PAPDI Rilis Jadwal Imunisasi Dewasa Terbaru, Ada Vaksin RSV

- Jadwal Imunisasi Dewasa terbaru menambahkan vaksin RSV untuk perlindungan terhadap penyakit yang disebabkan RSV, mulai dari infeksi saluran pernapasan atas yang ringan hingga infeksi saluran pernapasan bawah, termasuk pneumonia yang dapat mengancam jiwa.
- Lansia dengan kondisi tertentu seperti pneumonia, gagal jantung kongestif, asma, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) memiliki risiko rawat inap yang lebih tinggi ketika terinfeksi RSV.
Seiring penuaan, makin menurun pula kekebalan tubuh yang menyebabkan rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi menular. Kondisi ini disebut sebagai penurunan kekebalan terkait usia atau age-related declined in immunity (ARDI).
Penyakit menular dengan mortalitas dan morbiditas tinggi yang rentan dialami oleh orang dewasa sebenarnya dapat dicegah, salah satunya lewat vaksinasi. Penting untuk memahami penyakit-penyakit menular atau infeksi yang dapat dicegah melalui vaksinasi, terutama penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus pernapasan, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pneumonia yang terkait dengan saluran napas bawah yang cenderung meningkat di Indonesia saat musim penghujan.
Melihat kebutuhan tersebut, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bersama Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dan didukung oleh GSK Indonesia, menyampaikan pentingnya upaya peningkatan edukasi dan kesadaran masyarakat akan penyakit infeksi menular yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI juga menyosialisasikan pembaruan pada Jadwal Imunisasi Dewasa 2025 pada Rabu (19/2/2025) di Jakarta. Harapannya, pembaruan ini dapat membuat orang dewasa makin teredukasi dan memiliki akses terhadap imunisasi yang tepat sesuai dengan rekomendasi.
Rekomendasi vaksin RSV untuk orang dewasa

Ada berbagai penyakit infeksi virus yang rentan dialami orang dewasa, terutama lansia, salah satunya infeksi respiratory syncytial virus (RSV). Oleh karena itu, Jadwal Imunisasi Dewasa terbaru juga menambahkan vaksin RSV untuk perlindungan terhadap penyakit yang disebabkan RSV, mulai dari infeksi saluran pernapasan atas yang ringan hingga infeksi saluran pernapasan bawah, termasuk pneumonia yang dapat mengancam jiwa.
RSV adalah virus pernapasan yang tersebar luas namun kurang dikenal, yang menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplet saluran napas pernapasan dari orang-orang yang terinfeksi.
Gejala-gejala infeksinya dapat meliputi hidung tersumbat, batuk, mengi, dan demam ringan.
Menegakkan diagnosis infeksi RSV saat ini masih sulit karena gejalanya mirip dengan infeksi pernapasan lain seperti flu biasa, termasuk batuk pilek, dan demam.
Selain itu, proses diagnosis membutuhkan tes khusus yang sering kali mahal, memakan waktu, dan tidak mudah diakses secara luas. Lansia dan individu dengan penyakit penyerta sering kali tidak menyadari bahwa gejala mereka disebabkan oleh RSV, sehingga mereka tidak mendapatkan diagnosis dan terapi yang sesuai, dan pada akhirnya meningkatkan risiko komplikasi serius atau bahkan komplikasi fatal.
Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk infeksi RSV pada orang dewasa, yang menambah tantangan penanganannya, sehingga sangat disarankan untuk melakukan langkah pancegahan, salah satunya dengan vaksinasi.
30 persen orang dewasa yang lebih tua mungkin mengalami komplikasi jantung ketika dirawat di rumah sakit dikarenakan RSV

Ketua Umum PB PAPDI, Dr. dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, menyatakan, "Sebagai dokter penyakit dalam di Indonesia, saya telah menyaksikan sendiri kebutuhan mendesak akan kebijakan yang kuat dalam menangani imunisasi dewasa”.
Di Asia Pasifik, banyak dari orang dewasa melewatkan kesempatan untuk vaksinasi walaupun mereka telah mengetahui manfaat dari vaksinasi. Penurunan ini membuat orang dewasa berisiko terkena berbagai penyakit, termasuk ISPA atau pneumonia yang disebabkan oleh RSV.
“Saya mengundang semua profesional kesehatan untuk secara proaktif memulai diskusi tentang vaksinasi dewasa yang tepat bagi pasien mereka selama konsultasi sehari-hari. Melalui percakapan proaktif ini, kita dapat menjamin bahwa pasien kita menerima vaksin yang mereka butuhkan untuk melindungi diri dari penyakit yang dapat dicegah, terutama populasi lansia dengan kondisi penyakit penyerta seperti penyakit kardiovaskular, jantung kronis, ginjal kronis, diabetes, asma, dan PPOK, di mana risiko rawat inap dan kematian pada populasi ini sangat besar," Dr. Sally menambahkan.
"Sebagai salah satu contoh, sekitar 30 persen orang dewasa yang lebih tua mungkin mengalami komplikasi jantung ketika dirawat di rumah sakit dikarenakan RSV dan orang dewasa dengan gagal jantung memiliki tingkat rawat inap terkait RSV delapan kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa tanpa gagal jantung. Mari kita bekerja sama untuk meningkatkan cakupan imunisasi dewasa di Indonesia.”
Pentingnya langkah pencegahan RSV

Direktur Penyakit Menular Kemenkes, dr. Ina Agustina Isturini, MKM, mengakui peran penting langkah-langkah pencegahan dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Dalam sebuah pernyataan, ia menyatakan, "Pada era pandemik kita belajar bagaimana virus yang menyerang saluran pernapasan bisa berdampak berat terutama pada kelompok berisiko, seperti lansia dan pasien dengan penyakit kronis. Dengan populasi lansia Indonesia yang meningkat, potensi beban kesehatan dan ekonomi akibat infeksi saluran pernapasan akut pada lansia perlu menjadi perhatian serius. Pencegahannya melalui upaya preventif dan promotif, terutama pada kelompok berisiko tinggi. Dalam platform Satu Sehat kami, individu dapat dengan mudah mengakses informasi terkini mengenai penyakit infeksi menular dan upaya-upaya untuk pencegahannya."
Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FINASIM, FACP, menyatakan bahwa RSV ini sangat menular bahkan lebih menular dibandingkan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dan menyebar dengan mudah melalui droplet, di mana satu orang yang terinfeksi biasanya menginfeksi tiga orang lainnya, dan meskipun sebagian besar individu yang terinfeksi dapat menularkan dalam jangka waktu 3–8 hari, lansia yang terinfeksi dapat menularkan virus untuk jangka waktu yang lebih lama.
Prof. Samsuridjal menambahkan bahwa RSV sering digambarkan sebagai penyakit anak-anak karena anak-anak, seperti lansia, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga mereka rentan. Namun, pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa insiden rawat inap dan kematian akibat RSV jauh lebih tinggi pada lansia dibandingkan pada anak-anak.
RSV adalah virus RNA yang termasuk dalam famili Pneumoviridae bersama dengan human metapneumovirus (HMPV). RSV menginfeksi sel-sel di sepanjang saluran pernapasan, dari hidung hingga paru-paru. Infeksi RSV memiliki berbagai macam presentasi klinis, mulai dari kondisi tanpa gejala hingga pneumonia akut dan gangguan pernapasan yang mengancam jiwa.
Pada beberapa data dokter di rumah sakit di Indonesia telah ditemukan kasus RSV positif termasuk pada kelompok lansia. Lansia dengan kondisi tertentu seperti pneumonia, gagal jantung kongestif, asma, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) memiliki risiko rawat inap yang lebih tinggi ketika terinfeksi RSV.
Pasien PPOK yang terinfeksi RSV diperkirakan 3,2–13,4 kali lebih berisiko untuk dirawat di rumah sakit. Selain itu, RSV dapat menyebabkan berbagai komplikasi pernapasan yang berat pada lansia, termasuk henti napas dan gagal napas, gangguan pernapasan, dan emfisema.
Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, menyoroti pentingnya pembaruan pada Jadwal Imunisasi Dewasa ini.
"Jadwal ini juga mencakup pembaruan rekomendasi untuk penyakit infeksi pernapasan seperti pneumokokus dan RSV. Vaksin yang direkomendasikan ini menjadi antisipasi terjadinya tripledemic yaitu kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan yang diakibatkan oleh influenza, Covid-19, dan RSV. Sangat penting untuk memprioritaskan vaksinasi untuk individu dalam populasi berisiko tinggi, termasuk mereka yang sudah lansia dan memliki kondisi medis kronis."
Vaksinasi menurunkan risiko komplikasi penyakit kronis yang berpotensi berbiaya mahal. Selain memberikan manfaat sosial dan ekonomi, vaksinasi pada orang dewasa dapat mencegah penyebaran penyakit serius yang dapat mengakibatkan kesehatan yang buruk, kehilangan pekerjaan, tagihan medis, dan ketidakmampuan dalam merawat keluarga.
Demi menjaga kesehatan diri dan orang-orang sekitar, yuk dapatkan vaksinasi sesuai rekomendasi Jadwal Imunisasi Dewasa 2025. Jika masih bingung, berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui vaksin mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kamu.