Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diuretik: Kegunaan, Peringatan, dan Efek Samping 

ilustrasi obat diuretic (pexels.com/Pixabay)

Diuretik adalah golongan obat yang sering diresepkan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Obat yang dijuluki "pil air" ini membantu ginjal untuk meningkatkan jumlah air dan garam dalam urine, dan dengan demikian mengeluarkan cairan ekstra dari tubuh.

Diuretik membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko gagal jantung. Diuretik juga diketahui dapat mengurangi penumpukan cairan dan membantu jantung berfungsi dengan baik. Lalu, apa saja kegunaan dan efek samping dari diuretik? Ketahui jawabannya di bawah ini.

1. Jenis

ilustrasi pil obat (pixabay.com/stevepb)

Dilansir Mayo Clinic, ada tiga jenis obat diuretik dan semuanya mengeluarkan lebih banyak cairan dari tubuh dalam bentuk urine. Mereka adalah thiazide, loop, dan potassium sparing. Setiap jenis diuretik memengaruhi bagian ginjal yang berbeda. Dalam beberapa kasus, dokter dapat menggabungkan lebih dari satu jenis diuretik atau diuretik dengan obat tekanan darah lainnya.

1. Thiazide

Thiazide adalah diuretik yang paling sering diresepkan untuk tekanan darah tinggi. Jenis ini mengurangi cairan dalam tubuh dan juga membantu pembuluh darah untuk rileks. Terkadang, dokter juga meresepkan thiazide dengan obat lain untuk menurunkan tekanan darah. Contoh diuretik thiazide antara lain:

  • Chlorothiazide.
  • Chlorthalidone.
  • Hydrochlorothiazide.
  • Indapamide.
  • Metolazone.

2. Loop

Diuretik loop berpengaruh pada lengkung Henle yang merupakan bagian dari ginjal kita untuk membuang garam dan kelebihan air dari tubuh. Jenis ini sering digunakan untuk mengobati gagal jantung. Dipaparkan dalam laman Drugs, contoh diuretik loop termasuk:

  • Furosemide.
  • Bumetanide.
  • Ethacrynic acid.
  • Torsemide.

3. Potassium sparing

Jenis ini menurunkan kadar cairan dalam tubuh tanpa menyebabkan tubuh kehilangan potasium atau kalium. Jenis diuretik lainnya dapat membuat tubuh kehilangan potasium dan jenis ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti aritmia.

Diuretik potassium sparing dapat diresepkan untuk orang yang berisiko mengalami kadar potasium rendah. Karena diuretik ini tidak menurunkan tekanan darah seperti diuretik thiazide dan loop, umumnya dikombinasikan dengan obat tekanan darah lain untuk hasil yang lebih baik.

Contoh diuretik potassium sparing antara lain:

  • Amiloride.
  • Eplerenone.
  • Spironolactone.
  • Triamterene.

Beberapa herbal dan tanaman seperti hawthorn, teh hijau, teh hitam, dan peterseli dianggap sebagai diuretik alami. Namun, itu semua tidak dapat menggantikan resep diuretik.

2. Kegunaan

ilustrasi pil obat (pixabay.com/qimono)

Mengutip British Hearth Foundation, obat diuretik diresepkan oleh dokter terutama untuk mengobati tekanan darah tinggi. Namun, diuretik oral juga bisa digunakan untuk mengobati, mencegah, atau memperbaiki gejala kondisi seperti gagal jantung, edema paru, gagal ginjal, kardiomiopati, asites, diabetes insipidus, sindrom nefrotik, dan intrakranial atau intrakranial tinggi.

Diuretik biasanya mulai bekerja 1 atau 2 jam setelah dikonsumsi dan membantu tubuh membuang cairan ekstra dan garam sebagai urine. Obat ini biasanya digunakan secara oral, tetapi kadang dokter dapat memberikannya lewat infus jika pasien dirawat di rumah sakit.

Sebagian besar diuretik memberikan hasil yang baik bahkan pada orang tua dan dapat dikonsumsi tanpa masalah serius atau efek samping. Namun, memahami tindakan pencegahan tertentu dan efek samping dari diuretik dapat membantu menghindari komplikasi kesehatan.

3. Tindakan pencegahan dan peringatan

ilustrasi pil obat (pixabay.com/Vacho)

Diuretik dapat menyebabkan dehidrasi atau konstipasi kalau kamu tidak mengonsumsi cukup cairan, dan karenanya disarankan untuk tidak menggunakan diuretik jenis apa pun jika mengalami dehidrasi, kelainan elektrolit, atau kekurangan produksi urine (anuria).

Orang dengan asam urat harus menghindari penggunaan diuretik loop dan thiazide. Selain itu, orang dengan kondisi seperti kadar kalium rendah (hipokalemia), kadar natrium rendah (hiponatremia), atau pengeluaran urine rendah (oliguria) harus menghindari penggunaan diuretik loop.

Demikian pula, diuretik potassium sparing tidak boleh dikonsumsi oleh orang dengan kadar kalium tinggi atau memiliki kondisi seperti gagal ginjal tahap lanjut. Dalam kasus penyakit ginjal kronis, biasanya diuretik thiazide dihindari dan sebaiknya menggunakan diuretik loop.

Dokter harus menilai keluaran urine, kadar elektrolit, berat badan, dan tekanan darah orang yang mengonsumsi diuretik secara berkala. Untuk lansia dan memiliki gangguan kardiovaskular, hati, metabolisme, atau ginjal lainnya, dokter harus selalu memeriksa vitalnya dari waktu ke waktu jika sedang dalam pengobatan diuretik.

Penggunaan diuretik harus segera dihentikan jika setelah mengonsumsinya tidak ada peningkatan pengeluaran urine. Dokter harus memeriksa kelainan ginjal yang mendasarinya yang mungkin tidak terdiagnosis.

Selalu konsultasi dengan dokter sebelum menggunakan diuretik jika sedang hamil atau menyusui. Konsultasi juga dengan dokter jika memiliki masalah dengan ginjal atau hati sebelum menggunakan diuretik.

4. Efek samping umum

ilustrasi sakit kepala (freepik.com/pvproductions)

Efek samping umum yang terjadi saat mengonsumsi diuretik menurut Healthline antara lain:

  • Terlalu sedikit kalium dalam darah dalam kasus diuretik potassium sparing.
  • Kadar natrium rendah.
  • Sakit kepala.
  • Pusing.
  • Haus atau dehidrasi.
  • Peningkatan gula darah.
  • Kram otot.
  • Peningkatan kolesterol.
  • Ruam kulit.
  • Gout.
  • Diare.

5. Efek samping yang lebih jarang

ilustrasi anemia (freepik.com/jcomp)

Dalam kasus yang jarang, diuretik juga dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti:

  • Reaksi alergi yang parah.
  • Gagal ginjal.
  • Detak jantung tidak teratur (palpitasi).
  • Impotensi.
  • Masalah pencernaan.
  • Anemia.
  • Kelelahan.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Tekanan darah tinggi pada orang dengan diabetes.
  • Elektrolit yang tidak seimbang.

6. Interaksi obat

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Everyday Health, obat antiinflamasi nonsteroid (OAIDS) dapat menekan produksi ginjal bila digunakan bersamaan dengan diuretik loop atau thiazide, yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut.

Berhati-hatilah saat menggunakan diuretik loop bersama dengan obat lain yang dapat menyebabkan masalah pendengaran atau keseimbangan, seperti antibiotik aminoglikosida.

Hindari penggunaan diuretik yang dapat menyebabkan hipokalemia dalam kombinasi dengan digoxin (digunakan untuk gagal jantung) atau quinidine (digunakan untuk aritmia).

Bendroflumethiazide dapat menyebabkan retensi kalsium, jadi berhati-hatilah saat menggunakan obat ini bersamaan dengan suplemen kalsium atau vitamin D.

Diuretik potassium sparing tidak boleh diminum bersamaan dengan diuretik potassium sparing lainnya untuk menghindari risiko hiperkalemia.

Diuretik memang sangat berguna bagi orang dengan tekanan darah tinggi. Namun, kamu harus memastikan bahwa obat harus digunakan sesuai anjuran dokter untuk memastikan manfaat didapat optimal dan tidak mengalami efek samping merugikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us