Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
freepik.com/freepik

Orang yang minum minuman beralkohol akan mabuk pada akhirnya. Minuman beralkohol mengandung congeners, yang memberi rasa pada banyak jenis minuman dan menyebabkan mabuk. Senyawa kimia ini banyak ditemukan dalam jumlah besar minuman berwarna gelap seperti brandy dan bourbon, ketimbang minuman berwarna jernih seperti vodka dan gin.

Melansir Mayo Clinic, congeners lebih cenderung menyebabkan mabuk atau meningkatkan keparahan mabuk. Meski demikian, minum terlalu banyak alkohol jenis apa pun masih bisa membuat kamu merasa tak enak saat bangun tidur keesokan harinya.

Seperti dikutip di laman Healthline, kondisi mabuk berat ditandai dengan sakit kepala, mual, muntah, lesu, dehidrasi, gangguan tidur, detak jantung cepat, pusing, sulit konsentrasi, penurunan mood, dan mudah lupa.

Meski demikian, ada pula kondisi fisik ketika bangun tidur, rasanya seperti mabuk, padahal tidak minum minuman beralkohol sebelumnya. Ini perlu diperhatikan, karena bisa jadi itu tanda ada masalah dalam tubuh. Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebabnya.

1. Sindrom auto-brewery

chicago.suntimes.com

Sindrom auto-brewery  (auto-brewery syndrome) atau dikenal juga sebagai sindrom fermentasi usus (gut fermentation syndrome) terjadi ketika tubuh mengubah makanan manis dan karbohidrat menjadi alkohol. Penyakit langka ini bisa menyebabkan mabuk meski tidak minum minuman keras.

Banyak mikroorganisme hidup di saluran pencernaan. Dikutip dari laman Medical News Today, Candida adalah spesies jamur yang paling umum di usus. Pertumbuhan jamur yang berlebihan akan berdampak pada kesehatan seseorang.

Ragi dan jamur lainnya memakan gula dan pati dalam makanan, yang diubah menjadi energi. Proses ini juga menghasilkan limbah dalam bentuk karbon dioksida dan etanol, sejenis alkohol. Etanol yang dihasilkan oleh fermentasi jamur akan memasuki aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Orang yang memiliki sindrom auto-brewery mungkin memiliki kadar alkohol dalam darah yang tinggi setelah mengonsumsi sedikit alkohol atau bahkan tanpa alkohol sama sekali. Hal ini bisa menyebabkan gejala fisik dan psikologis yang sama seperti yang terjadi saat seseorang mabuk atau pusing.

Menurut sebuah laporan berjudul "Auto-brewery Syndrome" yang diterbitkan oleh StatPearls tahun 2020, dalam banyak kasus, sindrom ini sering disalahartikan sebagai akibat dari konsumsi alkohol, sehingga bisa menimbulkan masalah sosial dan hukum.

Bahkan setelah gejala teratasi, paparan jangka panjang terhadap etanol endogen dapat menyebabkan kecanduan dan keinginan untuk minum alkohol setelah minum.

2. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula

Editorial Team

Tonton lebih seru di