Perbedaan Baby Blues dan Postpartum Depression, Jangan Salah Lagi

- Baby blues terjadi selama beberapa jam setiap hari dan akan hilang dalam waktu 14 hari setelah melahirkan, sementara postpartum depression dapat terjadi dalam waktu 4 minggu hingga beberapa bulan setelah melahirkan, bahkan bisa sampai satu tahun.
- Postpartum depression mungkin disalahartikan sebagai baby blues pada awalnya, tetapi gejalanya lebih intens dan bertahan lebih lama.
Menjadi seorang ibu adalah sebuah peristiwa yang seharusnya membahagiakan. Sayangnya, kegembiraan memiliki buah hati bisa diikuti oleh perasaan sedih dan perubahan suasana hati. Banyak perempuan yang baru melahirkan mengalami perasaan sedih, yang merupakan salah satu gejala baby blues dan postpartum depression.
Baby blues dan postpartum depression adalah dua masalah mental yang banyak dialami perempuan tak lama setelah melahirkan. Meskipun sekilas tampak sama, tetapi keduanya adalah kondisi yang jauh berbeda.
Penting untuk bisa membedakan baby blues dan postpartum depression karena keduanya memiliki dampak dan membutuhkan penanganan yang berbeda. Kali ini, kamu akan diajak mengetahui lebih dalam perbedaan antara baby blues dan postpartum depression.
1. Garis waktu
Salah satu perbedaan utama baby blues dan postpartum depression adalah garis waktu terjadinya. Baby blues terjadi selama beberapa jam setiap hari dan akan hilang dalam waktu 14 hari setelah melahirkan.
Sementara itu, postpartum depression atau depresi pascapersalinan dapat terjadi dalam waktu empat minggu hingga beberapa bulan setelah melahirkan. Bahkan, ini bisa berlangsung hingga satu tahun.
2. Gejala

Antara baby blues dan postpartum depression juga terdapat beberapa perbedaan gejala. Seseorang dengan baby blues mungkin mengalami:
- Perubahan suasana hati.
- Mudah menangis.
- Kehilangan selera makan.
- Kesulitan tidur.
Sementara itu, perempuan dengan postpartum depression juga mengalami gejala di atas dengan tambahan gejala berikut:
- Merasa sedih, putus asa, atau kewalahan.
- Pikiran untuk menyakiti diri sendiri dan bayi.
- Merasa tidak mampu menjalin ikatan atau terhubung dengan bayi, atau merasa seolah itu milik orang lain.
- Masalah memori dan perhatian.
- Perasaan tidak berharga, bersalah, atau tidak menjadi orang tua yang baik.
3. Tingkat keparahan
Baby blues merupakan salah satu komplikasi pascapersalinan yang paling umum. Prevalensi baby blues bervariasi di seluruh dunia. Di Asia, insiden baby blues berkisar antara 26–85 persen, sementara di Indonesia insidennya diperkirakan berkisar antara 50–70 persen.
Penyebab baby blues terjadi tak lama setelah melahirkan karena setelah melahirkan, perempuan cenderung mengalami perubahan hormonal yang dapat menyebabkan kecemasan, tangisan, dan kegelisahan yang hilang dalam dua minggu pertama setelah melahirkan.
Baby blues adalah depresi ringan dan akan hilang setelah hormon sudah stabil. Kamu mungkin merasa bahagia, lalu perasaan segera berubah menjadi kecemasan dan kesedihan tak lama setelahnya.
Sementara itu, postpartum depression mungkin disalahartikan sebagai baby blues pada awalnya, tetapi gejalanya lebih intens dan bertahan lebih lama.
Postpartum depression juga dapat mengganggu kemampuan ibu dalam merawat bayi dan menangani tugas sehari-hari lainnya. Kondisi ini juga menjadi salah satu penyebab bunuh diri pada perempuan.
4. Perawatan

Mengingat baby blues dan postpartum depression memiliki gejala dan tingkat keparahan yang berbeda, perawatan keduanya juga bisa berbeda. Berikut kombinasi perawatannya:
Perawatan untuk baby blues:
- Dapatkan tidur sebanyak yang kamu bisa. Salah satunya dengan beristirahat saat bayi sedang tidur.
- Makanlah makanan yang baik. Kamu akan merasa lebih baik jika sumber bahan bakar untuk tubuhmu adalah makanan yang sehat.
- Jalan-jalan. Menikmati udara segar di luar rumah akan membuatmu merasa lebih baik.
- Jangan ragu menerima bantuan saat orang menawarkannya.
- Santai. Jangan terlalu khawatir tentang pekerjaan rumah.
Perawatan untuk postpartum depression:
Perempuan yang mengalami postpartum depression mungkin tidak ingin memberi tahu siapa pun rasa takut dan tertekan yang mereka alami setelah melahirkan. Namun, mencari pengobatan dari profesional sangat penting untuk memulihkan diri.
Jika kamu mengalami penurunan suasana hati yang tidak kunjung mereda setelah dua minggu, segera hubungi dokter. Dokter mungkin akan menyarankan konseling atau meresepkan antidepresan.
Tidak ada perempuan yang ingin mengalami baby blues maupun postpartum depression setelah melahirkan. Namun, akan lebih baik jika kamu bersiap-siap dengan keduanya. Jadi, kamu bisa segera mengidentifikasi jika nantinya mengalami gejala baby blues atau postpartum depression dan mencari perawatan.
Referensi
Henry Ford Health. Diakses pada Agustus 2024. Baby Blues Vs Postpartum Depression: How To Tell The Difference.
Medical News Today. Diakses pada Agustus 2024. Is it postpartum depression, or just baby blues?
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada Agustus 2024. Baby Blues and Postpartum Depression: Mood Disorders and Pregnancy.
Fika Fika et al., “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Baby Blues pada Ibu Nifas di RSUD Dr. H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin,” Attractivejournal.Com, October 24, 2023,
WebMD. Diakses pada Agustus 2024. Is It Postpartum Depression or "Baby Blues"?