Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bahaya Pakai Pemutih Berlebihan saat Bersih-bersih Pascabanjir

Larutan pemutih.
ilustrasi larutan pemutih (freepik.com/azerbaijan_stockers)
Intinya sih...
  • Pemutih rumah tangga (bleach) efektif membunuh kuman, tetapi penggunaan berlebihan atau salah dapat menyebabkan iritasi kulit, kerusakan paru-paru, hingga keracunan.
  • Risiko meningkat pada ruang tertutup, pencampuran bahan kimia, dan paparan berulang saat membersihkan rumah setelah banjir.
  • Ibu hamil, anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit paru/jantung adalah kelompok yang paling rentan sehingga perlu perlindungan ekstra.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banjir yang melanda banyak daerah di Indonesia membawa pekerjaan besar setelah air surut, salah satunya membersihkan rumah yang dipenuhi lumpur, kotoran, dan air bercampur limbah. Pemutih kerap menjadi andalan karena dianggap mampu membunuh kuman. Namun penggunaan yang terlalu banyak justru bisa berbahaya bagi kesehatan.

Pemutih rumah tangga umumnya mengandung sodium hypochlorite, bahan kimia kuat yang memang efektif sebagai disinfektan. Namun, tanpa ventilasi yang baik, takaran yang tepat, atau perlindungan diri yang memadai, uap dan residunya dapat merusak mata, kulit, dan saluran pernapasan. Dalam situasi pascabanjir, ketika orang bekerja cepat, lelah, dan lingkungan penuh kotoran, risiko paparan meningkat secara drastis.

Bahaya pemutih yang dipakai berlebihan pascabanjir

Penggunaan pemutih dalam jumlah besar atau konsentrasi tinggi dapat memicu beberapa masalah kesehatan, seperti:

  • Iritasi dan luka kimia pada kulit serta mata

Pengenceran yang kurang tepat dapat menyebabkan kulit perih, kemerahan, atau bahkan luka bakar kimia (chemical burn). WHO menyebutkan bahwa pemutih harus diencerkan dengan benar sebelum digunakan untuk sanitasi rumah.

  • Kerusakan saluran napas

Uap pemutih dapat menyebabkan batuk, sesak, dan iritasi bronkus. Paparan uap klorin dapat memperburuk asma atau menyebabkan gangguan pernapasan akut.

  • Risiko lebih besar saat pemutih dicampur bahan lain

Kesalahan umum setelah banjir adalah mencampur pemutih dengan detegjen, karbol, atau pembersih yang mengandung amonia. Reaksi kimia ini bisa menghasilkan gas kloramin atau klorin, keduanya berbahaya jika terhirup. Dilarang untuk mencampurkan pemutih dengan produk rumah tangga lain, terutama yang bersifat asam (misalnya pembersih toilet, lantai, keramik) atau mengandung amonia.

  • Paparan berulang memperparah keluhan

Bersih-bersih rumah pascabanjir bisa berlangsung berjam-jam selama beberapa hari. Paparan yang sering terhadap uap pemutih memperbesar risiko iritasi kronis pada paru-paru dan tenggorokan. Studi menunjukkan paparan jangka panjang terhadap pembersih berbahan dasar klorin meningkatkan risiko asma dan penurunan fungsi paru.

Siapa saja yang rentan?

Warga Tamiang membersihkan rumahnya dari puing-puing sisa banjir bandang, Jumat (5/12/2025).
Warga Tamiang membersihkan rumahnya dari puing-puing sisa banjir bandang, Jumat (5/12/2025) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Meski siapa pun dapat mengalami efek buruk, tetapi beberapa kelompok lebih berisiko, seperti:

  • Anak-anak, karena paru-paru masih berkembang dan lebih sensitif terhadap uap bahan kimia.
  • Lansia, terutama yang memiliki penyakit paru atau jantung.
  • Ibu hamil, karena iritasi berat dan paparan gas kimia dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan.
  • Orang yang memiliki asma atau alergi, yang bisa mengalami eksaserbasi atau serangan akut.
  • Pekerja atau relawan pascabanjir, yang terpapar pemutih dalam waktu lama dan sering bekerja di ruang berventilasi buruk.

Kelompok rentan membutuhkan perlindungan tambahan saat menangani bahan kimia pembersih.

Cara meminimalkan risiko

Berikut langkah aman jika membersihkan rumah dengan pemutih setelah banjir:

  • Gunakan takaran pemutih yang benar

Untuk sanitasi rumah pascabanjir, larutan pemutih 0,1% umumnya dianjurkan untuk permukaan rumah tangga.

Campuran: 20 ml pemutih 5% + 1 liter air (sesuaikan konsentrasi dengan produk).

  • Buka semua jendela dan pintu, ventilasi adalah kunci

Ventilasi buruk meningkatkan risiko iritasi paru dan keracunan uap.

  • Jangan pernah mencampur pemutih dengan produk lain

Terutama amonia, karbol, pembersih toilet, atau detergen kuat.

  • Gunakan alat pelindung diri sederhana

Sarung tangan karet, masker, kacamata pelindung, dan pakaian lengan panjang sangat membantu mencegah iritasi.

  • Bilas permukaan setelah disinfeksi

Tujuannya supaya residu pemutih tidak terserap kulit atau terhirup setelah mengering.

  • Jauhkan dari anak, hewan, dan orang rentan

Simpan dalam wadah tertutup, jauhkan dari panas, dan jangan biarkan anak berada di area pembersihan.

  • Hentikan penggunaan bila muncul gejala

Jika timbul sesak, batuk berat, pusing, atau iritasi mata, segera keluar dari ruangan, hirup udara segar, dan cari bantuan medis bila gejala tidak membaik.

Pascabanjir, tentu kamu inginnya rumah cepat bersih dan aman. Namun, penggunaan pemutih secara berlebihan dapat menciptakan masalah kesehatan baru, terutama bagi mereka yang sudah kehilangan banyak akibat bencana. Membersihkan dengan bijak, yaitu dengan takaran yang tepat, ventilasi yang cukup, dan perlindungan diri bisa membuat proses pemulihan lebih aman.

Referensi

"Produk Pembersih Di Rumah Tangga (PDF)." Badan POM RI. Diakses Desember 2025.

"Cleaning and disinfection of environmental surfaces in the context of COVID-19." World Health Organization. Diakses Desember 2025.

"Chlorine." CDC. Diakses Desember 2025.

"Cleaning and Disinfecting with Bleach." Diakses Desember 2025.

Olia Archangelidi et al., “Cleaning Products and Respiratory Health Outcomes in Occupational Cleaners: A Systematic Review and Meta-analysis,” Occupational and Environmental Medicine 78, no. 8 (November 24, 2020): 604–17, https://doi.org/10.1136/oemed-2020-106776.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Apakah Celana Ketat Memengaruhi Kesuburan?

06 Des 2025, 23:07 WIBHealth