Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bikin Risih! Ini 9 Penyebab Tenggorokan Penuh Dahak

ilustrasi mengeluarkan dahak di tenggorokan (freepik.com/jcomp)
ilustrasi mengeluarkan dahak di tenggorokan (freepik.com/jcomp)
Intinya sih...
  • Alergi dapat menyebabkan lendir berlebih di tenggorokan.
  • Infeksi saluran pernapasan atas bisa memicu produksi lendir yang berlebihan.
  • Asap rokok, refluks asam lambung, dan polip hidung juga dapat menjadi penyebab dari penumpukan lendir di tenggorokan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu mungkin pernah merasakan tenggorokan yang terasa berlendir atau penuh dahak, padahal tidak sedang flu atau batuk. Kondisi ini bisa terasa mengganggu, terutama saat berbicara atau menelan.

Dahak yang menumpuk di tenggorokan bisa muncul akibat berbagai hal, mulai dari reaksi tubuh terhadap iritasi ringan hingga tanda dari kondisi kesehatan tertentu. Memahami penyebab tenggorokan dipenuhi dahak dapat membantu kamu menentukan langkah selanjutnya.

1. Alergi

Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap alergen, yaitu zat-zat seperti serbuk sari, tungau debu, bulu hewan peliharaan, atau jamur. Reaksi ini dapat menyebabkan peradangan pada saluran hidung dan tenggorokan, sehingga tubuh memproduksi lebih banyak lendir untuk menghilangkan iritan tersebut.

Jika mempunyai alergi musiman, kamu mungkin mengalami hidung berair dan postnasal drip, yaitu ketika lendir menetes ke bagian belakang tenggorokan. Hal ini dapat membuat kamu merasa seolah-olah lendir selalu tersangkut di tenggorokan dan membuatmu sering berdehem sepanjang hari.

2. Infeksi saluran pernapasan atas

Infeksi saluran pernapasan atas, yaitu infeksi yang menyerang hidung, tenggorokan, dan sinus, seperti pilek biasa, flu, atau sinusitis, merupakan penyebab umum produksi lendir berlebihan di tenggorokan. Saat sakit, tubuh memproduksi lendir yang lebih kental, yang bisa berwarna bening, kuning atau hijau saat sistem kekebalan tubuh melawan infeksi.

Bahkan setelah mulai merasa lebih baik, lendir yang menetes ke tenggorokan dan batuk dapat bertahan hingga beberapa minggu. Lendir berlebih yang bertahan ini biasanya disebabkan oleh peradangan yang terus-menerus di saluran pernapasan, yang secara bertahap membaik seiring dengan proses penyembuhan tubuh.

3. Faktor lingkungan

ilustrasi polusi udara (freepik.com/jcomp)
ilustrasi polusi udara (freepik.com/jcomp)

Ketika saluran pernapasan (tabung yang membawa udara ke paru-paru) terpapar zat-zat keras atau iritan, tubuh berusaha menangkap dan mengeluarkannya dengan meningkatkan produksi lendir. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan lendir di tenggorokan.

Pemicu lingkungan yang umum meliputi:

  • Udara dingin dan kering.

  • Polusi udara, seperti kabut asap.

  • Uap kimia dari cat, pestisida, atau bahan industri.

  • Wewangian yang kuat, termasuk parfum, pengharum ruangan, atau lilin beraroma.

  • Produk pembersih yang mengandung bahan kimia keras atau bau yang kuat.

4. Merokok

Asap dari rokok, cerutu, rokok elektrik, dan ganja dapat mengiritasi saluran pernapasan dan memicu produksi lendir berlebihan. Merokok merusak lapisan saluran pernapasan dan silia, struktur kecil berbentuk rambut di saluran pernapasan yang membersihkan lendir, debu, dan kuman dari paru-paru dan tenggorokan.

Ketika asap merusak silia ini, kamu dapat mengalami penumpukan lendir berlebihan di tenggorokan dan batuk yang persisten. Bahkan paparan asap rokok pasif dapat menyebabkan produksi lendir berlebihan secara kronis, terutama pada orang dengan asma atau kondisi pernapasan lainnya.

5. GERD dan LPR

Penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) dan refluks laringofaring (laryngopharyngeal reflux/LPR) terjadi ketika isi lambung naik kembali ke tenggorokan dan esofagus, saluran yang mengangkut makanan dan cairan dari mulut ke lambung. Ketika asam lambung naik ke tenggorokan, ini dapat mengiritasi lapisan tenggorokan dan memicu produksi lendir berlebih sebagai upaya tubuh melindungi jaringan.

Meskipun kedua kondisi ini melibatkan refluks asam, tetapi keduanya memengaruhi area tenggorokan yang berbeda. 

GERD memengaruhi esofagus dan sering menyebabkan gejala seperti heartburn, ketidaknyamanan dada, atau rasa asam di mulut. LPR, yang dikenal sebagai refluks diam, memengaruhi tenggorokan dan laring (kotak suara) dan mungkin tidak menyebabkan sensasi terbakar di dada. Sebaliknya, kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti produksi lendir berlebihan, sering berdehem, suara serak, atau perasaan ada benjolan di tenggorokan.

6. Penyakit pernapasan

ilustrasi pasien PPOK sedang batuk (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi pasien PPOK sedang batuk (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Kondisi pernapasan kronis (jangka panjang), seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan bronkitis, dapat menyebabkan penumpukan lendir yang persisten di tenggorokan. Kondisi-kondisi ini menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan, yang membuat tubuh memproduksi lebih banyak lendir untuk membantu melindungi dan membersihkan paru-paru dan tenggorokan.

Pada kondisi pernapasan kronis, lendir berlebih sering kali lebih parah pada pagi hari atau selama flare-up, yaitu periode ketika gejala menjadi lebih intens. Pada bronkitis kronis dan PPOK, peradangan saluran napas kronis menyebabkan lendir yang tebal dan lengket yang sulit dibersihkan.

7. Penyakit neuromuskular

Ada banyak jenis penyakit neuromuskular, dan penyakit-penyakit ini memengaruhi orang dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa hanya memengaruhi bagian bawah tubuh dan memiliki sedikit atau tidak ada dampak pada pernapasan atau kesehatan pernapasan anak. Namun, banyak juga yang memengaruhi otot-otot pernapasan, dan ini sering menyebabkan masalah pernapasan.

Penyakit ini bisa menyebabkan penumpukan lendir di tenggorokan. Hal ini terjadi karena penyakit neuromuskular memengaruhi otot-otot yang terlibat dalam menelan dan batuk, termasuk otot tenggorokan dan dada. 

Tanda-tanda awal masalah pernapasan pada penyakit neuromuskular meliputi:

  • Pernapasan cepat dan dangkal serta sesak napas sesekali saat beristirahat.

  • Lemas.

  • Kesulitan tidur.

  • Bangun dengan sesak napas atau sakit kepala yang kemudian hilang.

  • Pilek yang berlangsung lebih dari 10 hari.

8. Sinusitis

Infeksi sinus (sinusitis) adalah peradangan jaringan di dalam sinus (ruang di dahi, pipi, dan hidung yang biasanya berisi udara). Sinusitis menyebabkan nyeri wajah, hidung tersumbat atau berair, dan terkadang demam serta gejala lainnya. Sinusitis biasanya disebabkan oleh flu biasa, tetapi virus, bakteri, jamur, dan alergi lain juga dapat menyebabkannya.

Gejala sinusitis salah satunya adalah postnasal drip, lendir yang menetes dari hidung ke bagian belakang tenggorokan. Kondisi ini dapat menyebabkan suara serak dan hidung tersumbat, atau rasa tertekan di tenggorokan atau mulut.

Selain itu, infeksi sinus dapat menyebabkan lendir dan cairan menumpuk di tenggorokan, yang dapat membuat tenggorokan terasa gatal atau penuh. Beberapa orang batuk berulang kali untuk membersihkan tenggorokan, tetapi yang lain mengalami batuk yang tak terkendali.

9. Polip hidung

ilustrasi gejala polip hidung yang mirip pilek (unsplash.com/Brittany Colette)
ilustrasi gejala polip hidung yang mirip pilek (unsplash.com/Brittany Colette)

Polip di saluran napas bagian atas—terutama polip hidung atau polip sinus—bisa menyebabkan dahak di tenggorokan, meskipun bukan penyebab langsung utama.

Polip bisa mengganggu aliran lendir normal dari sinus, sehingga menumpuk di dalam sinus yang kemudian bisa mengalir ke belakang hidung (postnasal drip). Akibatnya, lendir terasa menetes ke tenggorokan dan menyebabkan sensasi dahak yang sulit keluar, gatal, atau bahkan batuk berulang.

Dahak berlebih di tenggorokan muncul karena berbagai faktor, mulai dari infeksi saluran pernapasan, alergi, paparan polusi, hingga gangguan struktural seperti polip hidung. Mengenali penyebab yang mendasarinya sangat penting agar penanganan bisa tepat sasaran.

Jika kamu mengalami dahak berlebih di tenggorokan, itu sampai mengganggu aktivitas, atau disertai gejala lain seperti batuk berkepanjangan, suara bindeng, atau sesak napas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Dengan diagnosis yang tepat, pengobatan pun bisa efektif.

Referensi

"Dealing With Excess Mucus in Your Throat? Here's Why". Health. Diakses Agustus 2025.

"What Causes Excess Mucus in Your Throat and What to Do About It. Healthline. Diakses Agustus 2025.

"What causes the overproduction of mucus in the throat?". MedicalNewsToday. Diakses Agustus 2025.

"Why Do I Have Mucus in My Throat?" MIDWESTENT CENTRE. Diakses Agustus 2025.

"Sinusitis". Harvard Health Publishing. Diakses Agustus 2025.

"Nasal Polyps". Cleveland Clinic. Diakses Agustus 2025.

"Breathing Problems in Children with Neuromuscular Conditions". Children's Hospital of Philadelphia. Diakses Agustus 2025.

"Sinus Infection (Sinusitis)" Cleveland Clinic. Diakses Agustus 2025.

"Common symptoms of a sinus infection." Medical News Today. Diakses Agustus 2025.

Share
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us