Apa Saja Obat Penunda Haid untuk Umrah?

02 Mei 2024, 18:06 WIB

Misrohatun H

ilustrasi melakukan umrah (pexels.com/Mustafa Fathy)

Intinya sih...

Demi kelancaran ibadah, beberapa perempuan menggunakan obat penunda haid.
Obat penunda menstruasi meliputi norethindrone, pil kombinasi, KB koyo, dan cincin vagina.
Penggunaan obat penunda menstruasi harus sesuai dengan jenisnya dan konsultasikan keamanannya dengan dokter.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menstruasi adalah hal alami yang dialami perempuan usia subur setiap bulannya. Namun, terkadang periode ini bisa mengganggu acara khusus atau perjalanan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari, misalnya umrah.

Jika menstruasi datang saat umrah, perempuan berpotensi tidak bisa melakukan salah satu rangkaian ibadah. Nah, salah satu solusinya adalah dengan menggunakan obat penunda menstruasi.

Kontrasepsi hormonal yang bisa digunakan untuk menunda menstruasi meliputi:

Norethindrone (progesteron).
Pil kontrasepsi kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin.
KB koyo.
Cincin vagina.

1. Norethindrone

ilustrasi pil KB (pixabay.com/Anqa)

Bagi yang belum pernah mengonsumsi pil kontrasepsi kombinasi, dokter mungkin dapat meresepkan norethindrone untuk menunda menstruasi.

Norethindrone adalah salah satu bentuk progesteron. Dokter biasanya akan meresepkan 3 tablet per hari yang mulai dikonsumsi 3 sampai 4 hari sebelum periode menstruasi.

Periode ini akan kembali normal 2 hingga 3 hari setelah kamu berhenti minum obat. Efek samping yang dialami bisa meliputi:

Mual.
Sakit kepala.
Perubahan suasana hati.
Perubahan gairah seks.
Nyeri payudara.

Seberapa efektif dalam menunda menstruasi akan berbeda-beda pada setiap orang.

Studi menemukan norethindrone mungkin lebih efektif dibandingkan dengan kontrasepsi kombinasi dalam menunda periode tersebut ketika di tengah siklus menstruasi.

2. Pil kontrasepsi kombinasi

ilustrasi minum obat atau suplemen (IDN Times/Novaya Siantita)

Bagi yang menggunakan pil kontrasepsi kombinasi, kamu dapat meminum paket pil kontrasepsi secara berurutan untuk menunda atau melewatkan menstruasi. Namun, cara ini tidak bisa digunakan jika mengonsumsi pil kontrasepsi khusus progestogen.

Cara konsuminya bergantung pada jenis pil yang diminum, misalnya:

Pil monofasik 21 hari: Untuk siklus umum, kamu akan meminum pil kombinasi selama 21 hari. Kemudian istirahat selama 7 hari. Baru kemudian memulai paket baru untuk menunda menstruasi.
Pil everyday: Biasanya, 21 pil pertama merupakan pil aktif dan 7 pil berikutnya tidak aktif. Untuk menunda menstruasi, kamu dapat menghindari penggunaan pil yang tidak aktif dan hanya meminum pil yang aktif.
Pil fase 21 hari: Dalam kasus ini, campuran hormon pada setiap pil dapat berbeda. Kamu harus melakukan konsultasi dengan dokter atau apoteker tentang cara menunda menstruasi dengan aman.

Jika tidak yakin tentang jenis pil yang diminumnya, sebaiknya bicarakan dengan dokter atau apoteker.

Efek samping yang bisa dirasakan, di antaranya:

Mual.
Muntah.
Diare.
Pendarahan vagina yang tidak terduga.

3. KB koyo

ilustrasi KB koyo (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

KB koyo atau kontrasepsi transdermal bekerja dengan cara melepaskan hormon melalui kulit.

Koyo dipasang di kulit sekitar seminggu sekali selama tiga minggu. Minggu keempat memasuki fase bebas hormon, yaitu saat menstruasi terjadi.

Untuk menunda menstruasi menggunakan koyo, kamu bisa melewatkan minggu bebas hormon dan menggunakan koyo baru pada minggu keempat. Ini tidak akan menurunkan efektivitasnya sebagai bentuk kontrasepsi.

Cara ini biasanya aman untuk dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama. Namun, kamu harus berbicara dengan dokter untuk benar-benar memastikan keamanannya.

4. Cincin vagina

ilustrasi pemasangan kontrasepsi cincin vagina atau vaginal ring (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Alat ini berupa cincin kecil dan fleksibel yang dimasukkan ke dalam vagina. Cincin akan tetap di tempatnya selama tiga minggu, yang dilepaskan satu minggu agar mendapat menstruasi.

Untuk melewatkan periode menstruasi, kamu dapat menggantinya dengan yang baru setiap 3–5 minggu agar darah haid tidak keluar.

Ada dua cara untuk melakukan ini:

Kamu dapat memilih tanggal dan memastikan untuk selalu mengganti cincin pada tanggal tersebut. Misalnya, jika memasang cincin pada hari pertama setiap bulan, maka kamu harus selalu mengganti cincin tersebut pada hari pertama setiap bulan.
Kamu dapat memakai cincin selama 3, 4, atau 5 minggu dan mengganti cincinnya pada hari yang sama setiap minggunya. Misalnya, jika kamu memasang cincin pada hari Rabu, maka kamu harus menggantinya pada hari Rabu setiap 3, 4, atau 5 minggu.

Sebagai efek samping, kamu mungkin mengalami bercak atau pendarahan. Namun, jika memutuskan untuk melakukan hal ini dalam jangka waktu lama, gejala tersebut akan membaik setelah beberapa bulan.

Itulah beberapa pilihan kontrasepsi atau obat penunda haid untuk umrah, haji, atau alasan lainnya. Untuk memastikan keamanannya, bicarakan dengan dokter tentang pilihan yang paling tepat dan aman buat kamu.

Referensi

Medical News Today. Diakses pada April 2023. Treatments and remedies to delay a period.
The Conversation. Diakses pada April 2024. Period delay tablets can help you temporarily skip your period – here’s how they work.
National Health Service. Diakses pada April 2024. Periods.
Medical News Today. Diakses pada April 2024. Everything you need to know about the birth control patch.
Planned Parenthood. Diakses pada April 2024. How do I use the birth control patch?
Dean, J., Kramer, K. J., Akbary, F., Wade, S., et al. (2019). Norethindrone is superior to combined oral contraceptive pills in short-term delay of menses and onset of breakthrough bleeding: a randomized trial. BMC Women’s Health, 19(1). https://doi.org/10.1186/s12905-019-0766-6