Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Postpartum Psychosis?

ilustrasi depresi (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Postpartum psychosis adalah kondisi mental langka yang memengaruhi realitas seseorang, menyebabkan halusinasi, paranoia, dan delusi.
  • Penyebabnya diduga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan mental, jumlah kehamilan, kurang tidur, perubahan hormon, dan kondisi medis lainnya.
  • Postpartum psychosis merupakan gangguan kesehatan mental pascapersalinan yang paling ekstrem.

Banyak perempuan mengalami perubahan suasana hati ringan setelah melahirkan, yang dikenal sebagai baby blues. Kondisi ini umum terjadi dan biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari. Namun, postpartum psychosis sangat berbeda dengan baby blues. Postpartum psychosis adalah kondisi mental yang bersifat darurat dan harus segera ditangani.

Postpartum psychosis memengaruhi rasa realitas seseorang, yang menyebabkan halusinasi, delusi, paranoia, atau perubahan perilaku lainnya. Dalam kasus yang parah, pengidapnya mungkin mencoba menyakiti diri sendiri atau bayinya.

Kabar baiknya, kondisi ini dapat diobati, dan pengobatan dini meningkatkan kemungkinan hasil yang baik.

1. Apa itu postpartum psychosis?

Postpartum psychosis adalah penyakit mental langka namun serius yang dapat berkembang segera setelah seorang perempuan melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi langsung setelah persalinan, tetapi juga dapat muncul hingga 12 minggu setelahnya.

Psikosis mengacu pada hilangnya kesadaran akan realitas. Perempuan yang mengalami postpartum psychosis mungkin:

  • Melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata (halusinasi)
  • Merasa semua orang menentangnya (paranoia)
  • mengalami keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan (delusi)

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mungkin mengalami postpartum psychosis, penting untuk segera menemui dokter. Hal ini penting demi keselamatan ibu dan bayi. Orang yang mengalami postpartum psychosis mungkin memerlukan perawatan psikiatris khusus untuk pemulihan.

2. Gejala

ilustrasi seorang ibu menampakkan gejala depresi (freepik.com/Drazen Zigic)

Postpartum psychosis merupakan gangguan kesehatan mental pascapersalinan yang paling ekstrem. Tanda dan gejalanya sangat bervariasi, termasuk:

  • Kebingungan ekstrem.
  • Suasana hati yang tidak stabil.
  • Insomnia.
  • Ketakutan.
  • Kehilangan kontak dengan kenyataan.
  • Mengabaikan diri sendiri.
  • Mengabaikan kebutuhan atau keselamatan bayi yang baru lahir.
  • Delusi dan halusinasi.
  • Pikiran untuk bunuh diri.

3. Penyebab

Para ahli tidak tahu pasti apa penyebab postpartum psychosis. Namun, kondisi ini diduga dipengaruhi oleh kombinasi faktor, seperti:

  • Riwayat kondisi kesehatan mental. Sekitar sepertiga orang dengan postpartum psychosis juga didiagnosis dengan kondisi kesehatan mental sebelumnya. Yang paling umum meliputi gangguan bipolar, gangguan depresi mayor, dan spektrum skizofrenia.
  • Jumlah kehamilan. Postpartum psychosis lebih umum terjadi pada orang yang baru pertama kali melahirkan. Namun, bagi orang dengan riwayat postpartum psychosis, ada kemungkinan 30 hingga 50 persen bahwa itu akan terjadi lagi pada persalinan berikutnya.
  • Riwayat keluarga dengan kondisi kesehatan mental. Perempuan yang mengalami postpartum psychosis sering kali memiliki anggota keluarga dengan riwayat postpartum psychosis atau kondisi kesehatan mental terkait. Para peneliti meyakini bahwa kondisi ini memiliki hubungan genetik.
  • Kurang tidur. Kurang tidur diyakini memicu mania pada orang dengan gangguan bipolar, yang kemudian menyebabkan orang tersebut mengembangkan postpartum psychosis.
  • Perubahan hormon. Selama kehamilan hingga melahirkan, tubuh mengalami perubahan hormon yang besar. Kemungkinan, gangguan keseimbangan estrogen dan prolaktin adalah yang berperan besar menyebabkan postpartum psychosis.
  • Kondisi medis lainnya. Postpartum psychosis juga dapat terjadi karena alasan medis. Beberapa contohnya, meliputi penyakit autoimun dan inflamasi, ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan vitamin B1 dan B12, gangguan tiroid, stroke, eklamsia, dan preeklamsia.

4. Diagnosis

ilustrasi perempuan berbicara dengan ahli kesehatan mental (pexels.com/shvets production)

Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis postpartum psychosis. Dokter atau ahli kesehatan mental akan mengamati dan mengajukan pertanyaan tentang perilaku. Kamu juga akan menjalani serangkaian tes, yang mungkin meliputi:

  • Tes darah.
  • Tes urine.
  • CT scan otak.
  • MRI otak.

Tes berguna untuk memeriksa infeksi ginjal, ketidakseimbangan elektrolit, masalah hati, dan defisit vitamin atau mineral yang mungkin memengaruhi mental. Dokter juga akan memeriksa apa pun yang tidak normal dalam struktur otak.

5. Perawatan

Karena postpartum psychosis mengganggu pemahamanmu tentang realitas, kamu mungkin tidak menyadari betapa seriusnya kondisimu. Suami, orang tua, teman, atau orang terkasih lainnya mungkin adalah pihak yang pertama kali menyadari ada yang salah denganmu dan dalam hal ini mereka harus segera mencari bantuan.

Meskipun postpartum psychosis adalah kondisi yang serius, tetapi untungnya kondisi ini dapat diobati. Hanya saja, karena kondisi ini langka, para peneliti tidak memiliki banyak informasi tentang pendekatan apa yang terbaik. 

Ada beberapa pilihan perawatan:

  • Rawat inap. Dalam keadaan darurat, pasien akan diminta untuk menjalani rawat inap untuk mendapatkan pengawasan ketat. 
  • Obat-obatan. Ada beberapa jenis obat yang dapat membantu mengatasi gejala, seperti obat antipsikotik, antikejang, penstabil suasana hati, dan litium.
  • Terapi elektrokonvulsif. Terapi ini melibatkan arus listrik untuk menyebabkan kejang ringan. Ini mengganggu aktivitas otak dan dapat mengurangi atau menghentikan gejala.

Postpartum psychosis adalah keadaan darurat yang memerlukan tindakan segera. Tanpa perawatan, ibu yang baru melahirkan berisiko melukai diri sendiri atau bayinya. Namun, pasien mungkin tidak menyadari kondisinya sehingga bantuan dari pasangan dan orang terdekat diperlukan untuk segera mencari pertolongan medis.

Referensi

Cleveland Clinic. Diakses pada Agustus 2024. Postpartum Psychosis.
Healthnews. Diakses pada Agustus 2024. What Is Postpartum Psychosis: Symptoms, Risks and Treatment Options.
Pregnancy, Birth and Baby. Diakses pada Agustus 2024. Postpartum psychosis.
WebMD. Diakses pada Agustus 2024. Postpartum Psychosis: How to Deal With It.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us