Perbedaan HMPV dan COVID-19, Mirip tapi Tak Sama!

- HMPV menimbulkan gejala mirip flu seperti demam, batuk, dan sesak napas.
- HMPV menyerang anak-anak, lansia, dan individu dengan imunitas lemah.
- Belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi HMPV.
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Rany Monica R., SpPD
Lima tahun setelah pandemi COVID-19 yang dilaporkan menelan lebih dari tujuh juta jiwa, China kini menghadapi lonjakan kasus human metapneumovirus (HMPV).
Penyakit pernapasan ini menunjukkan gejala yang mirip flu, seperti demam, batuk, dan sesak napas. Kenaikan kasusnya juga memicu kekhawatiran akan potensi krisis kesehatan baru. Laporan media dan unggahan di media sosial menunjukkan penyebaran virus yang cepat, dengan klaim bahwa rumah sakit kewalahan menangani lonjakan kasus.
Walaupun memiliki gejala yang mirip, tetapi HMPV dan COVID-19 bukanlah virus yang sama. Lantas, apa perbedaan HMPV dan COVID-19? Berikut penjelasannya.
1. Perbedaan penyebab HMPV dan COVID-19

Meskipun HMPV dan COVID-19 menyebabkan infeksi saluran pernapasan, keduanya memiliki perbedaan signifikan.
HMPV mirip dengan RSV (respiratory syncytial virus). Virus ini termasuk dalam genus—atau kelompok ilmiah—yang sama dengan RSV (Pneumovirus). Virus ini biasanya menyerang anak-anak, lansia, dan individu dengan imunitas lemah. Infeksinya menyebabkan gejala mirip flu seperti batuk, pilek, dan sesak napas.
Sementara itu, COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, virus yang tergolong dalam genus Betacoronavirus (Beta-CoV) dalam keluarga Coronaviridae. Spektrum gejalanya lebih luas, mulai dari anosmia hingga komplikasi berat seperti sindrom distres pernapasan akut (ARDS).
2. Tingkat penularan HMPV dan COVID-19

HMPV dan COVID-19 memiliki perbedaan mencolok dalam tingkat penularannya. HMPV menyebar melalui droplet pernapasan, kontak langsung dengan individu yang terinfeksi, atau permukaan yang terkontaminasi.
Tingkat penularannya cenderung lebih rendah dibandingkan dengan COVID-19. Sebaliknya, COVID-19 terbukti memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi. Virus ini bisa menyebar melalui aerosol dan bisa bertahan lebih lama di udara, terutama di ruang tertutup tanpa ventilasi yang baik.
Selain itu, varian baru SARS-CoV-2, seperti Omicron, menunjukkan kemampuan penularan yang jauh lebih efisien dibandingkan virus pernapasan lainnya, termasuk HMPV. Hal ini juga yang menjadikan COVID-19 mampu menciptakan pandemi global.
3. HMPV belum ada vaksinnya

Salah satu perbedaan utama antara HMPV dan COVID-19 adalah ketersediaan vaksin. Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi HMPV, sehingga pencegahan hanya bergantung pada langkah-langkah umum. Ini termasuk menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi.
Di sisi lain, COVID-19 telah memiliki berbagai vaksin yang efektif, seperti vaksin mRNA dan vektor virus, yang secara signifikan mengurangi risiko keparahan dan penyebaran. Selain itu, COVID-19 memiliki opsi pengobatan yang lebih banyak, termasuk antivirus seperti Paxlovid, sementara terapi untuk HMPV masih terbatas.
Meskipun HMPV dan COVID-19 sama-sama merupakan ancaman bagi kesehatan pernapasan, tetapi perbedaannya membuat pendekatan yang berbeda. Lonjakan kasus HMPV menjadi pengingat bahwa kewaspadaan terhadap penyakit infeksi harus tetap tinggi, bahkan setelah pandemi COVID-19.
Referensi
"Human Metapneumovirus (HMPV)". Diakses pada Januari 2025. Cleveland Clinic.
"Coronavirus disease (COVID-19)". Diakses pada Januari 2025. World Health Organization.
"HMPV in China: Is human metapneumovirus similar to Covid-19? What you need to know". Diakses pada Januari 2025. The Economic Times.
Crowe, James E., and John V. Williams. “Paramyxoviruses: Respiratory Syncytial Virus and Human Metapneumovirus.” In Springer eBooks, 601–27, 2014.