Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Penyebab Kesemutan di Kepala, Haruskah Waspada?

Ciri-ciri Pendarahan pada Otak (pexels.com/cottonbro)
Ciri-ciri Pendarahan pada Otak (pexels.com/cottonbro)
Intinya sih...
  • Selain pada tangan dan kaki, kesemutan juga dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya, seperti kepala. Kesemutan di kepala juga dapat memengaruhi bagian tubuh yang berdekatan, seperti wajah dan leher.
  • Kesemutan di kepala dapat disebabkan oleh migrain, infeksi sinus, dan diabetes tipe 2.
  • Penyebab lainnya termasuk infeksi bakteri atau virus, stres, cedera kepala, dan kondisi autoimun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Parestesia atau kesemutan paling sering terjadi pada tangan dan kaki. Kamu mungkin mengalami kesemutan setelah duduk dengan kaki bersilang terlalu lama atau tidur dengan tangan menopang kepala.

Kesemutan terjadi karena saraf terus mengalami tekanan. Saat kamu menghilangkan sumber tekanan, sering kali kesemutan hilang. Selain itu, cedera atau penyakit yang merusak saraf juga bisa menyebabkan kesemutan.

Selain pada tangan dan kaki, kesemutan juga dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya, seperti kepala. Kesemutan di kepala juga dapat memengaruhi bagian tubuh yang berdekatan, seperti wajah dan leher.

Ada sejumlah penyebab kesemutan di kepala. Apa saja itu? Di sini kita akan membahasnya bersama-sama.

1. Migrain dan jenis sakit kepala lainnya

Migrain memicu nyeri berdenyut di salah satu sisi kepala. Ini dapat disebabkan oleh perubahan aliran darah dan tekanan di kepala.

Migrain aura dapat menyebabkan gejala sensorik, seperti kesemutan, biasanya di wajah. Sakit kepala lain yang dapat memicu kesemutan di kepala, meliputi:

  • Sakit kepala tegang.
  • Sakit kepala cluster.
  • Sakit kepala karena mata lelah.

2. Infeksi sinus dan infeksi pernapasan

ilustrasi sistem imun lemah (pixabay.com/Luisella Planeta Leoni)
ilustrasi sistem imun lemah (pixabay.com/Luisella Planeta Leoni)

Infeksi sinus, pilek, dan flu dapat menyebabkan sinus menjadi iritasi dan meradang. Saat sinus membengkak, ini dapat menekan saraf di sekitarnya. Ketika ini terjadi, maka bisa memicu kesemutan di kepala.

Disarankan untuk menggunakan obat pilek, kompres hangat, atau terapi uap untuk membantu mengurangi peradangan dan meredakan tekanan pada saraf. Setelah tekanan hilang, sensasi kesemutan biasanya akan hilang.

3. Diabetes

Diabetes tipe 2 adalah gangguan metabolisme umum yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Seiring waktu, diabetes tipe 2 dapat merusak saraf dan menyebabkan peradangan, yang menimbulkan berbagai gejala, salah satunya kesemutan di kepala.

Pada orang dengan diabetes, kesemutan biasanya menyerang tangan dan kaki. Namun, terkadang kesemutan juga bisa terjadi di kepala dan wajah, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.

4. Infeksi bakteri dan virus

ilustrasi bakteri (pixabay.com/nadya_il)
ilustrasi bakteri (pixabay.com/nadya_il)

Beberapa jenis infeksi bakteri dan virus juga bisa memicu kesemutan di kepala dan wajah. Salah satunya ensefalitis, infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan otak.

Kesemutan di kepala juga dapat menjadi gejala transverse myelitis, suatu kondisi langka yang menyebabkan peradangan pada tulang belakang. Sebagian besar kasusnya disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri, seperti:

  • Rubella.
  • Varicella.
  • Gondongan.

5. Stres dan kecemasan

Kecemasan dan stres dapat memicu pelepasan hormon kortisol. Kadar kortisol yang tinggi selanjutnya dapat meningkatkan aktivitas otak dan aliran darah ke otak, yang dapat memicu sensasi kesemutan di kepala dan bagian tubuh lainnya.

Kesemutan akibat stres dapat diredakan dengan latihan pernapasan dan menghilangkan situasi stres. Tidur cukup dan olahraga teratur juga membantu mengurangi stres dan kecemasan. Selain itu, beberapa herbal juga bisa mengurangi gejala terkait stres.

6. Cedera kepala

ilustrasi perempuan mengalami cedera kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi perempuan mengalami cedera kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apabila bagian belakang kepala terluka, maka saraf di dalam otak dapat mengalami kerusakan. Akibatnya, kepala atau wajah mengalami kesemutan.

Ini mungkin juga menyebabkan kelumpuhan wajah, yang terjadi saat otot-otot di wajah tidak bekerja. Cedera kepala lainnya juga dapat merusak saraf di bagian luar kepala. Saat ini terjadi, seseorang mungkin akan merasakan sensasi kesemutan atau mati rasa sementara di area yang terkena.

7. Penyakit autoimun

Kondisi autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri. Terkadang, autoimun dapat memengaruhi saraf di otak, menyebabkan kepala atau wajah kesemutan. 

Beberapa kondisi autoimun yang menyebabkan kepala kesemutan, antara lain:

  • Fibromialgia.
  • Sindrom Guillain-Barré.
  • Lupus.
  • Radang sendi.
  • Sindrom Sjögren.

Kesemutan di kepala sebenarnya kurang umum terjadi dan biasanya bukan pertanda kondisi medis yang serius. Dengan pengobatan, kesemutan di kepala biasanya segera hilang. Namun, jika gejalanya intens, sering, atau disertai gejala lainnya yang tidak biasanya, sebaiknya temui dokter.

Referensi

"Tingling in Head: Causes, Treatment, and Related Conditions." Healthline. Diakses April 2025.
"What causes tingling in the head?" Medical News Today. Diakses April 2025.
"Tingling in the Head: Why It Happens and What It Means." Verywell Health. Diakses April 2025.
"Tingling in Head: 10 Common Causes & What to Do." Tua Saude. Diakses April 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us