Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Penyebab Diare setelah Makan Daging Merah

Seorang perempuan tampak kesakitan saat buang air besar.
ilustrasi kesakitan saat buang air besar (IDN Times/Novaya Siantita)
Intinya sih...
  • Diare setelah makan daging bisa disebabkan oleh intoleransi atau alergi, bisa juga karena keracunan makanan.
  • Intoleransi daging merah dapat menyebabkan perut kembung, banyak gas, kram, sakit perut, hingga diare. Alergi daging merah atau sindrom alpha-gal juga bisa memicu diare setelah makan daging.
  • Masalah pada kantong empedu atau pankreas juga bisa menjadi penyebab diare setelah makan daging.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di banyak rumah tangga Indonesia, daging merah, seperti sapi atau kambing, kerap jadi menu andalan saat acara keluarga, hajatan, atau sekadar makan bersama. Namun, tidak semua orang bisa menikmatinya tanpa masalah. Ada sebagian orang yang perutnya melilit, kram, hingga diare setelah menyantap sajian daging merah.

Kalau keluhan ini muncul setiap kali makan daging merah, bisa jadi penyebabnya adalah intoleransi atau alergi terhadap daging. Namun, diare tidak selalu berarti tubuh tidak cocok dengan daging. Kadang, penyebabnya adalah keracunan makanan. Bakteri seperti Campylobacter dan Salmonella sering menjadi biang kerok keracunan makanan.

Selain itu, ada juga kemungkinan tubuh kesulitan mencerna lemak. Pada sebagian orang, kondisi ini bisa memicu gangguan pencernaan setelah makan daging merah.

Dalam artikel ini akan dibahas lebih dalam mengenai alasan daging merah bisa menyebabkan diare pada beberapa orang, sekaligus langkah yang bisa dilakukan agar tetap bisa makan daging dengan aman.

Intoleransi terhadap daging merah

Diare setelah makan daging merah juga bisa menjadi tanda adanya intoleransi. Sekilas terdengar mirip alergi, tetapi sebenarnya berbeda. Jika alergi melibatkan reaksi sistem imun, intoleransi lebih berkaitan dengan masalah pencernaan. Artinya, tubuh kesulitan memecah atau mencerna komponen tertentu dari makanan tersebut.

Ketika zat dalam daging tidak tercerna dengan baik, sisa makanan itu bisa mengiritasi lapisan usus. Akibatnya, muncullah berbagai keluhan, seperti perut kembung, banyak gas, kram, sakit perut, hingga diare. Gejala ini biasanya muncul beberapa jam setelah makan daging merah.

Untuk membantu mengenali pola intoleransi, kamu bisa mencoba membuat food diary. Catat makanan yang dikonsumsi dan gejala yang muncul setelahnya. Cara paling efektif untuk mencegah gejala tentu saja dengan menghindari daging merah. Namun, obat bebas seperti antasida kadang bisa membantu meredakan ketidaknyamanan yang timbul.

Alergi

Pada sebagian orang, diare setelah makan daging merah berkaitan dengan alergi yang disebut sindrom alpha-gal. Kondisi ini dapat muncul setelah gigitan jenis tertentu dari kutu, yang mentransfer zat gula bernama alpha-gal ke dalam tubuh. Akibatnya, sistem imun kemudian bereaksi berlebihan setiap kali mengonsumsi daging seperti sapi, kambing, atau babi.

Alergi daging ini bisa menimbulkan diare setiap kali makan, bahkan dalam jumlah sedikit. Walaupun jarang terjadi, tetapi alergi jenis ini bisa berkembang pada usia berapa pun.

Gejalanya pun berbeda pada tiap orang, mulai dari muntah, gangguan pencernaan, sakit perut, sesak napas, batuk, rasa tercekik di tenggorokan, hingga gatal-gatal di kulit. Pada kasus yang lebih berat, bisa terjadi anafilaksis, sebuah reaksi serius yang mengancam nyawa karena menyebabkan kesulitan bernapas dan syok.

Jika kamu curiga mengalami alergi daging merah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis alergi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dokter bisa memastikan diagnosis sekaligus menjelaskan pilihan penanganannya.

Yang paling penting, segera cari bantuan medis darurat bila setelah makan daging merah muncul ruam kulit, bengkak, mual, muntah, atau sesak napas. Gejala ini bisa menjadi tanda anafilaksis yang berbahaya dan membutuhkan penanganan segera.

Keracunan

Seorang laki-laki kesakitan saat buang air besar.
ilustrasi sakit saat buang air besar (IDN TImes/Novaya Siantita)

Kalau diare disertai muntah dan kram perut, penyebab yang paling sering adalah keracunan makanan.

Keracunan akibat daging merah biasanya muncul dalam waktu 2–6 jam setelah makanan dikonsumsi. Hal ini terjadi karena daging terkontaminasi organisme berbahaya, seperti bakteri, parasit, virus, atau bahkan racun yang diproduksi mikroba.

Cara terbaik untuk mempercepat pemulihan adalah dengan banyak istirahat, minum cukup cairan, dan makan makanan ringan yang mudah dicerna, misalnya biskuit tawar atau roti panggang, setelah perut mulai terasa lebih nyaman.

Umumnya, gejala keracunan makanan akan mereda dalam beberapa hari. Namun, penting untuk segera mencari pertolongan medis bila mengalami tanda-tanda berikut:

  • Diare berlangsung lebih dari tiga hari.
  • Tinja bercampur darah.
  • Demam tinggi (suhu tubuh mencapai atau melebihi 39,4 Celcius).
  • Perubahan perilaku atau kebingungan.
  • Gejala dehidrasi, seperti sangat haus, jarang buang air kecil, badan lemas, pusing, atau terasa melayang.

Masalah pada kantong empedu atau pankreas

Dalam kasus yang lebih jarang, diare setelah makan daging merah bisa jadi berkaitan dengan masalah pada kantong empedu atau pankreas. Kedua organ ini berperan penting membantu tubuh mencerna makanan berlemak, termasuk daging sapi. Jika fungsinya terganggu, makanan berlemak tidak bisa diurai dengan baik, sehingga memicu tinja yang lebih cair.

Segera temui dokter jika masalah pencernaan setelah makan daging disertai gejala lain, seperti:

  • Hilang nafsu makan.
  • Nyeri perut.
  • Tinja berminyak.
  • Penurunan berat badan.
  • Kulit dan mata menguning (jaundice).
  • Urine berwarna gelap atau tinja menjadi sangat pucat.

Gejala-gejala ini bisa menandakan adanya gangguan serius pada sistem pencernaan yang membutuhkan evaluasi medis lebih lanjut.

Daging merah bisa memicu diare karena beberapa alasan, seperti alergi, intoleransi, keracunan makanan, atau tubuh kesulitan mencerna lemak. Jika diare setelah makan daging merah terus berulang, mencatat pola makan dan menghindari daging merah bisa membantu. Namun, bila jika penyebabnya tidak jelas, sebaiknya segera buat janji temu dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Referensi

"About Alpha-gal Syndrome." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses September 2025.

"American College of Allergy, Asthma & Immunology." Meat Allergy. Diakses September 2025.

"Food Allergy vs. Intolerance: What’s the Difference?" Cleveland Clinic. Diakses September 2025.

“Food Poisoning: MedlinePlus Medical Encyclopedia,” n.d., https://medlineplus.gov/ency/article/001652.htm.

"The Digestive Process: What Is the Role of Your Pancreas in Digestion?" Johns Hopkins Medicine. Diakses September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

4 Penyebab Diare setelah Makan Daging Merah

27 Sep 2025, 08:06 WIBHealth