapa statin dampaknya sangat buruk pada awal kehamilan? Biosintesis kolesterol penting dalam perkembangan janin dan statin dapat memengaruhi hal tersebut.

12. Arthrotec

20 Obat yang Sebaiknya Dihindari saat Hamililustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Arthrotec (diclofenac sodium/misoprostol) digunakan untuk nyeri sendi karena osteoartritis atau artritis reumatoid. Arthrotec mengandung diclofenac dan misoprostol yang mana dapat menyebabkan abortus, kelahiran prematur, atau cacat lahir.

13. Migranal

Migranal (dihydroergotamine mesylate) adalah obat yang digunakan untuk perawatan sakit kepala migrain. Dihydroergotamine adalah oxytocic, yang artinya obat yang menyebabkan kontraksi rahim dan peningkatan tonus rahim, yang bisa berbahaya jika digunakan oleh perempuan hamil.

14. Acitretin

Acitretin diresepkan untuk pengobatan psoriasis yang parah. Obat ini tidak boleh digunakan oleh ibu hamil, atau perempuan yang sedang program hamil selama terapi, atau selama tiga tahun setelah penghentian terapi.

15. Temazepam

20 Obat yang Sebaiknya Dihindari saat Hamililustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Temazepam adalah jenis benzodiazepine yang digunakan untuk perawatan insomnia pada orang dewasa. Semua benzodiazepine diasumsikan melewati plasenta, meningkatkan risiko kejadian kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

Baca Juga: 11 Obat yang Dapat Berinteraksi dengan Pil KB

16. Danazol

Danazol adalah obat yang dipakai untuk endometriosis dan nyeri payudara akibat penyakit payudara fibrokistik. Ada kemungkinan danazol mengakibatkan efek androgenik (hormon laki-laki) pada janin perempuan.

17. Leflunomide

20 Obat yang Sebaiknya Dihindari saat Hamililustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Leflunomide adalah modulator imun yang digunakan dalam pengobatan artritis reumatoid. Perempuan dengan potensi reproduksi harus menggunakan kontrasepsi yang efektif selama pengobatan karena obat ini berpotensi membahayakan janin apabila terjadi kehamilan.

18. Leuprolide

Leuprolide adalah obat injeksi yang digunakan perempuan untuk perawatan endometriosis atau fibroid uterine. Obat ini bisa berbahaya bagi ibu hamil. Walaupun leuprolide biasanya menghambat ovulasi dan menghentikan menstruasi, tetapi kontrasepsi non hormonal harus digunakan bersamaan.

19. Methotrexate

Methotrexate digunakan untuk pengobatan psoriasis dan artritis reumatoid. Obat ini telah dilaporkan menyebabkan kematian janin dan/atau anomali kongenital dan tidak direkomendasikan untuk perempuan yang berpotensi melahirkan anak.

20. Tazarotene

20 Obat yang Sebaiknya Dihindari saat Hamililustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Tazarotene adalah krim yang digunakan untuk pengobatan jerawat, keriput, dan psoriasis. Obat ini dapat menyebabkan kelainan janin dan tes kehamilan negatif harus diperoleh dalam waktu dua minggu sebelum pengobatan.

Tips aman mengonsumsi obat untuk ibu hamil

Jika ingin minum obat, suplemen, atau herbal tertentu, ingat selalu hal-hal ini:

  • Pertimbangkan mengatasi masalah kesehatan tertentu tanpa obat, terutama pada tiga bulan pertama kehamilan dan saat menyusui.
  • Selama hamil disarankan tidak minum obat atau suplemen vitamin yang dijual bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter, bidan, dan apoteker.
  • Sebaiknya ibu hamil tidak mengonsumsi obat resep dokter dan obat tradisional dalam waktu bersamaan tanpa berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter yang merawat.
  • Hindari mengonsumsi jamu kemasan ataupun obat tradisional yang tidak memiliki izin dari BPOM.
  • Selalu menginformasikan kepada dokter atau bidan yang merawat jika sedang hamil atau menyusui. Ini penting agar dokter atau bidan akan meresepkan obat yang aman.

Daftar obat yang sebaiknya dihindari saat hamil di atas bukanlah daftar lengkap. Kalau kamu tidak yakin apakah suatu obat aman dikonsumsi selama kehamilan atau tidak, tanyakan kepada dokter. Juga, tanyakan kepada dokter tentang studi terbaru karena label obat kehamilan bisa berubah seiring temuan studi baru.

Referensi

GoodRx Health. Diakses pada Maret 2024. 12 Medications That Can Be Dangerous to Take If You’re Pregnant.
Healthline. Diakses pada Maret 2024. Medications You Should Avoid During Pregnancy.
American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada Maret 2024. FDA Warning About Fluoroquinolones and Risk of Aortic Ruptures or Tears.
Kemenkes Ditjen Yankes. Diakses pada Maret 2024. Cerdas Memilih Obat untuk Ibu Hamil dan Menyusui.

Baca Juga: 10 Obat yang Meningkatkan Risiko Osteoporosis, Ada Obat Kamu?

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya