Studi: Sembelit Meningkatkan Risiko Terkena Masalah Jantung

- Sembelit kronis dapat meningkatkan risiko terkena masalah jantung karena sembelit menyebabkan kamu harus mengejan saat buang air besar.
- Mengejan menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang merupakan salah satu faktor risiko masalah jantung.
Sembelit atau konstipasi adalah gangguan pencernaan yang dialami banyak orang. Sembelit bukan hanya membuat kita menjadi tidak nyaman, tetapi ternyata juga dapat meningkatkan risiko masalah jantung.
Hal ini pula yang diyakini terjadi pada mendiang Elvis Presley. Elvis memiliki riwayat sembelit kronis yang sudah berlangsung lama. Ia berusaha sekuat tenaga untuk buang air besar, yang kemudian menyebabkan serangan jantung. Setelah kasus ini, para peneliti menjadi tertarik mempelajari hubungan antara sembelit dan risiko serangan jantung.
1. Studi
Sebuah studi yang dimuat dalam AJP Heart and Circulatory Physiology tahun 2024 menyebutkan bahwa orang dengan sembelit dan tekanan darah tinggi memiliki risiko 34 persen lebih tinggi mengalami kejadian jantung—seperti serangan jantung, stroke, dan gagal jantung—dibandingkan dengan orang dengan tekanan darah tinggi namun tidak mengalami sembelit. Temuan ini menambah deretan bukti tentang hubungan antara sembelit dan masalah jantung.
Studi lain pada tahun 2020 yang dimuat dalam jurnal BMJ Open menemukan hubungan yang kuat antara sembelit dan pembekuan darah di pembuluh darah vena. Sementara itu, studi dalam jurnal Atherosclerosis tahun 2016 mengaitkan jarangnya buang air besar dengan peningkatan risiko meninggal akibat penyakit jantung.
2. Bagaimana sembelit menyebabkan serangan jantung

Sembelit kronis dapat menyebabkan kamu harus mengejan keras saat buang air besar. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan peningkatan tekanan darah.
Dalam sebuah penelitian di Jepang yang dimuat dalam Journal of Clinical Hypertension tahun 2019 yang melibatkan 10 orang lanjut usia mendapati bahwa peserta memiliki tekanan darah tinggi sesaat sebelum buang air besar dan terus meningkat selama buang air besar. Peningkatan tekanan darah ini berlangsung selama satu jam setelahnya, suatu pola yang tidak terlihat pada orang Jepang yang lebih muda.
Terdapat teori bahwa orang yang lebih tua memiliki pembuluh darah yang lebih kaku karena penebalan atau pengerasan arteri yang disebabkan oleh penumpukan plak. Jadi, tekanan darah tinggi mereka dapat bertahan selama beberapa saat setelah mengejan. Namun, pada orang yang lebih muda, tekanan darah mereka kembali normal dengan cepat karena mereka memiliki pembuluh darah yang lebih elastis.
Tekanan darah tinggi terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Risiko terkena penyakit jantung meningkat dua kali lipat ketika tekanan darah sistolik meningkat secara permanen sebesar 20 mmHg. Peningkatan tekanan darah sistolik saat mengejan ketika buang air besar dilaporkan mencapai 70 mmHg. Peningkatan ini hanya sementara, tetapi jika kamu mengejan terus-menerus akibat sembelit kronis, hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko serangan jantung.
3. Sembelit dan penyakit jantung memiliki faktor risiko yang sama
Ketidakseimbangan mikrobioma usus yang dikaitkan dengan sembelit, dapat mengganggu penghalang mukosa usus dan menyebabkan reaksi peradangan yang berkontribusi terhadap penyakit jantung. Teori lain menyatakan bahwa genetika mungkin berperan. Orang yang secara genetik cenderung mengalami sembelit memiliki risiko lebih tinggi mengalami fibrilasi atrium.
Kurangnya serat dalam makanan dapat menyebabkan sembelit sekaligus berkontribusi terhadap perkembangan penyakit jantung. Mengonsumsi cukup serat dapat meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkan berat badan, tekanan darah, dan kolesterol, yang sangat bagus untuk kesehatan jantung.
4. Faktor risiko serangan jantung

Meskipun sembelit kronis dapat meningkatkan risiko meninggal karena serangan jantung, tetapi ada beberapa faktor risiko lain yang sangat berkontribusi pada terjadinya serangan jantung:
- Usia: Laki-laki berusia 45 tahun ke atas dan perempuan berusia 55 tahun ke atas lebih mungkin mengalami serangan jantung daripada orang-orang yang lebih muda.
- Penggunaan tembakau: Seperti merokok dan terkena paparan asap rokok.
- Tekanan darah tinggi: Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak dinding arteri.
- Kolesterol atau trigliserida tinggi: Tingginya kadar kolesterol akan mempersempit arteri. Kadar lemak darah tertentu yang disebut trigliserida tinggi juga dapat menyebabkan penyempitan arteri.
- Obesitas: Obesitas dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, tingginya kadar trigliserida dan kolesterol, yang semuanya merupakan faktor pemicu serangan jantung.
- Diabetes: Diabetes yang tidak terkontrol meningkatkan risiko serangan jantung.
- Riwayat keluarga dengan serangan jantung: Jika kamu memiliki suadara, orangtua, atau kakek nenek yang meninggal akibat serangan jantung, kamu juga berisiko lebih tinggi mengalami hal ini.
- Kurang berolahraga: Kurangnya aktivitas fisik dikaitkan dengan risiko serangan jantung yang lebih tinggi. Olahraga teratur meningkatkan kesehatan jantung.
- Pola makan yang tidak sehat: Pola makan tinggi lemak dan garam meningkatkan risiko serangan jantung.
5. Apa yang dapat kita lakukan
Sembelit memengaruhi sekitar 19 persen orang di seluruh dunia yang berusia 60 tahun ke atas. Jadi, ada sebagian besar populasi yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung karena kesehatan usus mereka.
Mengelola sembelit kronis melalui perubahan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, dan memastikan hidrasi yang cukup, merupakan strategi terbaik untuk membantu meningkatkan fungsi usus dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Jadi, sembelit kronis dapat meningkatkan risiko terkena masalah jantung karena sembelit menyebabkan kamu harus mengejan saat buang air besar. Mengejan menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang merupakan salah satu faktor risiko masalah jantung. Menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mengatasi sembelit sekaligus mencegah terjadinya masalah jantung.
Referensi
Honkura, Kenji, Yasutake Tomata, et al. “Defecation frequency and cardiovascular disease mortality in Japan: The Ohsaki cohort study.” Atherosclerosis 246 (March 1, 2016): 251–56.
Ishiyama, Yusuke, Satoshi Hoshide, et al. “Constipation‐induced pressor effects as triggers for cardiovascular events.” Journal of Clinical Hypertension 21, no. 3 (February 13, 2019): 421–25.
Mayo Clinic. Diakses pada September 2024. Heart attack.
Sundbøll, Jens, Szimonetta Komjáthiné Szépligeti, et al. “Constipation and risk of cardiovascular diseases: a Danish population-based matched cohort study.” BMJ Open 10, no. 9 (September 1, 2020): e037080.
The Conversation. Diakses pada September 2024. Constipation increases your risk of a heart attack, new study finds – and not just on the toilet.
Verywell Health. Diakses pada September 2024. Constipation Is Linked to a Higher Risk of Heart Problems.
Zheng, Tenghao, Leticia Camargo Tavares, et al. “Constipation is associated with an increased risk of major adverse cardiac events in a UK population.” AJP Heart and Circulatory Physiology, August 16, 2024.