Terdengar Mirip, Kenali Perbedaan Kusta dan Kista

- Kusta dan kista adalah dua kondisi medis yang sangat berbeda, baik dari penyebab, gejala, maupun penanganannya.
- Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan Mycobacterium lepromatosis. Kista adalah benjolan berisi cairan atau bahan semisolid yang biasanya tidak menular.
- Kusta dapat disembuhkan dengan antibiotik, sementara kista bisa diobati dengan cara menyedot isi kista atau pengangkatan melalui pembedahan jika diperlukan.
Kusta dan kista adalah kondisi medis yang sering tertukar karena terdengar mirip. Meskipun begitu, keduanya adalah dua kondisi medis yang sangat berbeda, baik dari segi penyebab, gejala, maupun penanganannya.
Kusta atau lepra (leprosy) merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri dan dapat merusak saraf, kulit, serta organ lainnya jika tidak ditangani. Sementara itu, kista (cyst) adalah benjolan berisi cairan atau bahan semisolid yang biasanya tidak menular dan bisa muncul di berbagai bagian tubuh.
Untuk menghindari kesalahpahaman, penting untuk memahami perbedaan mendasar antara kusta dan kista yang dijabarkan di bawah ini.
1. Definisi
Kista disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan Mycobacterium lepromatosis. Bakteri penyebab kusta tumbuh sangat lambat dan sulit dideteksi.
Kusta dapat memengaruhi saraf, kulit, mata, dan lapisan hidung. Dalam beberapa kasus, bagian tubuh yang terpengaruh dapat mengalami mati rasa atau nyeri, sehingga meningkatkan kemungkinan cedera, seperti luka dan luka bakar.
Karena sering memengaruhi penampilan, stigma yang melekat pada orang dengan kusta. Pengidapnya sering kali menghadapi isolasi dan diskriminasi sosial. Namun, sebenarnya, kusta bisa disembuhkan jika diobati dengan benar.
Di sisi lain, kista adalah kantong jaringan kecil yang berisi cairan atau nanah. Kista biasanya jinak, tetapi mungkin memerlukan pengobatan jika mengalami komplikasi. Ada banyak jenis kista. Sebagian besar bersifat jinak atau nonkanker.
2. Penyebab

Kusta adalah penyakit menular kronis yang terutama disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini diyakini menular saat seseorang menghirup droplet dari hidung dan mulut penderita kusta yang tidak diobati dan kontak dekat yang lama. Namun, kusta tidak menyebar melalui kontak biasa, seperti berjabat tangan, berpelukan, berbagi makanan, atau duduk berdampingan. Begitu pengobatan dimulai, pasien akan berhenti menularkan penyakit.
Sebagian besar kista muncul tanpa alasan yang jelas. Beberapa penyebab kista yang diketahui:
- Saluran tersumbat, yang menyebabkan penumpukan cairan.
- Cacat pada sel.
- Cedera benturan yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
- Parasit.
3. Gejala klinis
Bakteri penyebab kusta tumbuh sangat lambat. Setelah kontak dengan bakteri, mungkin butuh waktu hingga 20 tahun bagi seseorang untuk mengembangkan gejala. Gejala utama kusta meliputi:
- Kelemahan otot.
- Mati rasa di tangan, lengan, kaki, dan tungkai.
- Lesi kulit.
Lesi kulit menyebabkan berkurangnya sensasi terhadap sentuhan, suhu, atau nyeri. Lesi ini bisa bertahan setelah beberapa minggu. Lesi bisa berwarna lebih terang dari warna kulit normal atau mungkin memerah karena peradangan.
Sebagian besar kista berukuran kecil tidak menimbulkan gejala atau tanda. Namun, terkadang kista dapat dirasakan sebagai benjolan di kulit atau bahkan di jaringan di bawah kulit. Terkadang, kista mungkin terasa nyeri.
Kista yang tidak terkait dengan kulit tetapi dengan organ dalam mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun jika ukurannya kecil. Jika kista menjadi besar dan menekan organ lain atau menghalangi aliran cairan normal di jaringan seperti hati, pankreas, atau organ lain, maka nyeri atau gejala lain yang terkait dengan organ tersebut dapat berkembang.
4. Diagnosis

Dokter dapat mendiagnosis kusta dengan melakukan pemeriksaan dan menjalankan tes diagnostik, seperti biopsi kulit. Mereka mungkin mencari bercak kulit yang tampak lebih terang, lebih gelap, atau lebih merah dari kulit normal dan menentukan apakah bercak tersebut kehilangan sensasi. Selanjutnya, dokter akan mengambil sampel kulit atau saraf dan mengamatinya di bawah mikroskop untuk mencari bakteri penyebab kusta.
Kista didiagnosis melalui evaluasi fisik oleh dokter kulit. Dalam beberapa kasus, biopsi atau sampel kecil kista dapat diambil dan dikirim ke laboratorium untuk mencari sel kanker. Namun, sebagian besar kista tidak berbahaya dan dapat diabaikan kecuali jika menyebabkan masalah bagi pasien.
5. Pengobatan
Kusta diobati dengan pemberian beberapa jenis antibiotik. Pengobatan biasanya berlangsung antara beberapa bulan hingga dua tahun. Agar sembuh total, pasien harus mengikuti seluruh pengobatan sesuai arahan dokter.
Perawatan untuk kista bergantung pada penyebab yang mendasarinya dan apakah kista tersebut menyebabkan masalah. Untuk kista yang bersifat jinak biasanya tidak memerlukan perawatan. Namun, kista yang besar dapat menimbulkan gejala karena kompresi jaringan normal dan penyumbatan saluran.
Beberapa kista dapat diobati dengan menyedot isi kista melalui jarum atau kateter, sehingga kista tersebut mengempis. Kista lainnya memerlukan pengangkatan melalui pembedahan, terutama jika dokter mencurigai kista bersifat ganas.
Memahami perbedaan antara kusta dan kista sangat penting agar kamu tidak keliru dalam mengenali gejalanya maupun mencari pengobatan yang tepat. Dengan informasi yang akurat, kamu bisa menghindari stigma, memberikan dukungan yang sesuai bagi penderita, dan menjaga kesehatan diri sendiri serta orang di sekitarmu.
Referensi
"Cysts." Better Health Channel. Diakses April 2025.
"Cyst: Types and Pictures." Healthline. Diakses April 2025.
"Cyst." MedicineNet. Diakses April 2025.
"The Diagnosis and Treatment of Cysts." Short Hills Dermatology. Diakses April 2025.
"Leprosy." World Health Organization. Diakses April 2025.