Penanganan Distonia dan Sindrom Tourette dengan Deep Brain Stimulation

- Distonia dan sindrom Tourette dapat diatasi dengan deep brain stimulation (DBS) untuk mengurangi gejala tidak terkendali yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
- DBS melibatkan penanaman elektroda kecil di bagian otak, memberikan stimulasi listrik untuk mengatur sinyal saraf dan mengontrol gerakan tubuh.
- Layanan DBS di RS Siloam Lippo Village menawarkan pendekatan multidisiplin, teknologi terkini, prosedur aman, dan layanan pascaoperasi untuk memastikan efektivitas terapi.
Individu dengan distonia dan sindrom Tourette akan mengalami gerakan tubuh yang tidak terkendali serta suara-suara spontan yang muncul berulang kali. Ini bisa menjadi hambatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Penanganan awal kedua kondisi ini biasanya melalui obat dan terapi terlebih dahulu. Namun, bagi mereka dengan kondisi berat yang tidak merespons terapi konvensional, opsi lain dengan prosedur deep brain stimulation (DBS) bisa sangat membantu.
Pengertian distonia dan Tourette
Dikatakan oleh Dr. dr. Rocksy Fransisca V. Situmeang, SpN(K), dokter spesialis neurologi di RS Siloam Lippo Village, distonia ditandai dengan kekakuan otot yang berlangsung lama dan terjadi di luar kendali. Hal ini menyebabkan gerakan berulang, postur tubuh yang tidak normal, serta nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
“Distonia bisa menyerang berbagai kelompok otot. Mulai dari otot leher yang masyarakat kenal sebagai ‘tengleng’ atau ‘tengeng’, hingga otot wajah, pita suara, tangan, dan kaki yang tampak seperti gerakan menari yang tidak disadari penderitanya,” ujarnya, dikutip dalam keterangan tertulis.
Sementara itu, sindrom Tourette ditandai dengan tics—gerakan atau vokalisasi tidak disengaja atau mengeluarkan suara yang tidak dapat dikontrol yang dapat mengganggu kehidupan sosial dan emosional.
Frekuensi dan tingkat keparahan tics dinilai menggunakan skala khusus seperti Yale Global Tic Severity Scale (YGTSS). Jika skornya di atas 35/50, prosedur DBS bisa menjadi opsi yang dipertimbangkan.
DBS mengatasi gangguan gerak

DBS adalah metode yang bekerja dengan menanamkan elektroda kecil di bagian otak tertentu untuk mengatur sinyal saraf dan memberikan stimulasi listrik ke area yang mengontrol gerakan.
Dengan memberikan stimulasi listrik secara terkontrol, gejala seperti gerakan tidak terkendali dapat berkurang secara signifikan, bahkan meningkatkan kualitas hidup pasien secara menyeluruh.
“Prosedur ini bukan langkah pertama, tetapi menjadi pilihan penting ketika terapi lain sudah tidak lagi efektif. Terutama pada kasus distonia general dan sindrom Tourette yang sangat mengganggu kualitas hidup sehari-hari," imbuh Dr. dr. Made Agus Mahendra Inggas, SpBS, dokter spesialis bedah saraf di RS Siloam Lippo Village.
Keunggulan layanan DBS
Sebelum prosedur dilakukan, pasien akan menjalani evaluasi secara menyeluruh. Proses ini mencakup diskusi multidisipliner antara dokter spesialis neurologi, bedah saraf dan keluarga pasien untuk menilai kesiapan dan kesesuaian prosedur.
Selain itu, pemeriksaan neurologis dan psikologis juga dilakukan untuk memastikan tidak adanya kondisi medis yang dapat menjadi penghambat.
Berikut ini keunggulan layanan DBS di RS Siloam Lippo Village:
- Pendekatan multidisiplin: Tim dokter spesialis bedah saraf, neurologi, rehabilitasi medik, dan psikolog bekerja sama dalam setiap tahapan perawatan.
- Teknologi terkini: Didukung dengan MRI 3 Tesla dan sistem pemetaan otak presisi tinggi untuk akurasi prosedur.
- Prosedur aman dan terstandarisasi: Setiap tahapan dilakukan dengan pengawasan ketat untuk memastikan keamanan dan efektivitas terapi.
- Layanan pascaoperasi: Pemantauan evaluasi berkala untuk memastikan efektivitas terapi dan penyesuaian stimulasi sesuai kebutuhan.
Distonia atau sindrom Tourette bisa ditangani dan jangan sampai menghambat kualitas hidup. Dengan teknologi mutakhir dan tim medis berpengalaman, RS Siloam Lippo Village akan memberikan solusi terbaik. Dapatkan info lebih lanjut dengan membuka siloamhospitals.com/cari-dokter atau contact center 1-500-181.