Serangan Jantung Kemungkinan Jadi Penyebab Kematian Petugas TPS

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat bahwa petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang meninggal dunia pada Pemilu 2024 telah mencapai 90 orang.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pernah mengatakan bahwa hipertensi dan jantung menjadi risiko yang paling banyak ditemukan pada petugas Pemilu 2024.
Namun, dokter mengatakan bahwa hipertensi belum tentu menjadi penyebab kematian para petugas TPS.
Kemungkinan serangan jantung

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Erwinanto, SpJP(K), FIHA, menjelaskan bahwa hipertensi bukan menjadi pembunuh langsung dalam kasus kematian petugas TPS.
"Bukan dia (hipertensi) yang membunuh. Penyebab utama atau yang membunuhnya adalah serangan jantung," ujarnya dalam konferensi pers 18th Scientific Meeting Indonesian of Hypertension (InaSH) 2024, di Jakarta, Jumat (23/02/2024).
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa ada kemungkinan mereka yang telah berpulang itu memiliki riwayat hipertensi sehingga mengalami serangan jantung.
"Tekanan darahnya yang naik membuat pecahnya plak dalam pembuluh darah. Naiknya (tekanan darah) gak tinggi, tapi plaknya pecah sehingga bisa ada kematian," dr. Erwinanto menjelaskan.
Masalah lain yang membuat orang-orang dengan hipertensi mempunyai risiko kematian adalah tekanan darah yang mencapai 180/110 mmHg, yang bisa membuat pembuluh darah di otak pecah.
Stres meningkat

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis jantung dr. Siska Suridanda Danny, SpJP(K), FIHA, juga menyebut bahwa hipertensi bukan menjadi sebab kematian utama para petugas TPS.
"Kelelahan, stres emosional, dan kurang tidur bisa meningkatkan stres hormon yang membuat pembuluh darah mengerut dan meningkatkan tekanan darah," imbuhnya.
Kalau tiba-tiba naik, maka organ akan sulit untuk mengompensasinya. Jika sudah ada penumpukan lemak akibat hipertensi, ini bica memicu serangan jantung dan stroke pada penderitanya.